PENDAHULUAN IKANINGTYAS,SH.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hubungan HI dan Hukjum Nasional
Advertisements

HUKUM INTERNASIONAL Oleh Setyo widagdo, SH
Hierarki dalam Hukum Internasional
KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA
PENGHORMATAN DAN PELAKSANAAN ATAS PERJANJIAN INTERNASIONAL
TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
PROBLEMATIKA HUKUM.
Hukum internasional PENGERTIAN : Hukum Internasional :
AZAS-AZAS HUKUM INTERNASIONAL
SANKSI PELANGGARAN HUKUM PERANG
INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL
Dalam Hukum Internasional
Hukum Internasional.
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER Oleh : W A R I D I.
Prinsip-Prinsip dalam Hukum Humaniter
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK DAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
PENGERTIAN, TEORI DAN KARAKTERISTIK HI
PENGERTIAN UMUM HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL Oleh : Riyadi, S.Pd, MM.
KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA
PENDAHULUAN IKANINGTYAS,SH.
INSTRUMEN HAM INDONESIA
Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional
Fachrizal Afandi, S.Psi., SH., MH
Warga Negara 1 Hak asasi pribadi (personal rights) 2 Hak asasi ekonomi (property rights atau harta milik) 3 dan perlakuan yang sama dalam keadilan.
dalam Sistem Peradilan Pidana
BAHASA HUKUM KETATANEGARAAN
Hukum Perikemanusiaan Internasional
Konvensi Jenewa IKANINGTYAS.
MANFAAT KRIMINOLOGI DAN VIKTIMOLOGI BAGI HUKUM PIDANA
DR.Eva Achjani Zulfa,SH,MH
Pengakuan Negara / State Recognition
KASUS Pelanggaran HAK ASASI MANUSIA
PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM RELASI HUKUM DAN KEKUASAAN SERTA DALAM MENGHADAPI ISU-ISU GLOBAL Kelompok 10 Anesta Ebri Dewanty
“CONSTRAINTS ON THE WAGING OF WAR: An Introduction to International Humanitarian Law” USMAR SALAM.
Kuliah Hukum Perdata: Sebuah Pengantar
PENGANTAR HUKUM HUMANITER
MK: Hukum Humaniter Internasional Jur HI UGM
CONSTRAINTS on the WAGING of WAR Chapter 1: Introduction
KONFLIK NON INTERNASIONAL
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Pengertian & Relevansi HHI dalam Studi Hubungan Internasional
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
BAB 5 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL
The Hague, Geneva, New York
Pengertian, Sejarah & Sumber-sumber HHI
The protocols of 1977.
INTERNATIONAL HUMANITARIAN LAW APAAN TUH ? 1.LAWS OF WAR ARE THE RULES OF LAW OF NATIONS RESPECTING WARFARE (LAUTERPACHT, 1955) 2. THE LAWS OF WAR.
SUMBER HUKUM HUMANITER
HAK ASASI MANUSIA KELOMPOK GANJIL KELOMPOK GANJIL.
INSTRUMEN HAM INDONESIA
Instrumen HAM Modern.
HUKUM INTERNASIONAL Pada hakikatnya keberadaan hukum internasional mutlak diperlukan dalam rangka menjamin kelancaran tata pergaulan internasional. Hukum.
Peristilahan dan Definisi
HUKUM INTERNASIONAL.
PERBANDINGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL.
Pengakuan Negara / State Recognition
PENGERTIAN-PENGERTIAN UMUM HUKUM TATA NEGARA
Dalam Hukum Internasional
Sistem Hukum Indonesisa ( bahan 12 ) Bahan 12 Sistem Hukum Indonesia
KEADILAN DALAM BISNIS Berbagai paham dan teori mengenai keadilan :
BAB I PENDAHULUAN Pengertian Hukum Pidana
HUKUM INTERNASIONAL.
LAMBANG. FUNGSI LAMBANG IDENTITAS PENGENAL … (NEGARA, ORGANISASI, KLUB, AKTIVITAS, PERUSAHAAN, DSB)
Transcript presentasi:

PENDAHULUAN IKANINGTYAS,SH

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL HI PRIVAT HI PUBLIK HHI

Kontrak belajar AWAL KULIAH PUKUL …. MEKANISME KULIAH CERAMAH DISKUSI PRESENTASI NDIVIDU ATAU KELOMPOK PENILAIAN TI UTS T2 UAS

literatur Bahan bacaan Artikel Konvensi jenewa I, II, III, IV PROTOKOL TAMBAHAN I DAN II DSB

DEFINISI Perkembangan Istilah Laws of War (Hukum Perang) Laws Of Arms conflict (Hukum Sengketa Bersenjata) International of Humanitarian Law Applicable in Armed Cnflict Istilah ini lahir sekitar tahun 1970-an dengan diadakannya Conference of Government Expert on the Reaffirmation and Development in Armed Conflict pada tahun 1971.

Pengertian Jean Pictet : “International humanitarian law in the wide sense is constitutional legalprovision, whether written and customary,ensuring respect for individual and his well being.” Geza Herzeg : “ Part of the rule of public international law which serve as the protection of individuals in time of armed conflict. Its place is beside the norm of warfare it is closely related to them but must be clearly distinguish from these its purpose and spirit being different.” Mochtar Kusumaatmadja: “Bagian dari hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan perlindungan korban perang, berlainan dengan hukum perang yang mengatur perang iu sendiri dan segala sesuatu yang menyangkut cara melakukan perang itu sendiri.”

