“Eksistensi Dalam Persekutuan” PA Interaktif GKI Cinere Selasa, 21 Februari 2012 “Eksistensi Diri Di Tengah Kehidupan PErSEKUTUAN”
Jawab beberapa pertanyaan berikut: 1.Gambarkan setiap anggota keluarga Anda dengan 3 kata! 2.Menurut Anda, jika Anda digambarkan dengan 3 kata oleh keluarga besar Anda, apa jawab (mayoritas) mereka? 3.Sebaik apakah keluarga Anda membicarakan soal perasaan? (1-10) 4.Apa konsep “kesuksesan” menurut keluarga Anda?
Gereja Dibentuk oleh Roh Kudus (peristiwa Pentakosta, Kis 2:1-11) Gereja terdiri dari pribadi” dan keluarga” jemaat Masing-masing pribadi & keluarga itu unik Dinamika kehidupan bergereja makin “berwarna” Harus tetap berjalan bersama ke 1 tujuan
Posisi dan Peran Individu-individu Dalam Gereja (baca Galatia 3:26-29) Ay. 27, “telah mengenakan Kristus” NIV. “have clothed ourselves with Christ”. Maka yang tampak sekarang bukan “aku sebagai aku”, melainkan “aku sebagai salah satu bagian dari keutuhan umatNYA”. bnd. baju seragam? Ay. 28, “kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
Eksistensi Diri Di Tengah Kehidupan Bergereja 1.Memahami bahwa setiap orang telah dibentuk oleh keluarganya sendiri. Bagi sebagian besar orang, keluarga merupakan komunitas yang paling kuat dan paling berpengaruh bagi keberadaan pribadinya.
Eksistensi Diri Di Tengah Kehidupan Bergereja 2.Mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kuat dari lingkup lain, yang ikut membentuk kita. a. pengaruh negatif, misal: pergaulan kecanduan, pengaruh KKN, dll pelecehan sexual pornografi pengkhianatan / penolakan kegagalan kriminalitas, dll. Bagaikan akar pohon, pengaruh” ini menyerap dan mengalirkan kepahitan saat seorang pribadi bertumbuh.
Eksistensi Diri Di Tengah Kehidupan Bergereja b. Pengaruh positif, misal : - Pencapaian besar setelah lama bekerja keras. - Nilai-nilai kebenaran yang tertanam dengan cara-cara yang menyenangkan / berkesan. - Keberhasilan orang lain yang memitovasi dan menginspirasi. - Punya teman berbagi. -Apresiasi, dukungan, dll.
Eksistensi Diri di Tengah Kehidupan Bergereja 3.Memberi diri untuk diproses dalam komunitas gereja - Pribadi kita dengan keunikan masing-masing, terhisap dalam satu komunitas (gereja) dengan sebuah nama baru bagi kita : KRISTEN (pengikut Kristus). - Nama baru ini tidak menghapus masa lalu kita, tapi mendorong kita berproses ke depan bersama orang- orang lain dengan keunikan masing-masing pula.
Peter Scazzero : “Kita semua masuk ke dalam keluarga Yesus dengan tulang-tulang yang patah, luka-luka, lutut tertembak dalam perang kehidupan. Tujuan Allah adalah menyembuhkan bekas luka dan kelemahan kita. Karena itu, kita harus pergi dan ikut menyembuhkan orang lain, sebagai penyembuh-penyembuh yang pernah terluka”.
A N D A ! (? ? ?) T I N A (wanita karir; sukses) T I K A (ibu rumah tangga) T A M I (mahasiswi; korban pelecehan sexual) T O M I (lama cari kerja) T I N O (sering ditolak perempuan) T O N I (berlimpah materi) T O N O (perceraian ortu) R A P A T …….
Dalam proses itu tidak menutup kemungkinan untuk saling mencari orang yang memiliki pengalaman serupa. Kesan negatif jika membentuk kelompok- kelompok ekslusif. Positif jika saling menguatkan dan kompak memiliki kerinduan untuk menolong orang lain. Jika demikian, dalam hal apa kita diingatkan untuk “eksis” di tengah kehidupan jemaat?
Nasehat tentang hidup bersama : Filipi 2:1-11 Pikiran – pikiran kita bukan dihilangkan, tapi ditundukkan di bawah pikiran – pikiran Allah. Konsepsi tubuh Kristus: menyakiti sesama = menyakiti diri sendiri. Teladani semangat kenosis Yesus. Melayani : bagi dan bersama Yesus.
Paulus : segala sesuatu diperbolehkan, tetapi tidak segala sesuatu berguna dan membangun (I Kor 10:23). Dua hal inilah yang menjadi kriteria dilakukannya “boleh-tidak”-nya sesuatu dilakukan di tengah jemaat. Maka eksis-lah untuk melakukan SEGALA hal yang berguna dan membangun jemaat, sekalipun hal itu sangat sederhana!
Eksistensi Diri Di Tengah Kehidupan Bergereja 4.Menjadi Penabur sekaligus Penuai Penabur untuk hal yang satu dan penuai untuk hal yang lain, atau : penabur dan penuai untuk hal yang sama. Melalui : - kesediaan mendengarkan - kesediaan terlibat persekutuan, kesaksian, pelayanan - memberi nasehat dan teladan - menolong secara fisik, maupun spiritual (memotivasi) - membantu memberdayakan potensi sesama - regenerasi struktural (libatkan, dampingi s/d mandiri) - terlibat dalam pertumbuhan iman di kelompok kecil - kebersamaan yang mengeratkan, dll.
Eksistensi Diri di Tengah Kehidupan Bergereja : 1. Memahami bahwa setiap orang telah dibentuk oleh keluarganya sendiri. 2. Mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kuat dari lingkup lain, yang ikut membentuk kita. 3. Memberi diri untuk diproses dalam komunitas gereja. 4. Menjadi Penabur sekaligus Penuai.