JOURNAL OF PLANT PROTECTION RESEARCH Vol. 52, No. 2 (2012)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Advertisements

Pengaruh Alelopati Eucalyptus camaldulensis Dehnh pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Tomat Jurnal Oleh: Ramona Kartika Pendidikan biologi.
The 7th Team present Background:rochmatsukabis.wordpress.com
PENGORGANISASIAN KELAS
Pertanian Berlanjut Aspek Budidaya Pertanian “Carrying Capacity”
BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN
Pengendalian Hama Terpadu
Aplikasi dari SPC untuk Mutu Manajemen di Pendidikan Teknis
PEMBANDINGAN BERGANDA (Prof. Dr. Kusriningrum)
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Praktikum Tingkah Laku Hewan “Dominance-Discovery Trade-Offs”
LATIHAN SOAL DATA TUNGGAL
MANTA TOW.
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (POPT)
Transpirasi Tumbuhan Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi.
Biokontrol.
Prinsip-Prinsip EKOLOGI-EKOSISTEM WIDIWURJANI
PEMBIASAN PADA LENSA CEMBUNG
Kelompok 5B IKMA 2010 Risyad Indra Syahrial
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
Hama tanaman Pengertian hama bukan sebagai individu, namun dalam konteks populasi Tujuan mempelajari populasi : Mengetahui pengertian populasi, kepadatan,
PERUMUSAN MASALAH PENDEKATAN IMPACT POINT
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
DRA HARTIN ABDULLAH, M.Pd
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
PENGARUH KOTORAN TERNAK TERHADAP PERTUMBUHAN LABU SIAM (Sechium edule)
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
PENGENDALIAN HAMA Amalia Nadifta Ulfa (H )
Kultur organ tumbuhan Departemen Biologi
Devi Nuraini A Dian Rahayu Dwi Agustiyanto Edi Kurniawan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012.
Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim:
PENGENDALIAN HAYATI PNH 3300, SKS 2/1   Semester II, Tahun Akademik 2013/2014 Ruang: Perikanan A4.304, Pukul   Dosen: Prof. Dr. Ir. F.
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
MANAJEMEN PENGENDALIAN OPT
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pemuliaan tanaman menyerbuk silang
Dasar ekologi dan Lingkungan hidup
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EKOLOGI PANJI HIDAYAT, M.Pd
PENGUATAN KONSEP EKOLOGI TANAMAN
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pengembangan Formulasi Insektisida Nabati Berbasis Ekstrak Tanaman
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Potensi Limbah Lumpur Minyak Kelapa Sawit dengan Pseudomonas fluorescens dalam Menekan Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit (Ganoderma sp.)
UJI PEMANFAATAN BAKTERIOFAGE SEBAGAI
PERAKITAN TEKNIK PENGENDALIAN Xanthomonas oryzae TERBAWA BENIH PADI
Serangga dan Pertanian
Integrated Pest Management (IPM)
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
II. PRINSIP DASAR PHT 1.Pemahaman Ekosistem Pertanian
I. PENDAHULUAN Stem et al
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
STUDI DAYA HANTAR LISTRIK PADA BENIH MELON ( Cucumis melo L
KEANEKARAGAMAN HAYATI
III.MONITORING DAN TEKNIK PENGAMATAN
Pengertian Pertanian terpadu
KELOMPOK 5A IKMA 2010 Debby Prima Cintya
MANAJEMEN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EKOLOGI PERTANIAN KELOMPOK Q1.
Study Kasus Pemberantasan Hama Lalat Buah Dengan Teknik Serangga Mandul di PATIR BATAN.
Control of Plant Disease
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN
Disusun Oleh: 1. Fitriani C 2. Putri Yulian Edwart C 3. Rena C
Pengaruh stress kekeringan terhadap kandungan klorofil tanaman Gomphrena globosa MINI RISET Kelompok 7A 2012.
DOSEN PEMBIMBING : SITI UMI KALSUMI ST. M,Eng
SUMBER DAYA ALAM BAGI HEWAN
Departemen Proteksi Tanaman
MANAJEMEN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
This presentation uses a free template provided by FPPT.com KONSEP BIOKONTROL PENGENDALIAN OPT Wiwit Probowati, S.Si.,
Transcript presentasi:

