Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MASALAH KEBUTAAN DI INDONESIA
Advertisements

PSSS : Mata Merah Visus Turun
Persentasi Sistem Indra Manusia bagian [Mata]
TRAUMA TAJAM PADA MATA DAN KORPUS ALIENUM
Diskusi Topik Mata Tenang dan Visus Turun Mendadak
Arimbi,Sp.P Ilmu Penyakit Dalam FK UWK Surabaya
Nama Pasien : Ny. U Umur : 20 th Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
dr. Heri Wijanarko,M.Si Fakultas Farmasi USB
Mata Merah Visus Turun Christopher Rico | Mellisya Ramadhany | Wahyu Permatasari | Yohanes Edwin.
Rokok Bisa Tingkatkan Risiko Katarak
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENGLIHATAN
HIFEMA Evan Regar /
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
HIFEMA Evan Regar /
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
CROHN DISEASE KELOMPOK 3A Ahmad Bukhari Linda Rahayu Ningsih
PENDAHULUAN Makula: penglihatan fokus / detail  membaca, menyetir.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
G L A U K O M A Dr. Titi Aslijati, Sp.M.
Gagal Jantung Akibat Obesitas Masalah kegemukan atau obesitas nyatanya tak hanya mencederai estetika bentuk tubuh, tapi juga sejumlah fungsi organ tubuh.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
PSSS 3 Mata Tenang Visus Turun Perlahan
Diskusi Topik: ABLASIO RETINA
TRAUMA KIMIA PADA MATA Dr. ANDRINI ARIESTI SpM
Masalah 1.
Presentasi Kasus Katarak
Uveitis Posterior.
GLAUKOMA AKUT Kelokmpok 1B: Alisya Putri Hannani Desi Kartika Sari
KEGAWATDARURATAN MATA
PENGKAJIAN OFTALMIK.
KATARAK & GLAUKOMA Irma Nur Amalia, M.Kep.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLAUKOMA
PSSS 3 Mata Tenang Visus Turun Perlahan
Penyakit Mata Kerja.
Askep dengan Glaukoma Oleh kelompok 2 : 1..
Diabetik retinopati menyebabkan 4,8% kebutaan di seluruh dunia yang diderita sekitar 1,8 juta orang Kontrol secara teratur dan pengendalian gula darah.
PSSS. Kelainan Letak Bola Mata
ARDIYA REGITA PRAMESTI BIMA NAFI NURCAHYO KARMELIA SUWANTI
RETINOBLASTOMA.
Ari Kurniawan Baslan Intan Nurjanah ARI
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
PENYAKIT MATA PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT
RC PATOLOGI KLINIK ERITROSIT & LEUKOSIT
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENGLIHATAN
Pediatric Oncology Social Work
EPISKLERITIS KELOMPOK 5.
Laporan kasus Pembimbing : Dr.Retna D.Iskandar Sp.M. Oleh
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
Vulnus Laceratum & Vulnus Exoriasi
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GLOUKOMA
TRAKOMA Disebabkan mikroorganisme Chlammydia trachomatis, ditularkan melalui handuk, jari, saputangan, dsb. serta melalui lalat Menyebabkan rusaknya pelupuk.
SINDROM MARFAN DAN ACHOO
Marlina Jaya Diputri G1A012009
G L A U K O M A Dr. Titi Aslijati, Sp.M.
Glaukoma By Ronalda.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
REVIEW trauma aurikuler Pembimbing: dR.sri hening R. Sp.THT-KL
Laporan Kasus PTERIGIUM Pembimbing : dr Bagas Kumoro, Sp
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
TRAUMA ABDOMEN.
GANGGUAN BERKAITAN DEFEK PADA STRUKTUR GLAUKOMA
Kedaruratan Mata Oleh Zaenal Arifin.
Migrain Without Aura; A New Definition
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
RUPTURA SINUS MARGINALIS
Transcript presentasi:

Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian TRAUMA MATA Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian

PEMICU Seorang anak usia 8 tahun diantar orangtuanya ke klinik dengan keluhan penglihatan kanan buram sejak 3 jam yang lalu setelah terkena bola saat bermain. Mata merah dan terasa pegal.

Status Oftamologi: Mata Kanan Mata Kiri AVOD : 1/60 PH ttk AVOS : 6/7.5 S : - 0,50 TIOD : 4/7,5 TIOS : 8/7,5 Mata Kanan Mata Kiri Kornea Keruh Jernih Bilik Mata Depan Dalam, hifema ½ BMD Dalam Iris/pupil Dilatasi, RC -/- Bulat, sentral, RC +/+ Lensa Samar terlihat jernih Fundus Tidak dapat dinilai

Pertanyaan Apakah diagnosis/diagnosis diferensial kasus ini? Bagaimana patogenesis kasus di atas? Sebutkan data tambahan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa Bagaimana rencana penatalaksanaan pengobatan kasus ini? Bagaimana prognosis kasus ini?

Apakah diagnosis/diagnosis diferensial kasus ini?

DIAGnosis kerja dan diagnosis banding Hifema traumatik ec trauma tumpul Diagnosis banding: Erosi kornea

Bagaimana patogenesis kasus di atas?

Patogenesis Hifema

Hifema Akumulasi darah pada bilik mata depan Paling sering disebabkan oleh trauma tumpul pada bola mata yang mengakibatkan robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar.  darah berpindah ke bilik mata depan perdarahan pada hifema  glaucoma sekunder dan menyebabkan “blood stained retina” 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science.2007

Pada pemeriksaan tampak adanya gumpalan darah pada iris, di depan iris, tepi pupil dalam beberapa saat akan berkumpul di bilik mata depan bagian bawah akibat pengaruh gravitasi Hifema juga dapat menyebabkan mata merah akibat pelebaran pembuluh darah konjungtiva dan siliar 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science. 2007 3Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2011.

