ATURAN KULIAH : 1.Tidak boleh pakai sandal jepit

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH DARA DARI STADIUM PEDET DILAHIRKAN – DISAPIH – DARA -BERANAK LAJU PERTUMBUHAN.
Advertisements

Pemilihan dan Pemeliharaan Ternak Sapi
Ilmu Produksi Aneka Ternak
PENYAKIT PADA SAPI PERAH
II. PEMELIHARAAN SAPI DARA
Flushing : Peningkatan makanan pada babi betina / dara yang dikawinkan
Dr. Ina Hernawati, MPH Direktur Bina Gizi Masyarakat
PERENCANAAN PRODUKSI TERNAK DOMBA DAN KAMBING
TITIK KRITIS MANAJEMEN BUDIDAYA PETERNAKAN SAPI POTONG
FMIPA Universitas Negeri Medan
ANALISA PEMELIHARAAN Contoh analisa usaha sapi perah dengan 5 ekor induk 1. Biaya bibit 5 ekor x Rp Rp Kandang Rp
USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI PERAH
PENDAFTARAN DAN LEBELISASI PAKAN
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
PERTUMBUHAN Pertumbuhan merupakan phenomena komplek, dimulai ketika sel telur dibuahi sampai ternak mencapai ukuran dewasa. Perkembangan adalah proses.
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
BAYU WIANTO Kelas E No. Absen 33 NIM
Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong
REPRODUKSI SAPI PERAH A. ESTRUS DAN PUBERTAS
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
MANAJEMEN TERNAK PERAH
TEKNOLOGI BUDIDAYA TERAK AYAM DRH. ROSMAWATY SAOENI,MP
MANAJEMEN TERNAK BABI.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPOSISI DAN PRODUKSI SUSU
SUB SEKTOR PETERNAKAN.
MANAJEMEN TERNAK PERAH
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KELAHIRAN DAN KESULITANNYA
PENYEDIAAN DAGING NASIONAL
PEMBIBITAN SAPI POTONG
AIR.
Manajemen pemeliharaan pada pedet
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
MANAJEMEN PEJANTAN By Setyo Utomo 2013.
Bangsa-Bangsa Sapi dan Kerbau.
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
MANAJEMEN TERNAK POTONG
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
Tata Laksakna Pengawinan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara
Budidaya Ternak Sapi Pedaging
Ada 2 jenis cegukan, yaitu :
DANA MANDASARI ZELIKA DEWI NIM : KELAS:E
2. MANAJEMEN REPRODUKSI BABI
POLA PRODUKSI Klasifikasi ternak sapi Berdasarkan jenis kelamin :
PERTUMBUHAN Lanjutan ….
MANAMENT PEMELIHARAAN SAPI PERAH
TITIK KENDALI KRITIS DAN ANALISIS BAHAYA
Manajemen Sapi Perah Ideal
Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah Bunting
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
Beternak Itik Secara Intensif
POTENSI PRODUKSI dan KEMAMPUAN ADAPTASI LINGKUNGAN PADA SAPI DAN KERBAU Surotul Khikma Chindya Rista sari Devi Navalia
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
Oleh :.
PEMELIHARAAN TERNAK SAPI
SISTEM PRODUKSI SAPI PERAH
PARTURATION, PARTUS, DELIVERY, MISE BAS
PROGRAM KESEHATAN Resisten Penyakit pada Ternak Desain Fasilitas
PROFIL PETERNAKAN SAPI PERAH DI JAWA TIMUR TH 2008
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
Cuci tangan merupakan SARAN KESEHATAN YANG PALING SEDERHANA, namun efektif untuk menangkal serangan bakteri, kuman, atau virus penyebab penyakit. Sayangnya,
Good Dairy Farming Practices
Transcript presentasi:

SISTIM KULIAH MANAJEMEN TERNAK PERAH SEMESTER III – JURUSAN PETERNAKAN UMM ATURAN KULIAH : 1.Tidak boleh pakai sandal jepit 2.Tidak diperkenankan pakai kaos tanpa krah leher 3.Dosen terlambat 15 menit berarti kuliah diganti jadwal dan mhs terlambat 30 menit tunggu di luar ruang kuliah. SISTIM PENILAIAN : a. Praktikum (1 SKS) bobot 30%.misal ….nilai 70 x 30% = 2,1 b. Aktivitas kuliah (2 SKS) bobot 70% terdiri dari : 1. Tugas : bobot 30%, misal…..nilai 70 x 30% = 2,1 2. Midel test: bobot 20%, misal…..nilai 70 x 20% = 1,4 3. Final test : bobot 50%, misal…..nilai 60 x 50% = 3,0 Nilai akhir = praktikum + aktivitas kuliah = 2,1 + (6,5 x 70%) = 6,6

