Kuliah ke 3 HPI FHUI Oleh: Gemala Dewi, SH., LL.M
Menurut Yusuf Qardhawi: 1. Komprehensif - utk individu dlm keluarga - utk keluarga dlm masyarakat - utk masyarakat dan bangsa dlm lingkungnnya - utk muslim diantara masyarakat agama lainnya (ahlulkitab maupun paganis). 2. Realistis tdk mengabaikan kenyataan (realita) dlm setiap yg dinyatakan halal/haram ataupun yg ditetapkan dlm hukum bagi individu, kluarg, masyarakat, negara, dan seluruh umat manusia. Hk Islam cendrung kpd kemudahan dan keringanan sesuai situasi dan kondisi.
“ia [hukum,pen.]tidak ditetapkan hanya untuk seorang individu tanpa keluarga,dan bukan ditetapkan hanya untuk satu keluarga tanpa masyarakat,bukan pula untuk satu masyarakat secara terpisah dari masyarakat lainnya dalam lingkup umat islamdan tidak pula ditetapkan hanya untuk satu bangsa secara terpisah,dari bangsa-bangsa dunia yang lainnya,naik penganut agama ahlulkitab maupun kaum penyembah berhala(Paganis).
Ia[hukum,pen].tidak mengabaikan kenyataan (realita)dalam setiap apa yang dihalalkan dan yang diharamkannya dan juga tidak mengabaikan realita ini dalam setiap apa yang ditetapkannya dari peraturan dan hukum bagi individu,keluarga,masyarakat,negara, dan seluruh umat manusia.
Terdapat berbagai pandangan mengenai pembagian/pengelompokan aspek-aspek hukum dalam Islam. Misalnya: Mustafa A. Az-Zarqa, Abdul Wahab Khalaf, H.M. Rasyidi dan H.M. Daud Ali. Pada Prinsipnya mereka, maisng-masing membagi Hk Islam bidang Muamalah ke dalam tujuh bidang (aspek hukum).
NoNoNoNo Musthafa A. Az-Zarqa Abdul Wahab Khalaf Abdul Wahab Khalaf M. Daud Ali 1 Hk Ibadat (Hk Perbadatan) Ahkamu’l Ahwali Asy- Syakhsiyyah (Hk Keluarga) Al-Munakahat Al-Munakahat (Hk Perkawinan & Kekeluargaan) 2 Al-ahwal Asy- Syakhshiyah Al-ahwal Asy- Syakhshiyah (Hk Keluarga) Ahkamu’l Madaniyah (hk Perdata) Al-Wirasah (Hk Kewarisan) 3 Al-Muamalat (Khashah) (Hk Kebendaan & Hk perjanjian) Ahkamu’l Jinaiyah (Hk Pidana) Al-Mu’amalah (Hk Benda dan Hk. Perikatan)
4 As-Siyasah Asy- Syar’iyah (Hk Tata Negara) Al-Ahkamu’l-murafa’at (Hk Acara) Al-Jinayat (Hk Pidana) 5Al-Jinayat (Hk Pidana Ahkamu’d-dusturiyah Hk Perundang- undangan Al-Ahkam As- Shulthaniyat (HTN) 6As-Siyar (Hk Antarnegara) Ahkamu’d-dauliyah(Hk-Ketatanegaraan)As-Siyar (Hk Internasional) 7Al-Adab (Hk Sopan santun) Ahkamu’l-Iqtishadiyah (Hk Ekonomi & harta) Al-Mukhasamat (Hk Acara)
1. Asas Ilahiyah 2. Asas Kebebasan (Al-Hurriyah) 3. Asas Kesetaraan (Al-Musawah) 4. Asas Keadilan (Al-’Adalah) 5. Asas Kerelaan (Al-Ridha) 6. Asas Kejujuran (Ash-Shidq) 7. Asas Tertulis (Al-Kitabah).
1. Asas Ilahiyah Kegiatan Muamalah tidak akan luput dari ketentuan Allah dan nilai-nilai ketauhidan. Sehingga, manusia tidak bisa berbuat sekehendak hatinya dan penuh tanggung jawab. “Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Hadid/57: 4)
Asas Kebebasan (Al-Hurriyah) Syariat Islam memberikan kebebasan utk melakukan akad dg bentuk & isi yg disepakati sepanjang tidak brtentangn dg Syariat. Akibat hkm tiap akad ditentukn oleh ajaran agama. Kebebasan tsb tdk absolut, artinya bhw segala sesuatu di bidang mu’amalah boleh dilakukan (mubah) sampai ada dasar hukum yg melarangnya.
Dasar Hukum: 1. Q.S. Al-Maidah:1, Q.S. Al-Hij/15:29 2. H.R. Al. Bazar dan At-Thabrani. “ Apa-apa yg dihalalkan Allah adalah halal dan apa-apa yg diharamkan Allah adalah haram, dan apa-apa yg didiamkan dimaafkan. Maka terimalah dari Allah pemaafanNya. Sungguh Allah itu tdk melupakan sesuatu pun”. 1. Kaidah Fikih “Asa sesuatu adalah boleh sampai ada dalil yg menunjukkan keharamannYA”.l
3. Asas Kesetaraan (Al-Musawah) Bhw tiap manusia memiliki kesempatan yg sama untuk melakukan perikatan, sehingga penentuan atas hak dan kewajiban masing- masing para pihak harus didasarkan pada asas persamaan dan kesetaraan, meskipun tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan (Q.S. An-Nah (16) : 71.. Dasar dari asas ini adalah QS. Al-Hujurat (49) ayat 13.
4. Asas Keadilan (Al-Adalah) Sikap adil ditekankan Allah SWT dlm bnyk ayat Qur’an: a. QS. 52:25: Telah diturunkan Rasul membawa kitab dan neraca agar manusia melaksanakan keadilan. b. QS. 7:29: “ Tuhanku menyuruh spy berlaku adil” c. QS. 5: 8: agar menjadi saksi dg adil, jangan kebencian membuat tdk adil, krn adil itu lbh dekat pd taqwa.
5 Asas Kerelaan. - Dlm perikatan hrs didasari oleh suka sama suka, tdk boleh ada tekanan dan paksaan, penipuan dan mis-statement. - Bila hal itu dilanggar mk dpt dibatalkan, karena mrpk kebatilan. Q.S. an-Nisa (4) : 29.
6. Asas Kejujuran & Kebenaran (As-Shidq). Kejujuran dlm perikatan hrs dilakukan, krn dpt menimbulkan perselisihan. Ketidak jujuran dpt merusak legalitas periktn tsb. QS. 33: 70: mewajibkan org yg beriman utk bertakwa dan berkata benar. Perkataan benar adalah yg membawa manfaat, shg t’hindar mudharat yg menghasilkan pemborosan. Q. 17: 27.
7. Asas Tertulis (Al-Kitabah). Perikatan hendaknya dibuat scr tertulis, dihadiri oleh saksi-saksi. Mrpk tanggung jwb individu baik bg para pihak maupun bg para saksi. Jika perikatan tdk scr tunai, mk boleh dipegang barang jaminan. QS. Al-Baqarah (2):