Patofisiologi Mekanisme hifema akibat trauma: robekan pembuluh darah peningkatan TIO sesaat sehingga menyebabkan ruptur pembuluh 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview#showall diakses pada 3 februrasi 2013 pukul 21.30 WIB

Klasifikasi HIFEMA: Hifema traumatik  bola, batu, pukulan tangan, mainan proyektil Hifema intraoperatif/postoperative Hifema spontan neovaskularisasi ( diabetes melitus, iskemia, pembentukan sikatrik) neoplasma (retinoblastoma) abnormalitas pembuluh darah (juvenile xanthogranuloma) 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview#showall diakses pada 3 februrasi 2013 pukul 21.30 WIB

Grading : Grade 1  darah menempati kurang dari 1/3 bilik mata depan. terdapat pada 58 % kasus Grade 2  darah menempati 1/3 – ½ bilik mata depan. Jumlah kasus 20% dari kasus hifema. Grade 3  darah menempati ½ sampai kurang dari seluruh bilik mata depan. Terjadi pada 14% kasus hifema Grade 4  darah menempati keseluruhan dari bilik mata depan, disebut juga sebagai blackball/8-ball hifema. Terjadi pada 8% kasus. 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview#showall diakses pada 3 februrasi 2013 pukul 21.30 WIB

Gambaran klinis hifema traumatik: Adanya anamnesa trauma yang terutama mengenai mata Ditemukan perdarahan pada bilik depan bola mata (diperiksa dengan flashlight) Ditemukan gangguan tajam penglihatan Ditemukan adanya iritasi konjungtiva dan perikornea Penderita mengeluh nyeri pada mata, fotofobia dan blefarospasme

Akibatnya gejala klinisnya berupa: Glaukoma Sekunder Hifema traumatik bisa menyebabkan glaukoma sekunder yang bermanifestasi pada peningkatan tekanan intra okular (TIO) akibat blokade trabekular oleh sel darah merah. Akibatnya gejala klinisnya berupa: Nyeri pada mata Nyeri kepala Fotofobia 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver.

Ukuran hifema berguna untuk menentukan komplikasi peningkatan TIO: Hifema yang melibatkan kurang dari setengah bilik mata depan  berisiko 4% terjadi peningkatan TIO dan menyebabkan visus > 6/18 pada 78% kasus Hifema yang melibatkan lebih dari setengah bilik mata depan  85% terjadi peningkatan TIO dan menyebabkan visus > 6/18 pada 28% kasus

Iridoplegia juga sering muncul pada hifema traumatik Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot sfingter/konstriktor pupil. Trauma bola mata  paralisis atau ruptur otot- otot iris  kelemahan otot  Dilatasi pupil, tidak adanya respon terhadap cahaya dan sensitif terhadap cahaya) akibat kerusakan dari otot pupil. 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science.2007

Diagnosis banding EROSI KORNEA  Terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Gejala: Nyeri akibat erosi mata berair blefarospasme lakrimasi fotofobia Penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberi pwarnaan fluorescein akan berwarna hijau

Status Oftamologi: Mata Kanan Mata Kiri AVOD : 1/60 PH ttk AVOS : 6/7.5 S : - 0,50 TIOD : 4/7,5 TIOS : 8/7,5 Mata Kanan Mata Kiri Kornea Keruh Jernih Bilik Mata Depan Dalam, hifema ½ BMD Dalam Iris/pupil Dilatasi, RC -/- Bulat, sentral, RC +/+ Lensa Samar terlihat jernih Fundus Tidak dapat dinilai

Pembahasan Mata kanan pasien mengalami penurunan tajam penglihatan Pada pasien, TIO mata kanan adalah 4/7,5 yang apabila dikonversi dengan Chart tonometer Schiotz bernilai 30, artinya terdapat peningkatan TIO. TIO mata kiri adalah 8/7,5 yang bernilai 16, artinya tidak ada peningkatan TIO Peningkatan TIO pada kanan kemungkinan disebabkan oleh glaukoma sekunder akibat trauma yang terjadi

Dari status oftalmologi mata kanan, didapatkan kekeruhan pada kornea. Di bilik mata dalam, 1/3 bagiannya ditutupi oleh hifema (akumulasi darah) Dilatasi pupil yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh iridoplegia yang sering terjadi bersamaan dengan hifema traumatik

Data tambahan yang diperlukan Bagaimanakah mekanisme terjadinya trauma? Apakah visus turun secara mendadak atau perlahan? Apakah visus pasien sebelum terkena trauma normal, atau sudah menurun? Adakah riwayat penyakit mata sebelumnya? Apakah terdapat fotofobia setelah trauma? Pemeriksaan : lapang pandang, gerakan bola mata Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2011

Bagaimana rencana penatalaksanaan pengobatan kasus ini?

Tatalaksana Hifema

Bagaimana prognosis kasus ini?

Prognosis Prognosis dari hifema traumatik sangat bergantung pada: Tingginya hifema Ada atau tidaknya komplikasi dari perdarahan atau traumanya Cara perawatan Keadaan dari penderita sendiri

Daftar pustaka Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science. Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/119016 5-overview#showall diakses pada 3 februrasi 2013 pukul 21.30 WIB Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2011. Kuhn F, Pieramici DJ. Ocular Trauma Principles and Practice.New York : Thieme Medical Publishers, Inc.2002.