BUKU ACUAN : Diktat dasar ternak perah Dairy Production Biochemistry domestic production : Riis Management Dairy Lactation Biologi laktasi : Wikantadi Manajemen Ternak Perah Jurnal/internet

MATERI KULIAH : I.Pendahuluan : Perkembangan Usaha Sapi Perah dan Pengertian Manajemen Usaha sapi Perah II.Pemeliharaan Pedet III.Pemeliharaan Sapi Dara IV.Pemeliharaan Sapi Induk V.Pemeliharaan induk laktasi dan penanganan air susu VI.Pengelolaan Reproduksi VII.Midel Test VIII.Menyusun Pakan Sapi Perah IX.Upaya Optimasi Penggunaan Pakan Sapi Perah X.Pemuliaan dan Pengelolaan Sapi Perah Jantan XI.Sanitasi dan Pengenalan Penyakit pada Sapi perah XII.Recording pengelolaan sapi perah XIII.Analisa Usaha sapi perah (pedet, dara, laktasi) XIVDiskusi Tugas XVDiskusi Tugas XVIFinal Test

Tugas : Survey ke peternak sapi perah Catat : Pakan Produksi susu Harga susu Biaya pemeliharaan/ekor/hari (pedet, induk kering, induk laktasi) Populasi Dokumentasi Permasalahan

Tugas : 1.Pemberian susu pada pedet 2.Penanganan kembung danmencret pada pedet 3.Pemberian pakan pada pedet 4.Pemeliharaan sapi dara 5.Pemeliharaan induk bunting 6.Pemeliharaan induk laktasi 7. Teknik pemerahan dengan mesin pemerah Daftar isi Kata Pengantar Kajian Pustaka Kesimpulan Daftar Pustaka (internet, jurnal)

PENDAHULUAN Peternakan sapi perah di Indonesia sejak abad ke 19 oleh Belanda Pada jaman penjajahan Jepang terbengkalai dan akhirnya dipelihara oleh rakyat pada tahun 1949 tumbuh organisasi yang membina peternak yaitu Gabungan Petani Peternak Sapi Perah Pengalengan (GAPPSIP). Sekarang dalam wadah GKSI Kondisi persusuan 2009 : terjdi penurunan harga susu mulai awal 2009 (Rp.500 -600/lt)

Produksi susu segar (90%) dihasilkan oleh usaha rakyat (2 – 3 ekor/peternak) dan umumnya menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk koperasi susu 70% lebih masih mengandalkan impor Jumlah 90.000 peternak dan menyerap tenaga kerja cukup besar di atas 250.000 jiwa sewajarnya pemerintah melindungi peternak sapi perah. Dukungan pemerintah dalam agribisnis persusuan : (1) gerakan minum susu mulai tahun 1970-an (2) gerakan Koperasi Susu dalam wadah GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) tahun 1979 (3) memberi kesempatan investasi industri pengolahan susu dan tahun 1979 tercatat 7 pabrik besar yang mengolah susu segar. Titik awal perkembangan pemasaran susu dimulai dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama tiga menteri tahun 1982 yang sekaligus menjadi entry point dalam pengembangan koperasi persusuan di Indonesia. (mewajibkan semua Industri Pengolah Susu (IPS) untuk menyerap susu dari peternak rakyat).

Perkembangan persusuan hanya 5%/tahun. Lambatnya perkembangan ini akibat kurang mendukungnya kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani. Pasca dicabutnya kebijakan wajib serap susu lokal oleh IPS membuat terjadinya kehancuranpersusuan nasional akibat pemerintah menandatangi LOI dengan IMF, sehingga IPS bebas menggunakan bahan baku melalui impor susu (bea masuk bahan susu 0%). Harga susu impor saat ini lebih murah (Rp.2300/ltr dan peternak Rp.2500/liter)

Jika asumsi tahun 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai 240 juta orang, laju pertumbuhan penduduk 1,5% per tahun serta laju pertumbuhan sapi perah 10% per tahun akan dihasilkan susu 750.000–800.000 ton per tahun total konsumsi susu tahun 2010 akan mencapai 2.400.000 ton per tahun untuk mencapai “Indonesia Kolam Susu“ harus diproduksi bibit sapi perah sebanyak 100 ribu ekor, sehingga diperoleh angka ideal populasi susu sapi perah sebanyak 500.000– 600.000. Orang Indonesia, rata-rata mengkonsumsi susu hanya 4 kilogram/ perkapita/ tahun Target tingkat konsumsi susu mencapai 12,5 kg/tahun, atau setara konsumsi gizi 1,0 gram per kapita/tahun.