JOURNAL OF PLANT PROTECTION RESEARCH Vol. 52, No. 2 (2012) INTERAKSI ANTARA ORGANISME BERMANFAAT DALAM PENGENDALIAN TUNGAU Tetranychus urticae (KOCH.) Żaneta Fiedler Institute of Plant Protection – National Research Institute, Department of Biological Control , Władyslawa Węgorka 20, 60-318 Poznań, Poland JOURNAL OF PLANT PROTECTION RESEARCH Vol. 52, No. 2 (2012) Muhamad Subhi NIM S611208018

PENDAHULUAN Dalam ekosistem alami, peristiwa pengelolan hama menggunakan biota lain terjadi. Dalam aplikasi untuk pertanian, tujuannya adalah untuk secara efektif mengelola populasi organisme menguntungkan dan mengelola kemampuan mereka untuk mengurangi aktivitas hama dalam lingkungan. Namun efektivitas agen-agen hayati tidak selalu seperti yang diharapkan. Untuk pengendalian hayati hama tungau di rumah kaca, musuh alami tersedia secara komersial

TUJUAN Dengan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat interaksi antara organisme bermanfaat dalam pengendalian hama (Khususnya hama Tungau) yang sejalan dengan Program Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)

BAHAN & METODE Percobaan dilakukan dalam laboratorium Tungau dibesarkan dan disediakan oleh Institut Perlindungan Tanaman - National Research Institute, Poznań, Polandia Predator Amblyseius swirskii digunakan bersama- sama dengan P. persimilis. Predator A. Degenerans digunakan dengan A. Californicus 30 tungau Tetranychus urticae ditempatkan pada daun tomat ditutupi dengan kertas saring yang dibasahi dalam cawan petri (berdiameter 9 cm). Setelah infestasi tomat dengan tungau, predator dimasukkan pada 10 ulangan : 10 individu predator secara terpisah, 5 predator individu (dua spesies) bersama-sama, dan kontrol (hama saja)

Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap hari selama 2 minggu setelah perlakuan Setiap kali pengamatan jumlah hidup dan mati hama dan predator dicatat Satu cawan petri berisi daun tomat dengan tungau dan predator per perlakuan Semua percobaan dilakukan dalam cawan petri pada 25 °C Data yang dikumpulkan dianalisis varian dengan Uji Freeman-Tukey

HASIL & PEMBAHASAN Tabel 1. Rata-rata % dari populasi P. persimilis dan A. swirskii setelah diberi predator (bersama-sama atau secara terpisah) untuk mengurangi tungau Tetranychus urticae (kondisi laboratorium) Jumlah P. Persimilis menurun ketika predator ini digunakan bersama-sama dengan A. Swirskii Amblyseius swirskii kompetitif dengan populasi P. persimilis dalam mengendalikan tungau

Tabel 2. Jumlah populasi tungau setelah diberi predator (terpisah atau bersama-sama) pada hari terakhir pengamatan Ketika digunakan bersama-sama untuk mengendalikan dua-spot tungau maka tingkat kematian tungau 86% Predator digunakan secara terpisah kurang efektif terhadap hama (kematian sekitar 60%) Artinya Interaksi antara kedua predator menunjukkan ‘kerjasama’ yang positif untuk mengendalikan hama tungau

Tabel 3. Jumlah populasi tungau setelah diberi predator (terpisah atau bersama-sama) pada hari terakhir pengamatan Efektivitas predator A. degenerans dan A. californicus bila digunakan bersama-sama mencapai 72% untuk mematikan tungau Jika A. californicus saja menunjukkan efikasi yang tinggi dalam mengendalikan dari semua tahap dua-spot tungau. Organisme menguntungkan ini menyebabkan 66% kematian setelah 15 hari introduksi sementara A. Degenerans hanya menyebabkan 44%

KESIMPULAN Bahwa A. Californicus lebih lambat dari P. persimilis, dan kedua spesies predator mengkanibal telur dan anakan ketika jumlah tungau rendah Bahwa interaksi antara organisme menguntungkan dalam pengendalian hama sangat penting Interaksi merupakan faktor yang sangat diperlukan dalam program PHT

TERIMA KASIH