TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber officinale) Dr TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber officinale) Dr. SUPRIYONO PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI UNISKA KEDIRI
Terna berbatang semu Tinggi 30 cm - 1 m Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm Bunga berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm Mahkota bunga berbentuk tabung berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm Rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga
Klasifikasi ilmiah : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Species : Zingiber officinale
Jenis jahe Jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak ) Rimpangnya lebih besar dan gemuk, berwarna kuning muda,berserat halus dan beraroma kurang tajam. Jenis jahe ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan atau minuman Jahe putih/kuning kecil (jahe sunti atau jahe emprit) Rimpangnya tergolong berukuran sedang agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam. Jenis jahe ini biasanya digunakan sebagai bahan baku makanan atau minuman Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (pedas). Jahe ini umumnya digunakan untuk bahan baku obat-obatan
Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah
Kegunaan jahe Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan dan berbagai minuman Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, sirup Jahe bisa digunakan sebagai pestisida alami Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Untuk meredakan masuk angin
Kandungan gizi dalam setiap 100 g rimpang jahe segar NO KANDUNGAN GIZI PROPORSI (BANYAKNYA) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B Vitamin C1 Air Bagian yan dapat dimakan 51,00 kal 1,50 g 1,00 g 10,10 g 21,00 mg 39,00 mg 1,60 mg 30,00 SI 0,02 mg 4,00 mg 86,20 g 97,00 % Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI, (1981)
Syarat tumbuh jahe ketinggian tempat 1.200 m dpl curah hujan 2.500 – 4.000 mm per tahun suhu udara 20 oc – 30 oc kelembaban udara 60 % - 90 % tanah gembur, subur, banyak BO dengan pH 5,5 – 7,0
TEKNIK BUDIDAYA JAHE Penyiapan bibit Penyiapan lahan Penanaman Pemeliharaan tanaman
Penyiapan bibit Cara I Patahkan rimpang menjadi potongan dengan panjang 3 – 7 cm Jemur potongan rimpang selama ½ - 1 hari Siapkan larutan bakterisida Kemas rimpang dalam karung Rendam rimpang selama kurang lebih 5 menit Jemur kembali rimpang hingga kering Kecambahkan rimpang pada peti kayu yang disusun secara berlapis dan tiap lapis di taburi abu dapur atau sekam setelah 2 – 4 minggu angkat rimpang yang telah mempunyai berkecambah sepanjang 3 – 5 cm
2. Cara II Siapkan gubug berukuran 10 x 8 m Buat bedengan – bedengan di dalam gubug dari jerami setebal 3 cm Susun rimpang jahe diatas bedengan jerami tersebut sampai ketebalan 10 cm, kemudian tutup lagi dengan jerami demikian seterusnya hingga 4 lapis dan paling atas ditutup dengan jerami penyiraman dilakukan setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida Setelah 2 minggu biasanya rimpang sudah bertunas, pilih bibit agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatahkan dengan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas
Penyiapan lahan Bersihkan lahan dari rumput – rumput liar, semak, dan kerikil Mengolah lahan sedalam 30 cm hingga gembur Kering anginkan tanah selama 2 minggu Buat bedengan dengan ukuran lebar 60 – 70 cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang menyesuaikan lahan dan jarak antar bedeng 30 – 40 cm Taburkan sekam padi sebanyak 5 ton/Ha Taburkan pupuk kandang sebanyak 5ton/Ha kemudian mencampurkannya dengan tanah lapisan atas