Prof Mochtar Kusumaatmadja memberikan pembagian hukum perang yaitu sebagai berikut : Jus ad bellum, yaitu hukum tentang perang, yaitu hukum yang mengatr dalam hal bagaimana negara dibenarkan menggunakan kekerasan senjata Jus in bello, yaitu hukum yang berlaku dalam perang (hukum yang mengatur cara dilakukannya perang yang biasanya disebut hague laws, dan hukum yang mengatur perlindungan orang-orang yang menjadi korban perang)

Esbjorn Rosenbland : “The law of armed conflict berhubungan dengan permulaan dan berakhirnya pertikaian; pendudukan wilayah lawan; hubungan pihak yang bertikai dengan negara netral. Sedangkan Law of Warfare ini antara lain mencakup : metoda dan sarana berperang, status kombatan, perlindungan yang sakit,tawanan perang dan orang sipil.” S.R Sianturi :“Hukum yang mengatur mengenai suatu sengketa bersenjata yang timbul antara dua atau lebih pihak-pihak yang bersengketa, walaupun keadaan sengketa tersebut tidak diakui oleh salah satu pihak.“ Panitia tetap hukum humaniter, departemen hukum dan perundangundangan merumuskan sebagai berikut : “Hukum humaniter sebagai keseluruhan asas, kaedah dan ketentuan internasional, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang mencakup hukum perang dan hak asasi manusia, bertujuan untuk menjamin penghormatan terhadap harkat dan martabat seseorang.”

Jadi HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL adalah Semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan kebiasaan internasional yang bermaksud untuk mengatasi segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu pertkaian bersenjata internasional maupun non-internasional. hukum tersebut membatasi atas dasar kemanusiaan, hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk menggunakan beberapa senjata dan metode perang tertentu, serta memberikan perlindungan kepada orang yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena akibat pertikaian senjata

Para penentang HHI menganggap Hukum perang tidak mungkin disusun, sebab perang tidak dapat diatur, perang hanya dapat ditiadakan Hukum perang tidak perlu ada karena dalam praktik pasti akan dilanggar Perang sudah ditiadakan, jadi hukum perang tidak ada lagi Karena perang sudah ditanyakan bertentangan dengan hukum, pembahasan hukum perang tidak logis

Perkembangan HHI Zaman Kuno Abad Pertengahan Abad Modern

Tujuan HHI Memberikan perlindungan terhadap kombatan maupun penduduk sipil dari penderitaan yang tidak perlu (unnecessary suffering). Menjamin hak asasi manusia yang sangat fundamental bagi mereka yang jatuh ke tangan musuh. Kombatan yang jatuh ke tangan musuh harus dilindungi dan dirawat serta berhak diperlakukan sebagai tawanan perang. Mencegah dilakukannya perang secara kejam tanpa mengenal batas. Disini yang terpenting adalah asas kemanusiaan. Memunkinkan dikembalikannya perdamaian

HHI dan HAM ALIRAN INTEGRATIONIS Aliran integrationis berpendapat bahwa sistem hukum yang satu berasal dari hukum yang lain. Dalam hal ini, maka ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu Hak asasi manusia menjadi dasar bagi hukum humaniter internasional, dalam arti bahwa hukum humaniter merupakan cabang dari hak asasi manusia 2. Hukum Humaniter Internasional merupakan dasar dari Hak Asasi Manusia, dalam arti bahwa hak asasi manusia merupakan bagian dari hukum humaniter. Pendapat ini didasarkan pada alasan bahwa hukum humaniter lahir lebih dahulu daripada hak-hak asasi manusia. Jadi secara kronologis, hak asasi manusia dikembangkan setelah hukum humaniter internasional.

ALIRAN SEPARATIS Aliran separatis melihat Hak Asasi Manusia dan Hukum Humaniter Internasional sebagai sistem hukum yang sama sekali tidak berkaitan, karena keduanya berbeda. Perbedaan kedua sistem tersebut terletak pada : 1. Obyeknya Hukum Humaniter Internasional mengatur sengketa bersenjata antara negara dengan kesatuan (entity) lainnya; sebaliknya hak asasi manusia mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negaranya di dalam negara tersebut. 2. Sifatnya Hukum Humaniter Internasional bersifat mandatory a political serta peremptory. 3. Saat berlakunya Hukum Humaniter Internasional berlaku pada saat perang atau masa sengketa bersenjata, sedangkan hak asasi manusia berlaku pada saat damai.

ALIRAN KOMPLEMENTARIS Aliran Komplementaris melihat Hukum Hak Asasi Manusia dan Hukum Humaniter Internasional melalui proses yang bertahap, berkembang sejajar dan saling melengkapi. Salah seorang dari penganut teori ini adalah Cologeropoulus, dimana Ia menentang pendapat aliran separatis yang dianggapnya menentang kenyataan bahwa kedua sistem hukum tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni perlindungan pribadi orang. Hak asasi manusia melindungi pribadi orang pada masa damai, sedangkan hukum humaniter memberikan perlindungan pada masa perang atau sengketa bersenjata. Aliran ini mengakui adanya perbedaan seperti yang dikemukakan oleh aliran separatis, dan menambahkan beberapa perbedaan lain, yaitu :

Dalam pelaksanaan dan penegakan Hukum humaniter menggantungkan diri pada atau menerapkan sistem negara pelindung (protecting power). Sebaliknya hukum hak asasi manusia sudah mempunyai aparat mekanisme yang tetap, tetapi ini hanya berlaku di negara-negara Eropa saja, yaitu diatur dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa. Dalam hal sifat pencegahan Hukum humaniter internasional dalam hal kaitannya dengan pencegahan menggunakan pendekatan preventif dan korektif, sedangkan hukum hak asasi manusia secara fundamental menggunakan pendekatan korektif, yang diharapkan akan mempunyai efek preventif.