Penanaman Buat lubang tanam berupa alur – alur sedalam 10 – 15 cm Tanam bibit jahe pada lubang tanam yang tersedia sedalam 3 – 5 cm Timbun lubang tanam yang telah ditanami bibit jahe dengan tanah Buat alur dangkal sejauh 10 cm dari lubang tanam baik alur melingkarmaupun arah panjang mengikuti bedengan Taburkan pupuk dasar berupa pupuk SP – 36 dengan dosis 150 – 400 kg/Ha Menghamparkan mulsa jerami atau sekam padi setebal 3 – 5 cm pada permukaan tanah
Pemeliharaan tanaman Pengairan 3 – 5 hari skali (fase vegetatif) dilakukan dengan cara dileb selama 15 menit Penyulaman penyulaman dilakukan maksimal 15 hst Penyiangan dilakukan secara kontinyu Pembumbunan dilakukan pada saat jahe berumur 4 – 6 minggu, 8 – 10 minggu, 10 – 12 minggu
WAKTU DAN DOSIS PEMBERIAN Pemupukan NO JENIS PUPUK DOSIS (Kg/Ha) WAKTU DAN DOSIS PEMBERIAN 1 P. Kandang 20.000 – 30.000 Sebelum atau saat tanam 2 Urea (N) 400 – 800 Pada umur 4 – 6 mst sebanyak ¼ dosis Pada umur 8 – 10 mst sebanyak 1/3 dosis Pada umur 10 – 12 mst sebanyak sisa dosis 3 TSP (P) 150 – 400 Sebelum tanam atau saat tanam, seluruh dosis pupuk 4 KCl (K) 200 – 600 Pada umur 4 – 6 mst sebanyak ½ dosis Pada umur 8 – 10 mst sebanyak ½ dosis
Proteksi tanaman pengolahan tanah yang baik pangapuran tanah yang ber pH asam Perbaikan drainase tanah Perlakuan bibit dengan pestisida penggunaan bibit yang sehat Pencabutan bibit yang terserang HP cukup berat g. Pengaplikasian pestisida selektif h. Pelaksanaan pergiliran tanaman
Hama tanaman jahe 1. Kepik (Epilachna sp.) menyerang daun tanaman hingga berlubang – lubang. 2. Ulat penggerek akar (Dichocrosis puntiferalis) menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.
kepik Ulat penggerek akar
Penyakit tanaman jahe Penyakit layu bakeri Gejala: Mula-mula helaian daun bagian bawah menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Rimpang yg sakit berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan Pengendalian: jaminan kesehatan bibit jahe karantina tanaman jahe yg terkena penyakit pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
2. Penyakit busuk rimpang Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20 – 25 oC dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk. Gejala: Daun bagian bawah yg berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati. Pengendalian : penggunaan bibit yg sehat penerapan pola tanam yg baik penggunaan fungisida
3. Penyakit bercak daun Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka. Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3 – 5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yg terserang bisa mati. Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.
panen jahe Panen rimpang muda Ciri – ciri tanaman jahe siap panen : Tanaman jaheberumur 3,5 – 4 bulan stelah tanam Rimpangnya gemuk dan berukuran besar Tampilan rumpun masih hijau segar tetapi telah beranak banyak Bila rimpang muda dipotong atau dibelah masih belum berserat
Panen rimpang tua Ciri – ciri tanaman jahe siap panen Tanaman jahe berumur 8 – 12 bulan setelah tanam Tampilan tanaman ditandai dengan layu atau matinya batang semu,daun – daun sudah mulai menguning Rimpang jahe berukuran maksimal dan beranak banyak
Pasca panen jahe segar Kumpulkan rimpang jahe ditempat yang strategis yakni terlindung dari sinar matahari dan dekat dengan fasilitas angkutan Angkut rimpang jahe dengan karung ke tempat penampungan hasil Hamparkan rimpang jahe di lantai yang telah dialasi terpal atau anyaman bambu Bersihkan rimpang jahe dari batang, akar – akarnya atau tanah yang menempel Sortir rimpang yang busuk, rusak atau cacat dari rimpang yang baik Klasifikasikan rimpang berdasarkan varietas atau ukuran rimpang Cuci rimpang dengan air mengalir atau air yang bertekanan hinggaa rimpang bersih Kering anginkan rimpang di tempat yang teduh selama beberapa waktu hingga rimpang tidak mengandung air bekas pencucian Mengemas rimpang segar dalam kardus atau wadah lain yang berkapasitas tertentu.
Jahe siap dipasarkan