Kendala Pengembangan Usaha Sapi Perah : 1. SDM peternak dan aparat 2 Kendala Pengembangan Usaha Sapi Perah : 1.SDM peternak dan aparat 2. Masalah Teknis 3. Masalah Modal : bunga bank mahal 4. Kelembagaan MANAJEMEN USAHA SAPI PERAH Arti Seni : kemampuan secara alami Ilmu : kemampuan dlm proses (memelihara, mengolah dan pengawasan) Keberhasilan Manajemen Usaha Sapi Perah : 1. Segi Produksi : a. Produksi/ekor tinggi : > 15 ltr/ekor/hr. b.Pedet yang dihasilkan dari setiap induk dapat tumbuh dengan baik dan normal sampai dengan lepas sapih. c.Produksi hijauan tersedian sepanjang tahun (kontinyu). 2.Segi Reproduksi: Setiap induk beranak setiap tahun dengan calving interval kurang dari 14 bulan. Semua aspek reproduksi (masa kosong, service/ conseption, conception rate, umur pertama kawin dan beranak). Selalu tersedia replacement stock dengan umur dan bobot yang seragam.

2.Ekonomi: 3.Fasilitas: tingkat keuntungan perekor selalu diperoleh. Tenaga kerja di gunakan secara efisien. Penggunaan modal dilakukan secara tepat terhadap unit-unit produksi. Kualitas produk selalu dapat dipertahankan sehingga mempunyai nilai jual tinggi. 3.Fasilitas: mengadakan fasilitas dalam jumlah memadahi dan efisien dalam pemakian. Penempatan perkandangan diatur secara strategis dan sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan dan penggunaan recording dari setiap kegiatan dilakukan secara teratur sehingga mempermudah evaluasi.

seorang manajer usaha sapi perah dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal: 1.Meningkatkan mutu genetik sapi-sapi yang dipelihara. 2.Berusaha mengefisiensikan pakan yang diberikan. 3.Berusaha menjaga kuantitas dan kualitas produksi susu. 4.Berusaha menjual produksi susunya dengan harga maksimal. 5.Mampu mengelola dan mengefisiensikan tenaga kerja. 6.mampu menjalin kerjasama sesame peternak, dinas terkait dan lembaga lainya.

Sikap dan kepribadian yang dituntut oleh seorang manajer usaha sapi perah : 1.Memiliki rasa sayang terhadap ternak sapi perah yang 2.Teguh, rajin dan tekun bekerja sehingga tidak mengenal hari libur. Karena ternak adalah barang hidup yang perlu perhatian intensif dan terus-menerus. 3.Bijaksana dan pengalaman dalam berbagai tindakan.

PEMELIHARAAN ANAK SAPI untuk replacement meningkatkan kualitas sapi yang ada lebih baik membesarkan pedet dari turunan unggul sendiri Angka kematian anak sapi dapat mencapai 20% kesehatan, pemberian pakan, pemberian susu, perkandangan Upaya Pedet yang Dilahirkan Sehat kebuntingan paling tidak 7 bulan diperhatikan

Pertumbuhan dan perkembangan dari kelenjar susu (pertumbuhan dan perkembangan sel-sel sektoris dan ductus-ductusnya). Bobot lahir lebih dari 30 kg Penanganan Pedet yang Baru Dilahirkan Menjelang kelahiran induk dipisahkan Alas jerami kering atau goni kering agar hangat kelahiran yang normal 30 menit Bila belum lhr :dibantu Caranya: pegang kaki depan yang sudah keluar dengan kedua tangan. Tarik perlahan-lahan seirama dengan perejangan induk sampai pedet keluar. Jangan sekali-kali melakukan penarikan paksa.

Proses kelahiran dipicu karena sekresinya ACTH dari kelenjar pituitary anterior pedet. ACTH selanjutnya akan memicu tersekresinya hormone steroid dari bagian cortex adrenal pedet. Corticosteroid ini masuk ke sirkulasi darah induk dan merangsang plasenta untuk mensekresikan PGF2-alpa yang menghambat sekresi progesterone (hormon yang memelihara kebuntingan). PGF2 ini akan merangsang oksitosin yang menyebabkan kontraksi uterus.

a. Periode Persiapan Periode ini bisa berlangsung beberapa jam 10-14 jam, bahkan bisa lebih. Periode ini ditandai dengan kelenjar air susu (kolostrum), vulva membengkak dan keluar lender, daerah pinggang melegok, induk berjalannya perlahan, tidak tenang dan menyendiri. b. Periode Pembukaan Servix Kontraksi uterus dan cairan foetus mempunyai daya untuk membuka servix. Pada periode ini terasa sakit (Dolores) yang berlangsung setiap 15-20 menit. Semakin lama servix membuka semakin lebar dan berlangsung sekitar 3-6 jam. c. Periode Pengeluaran Foetus Pada periode ini foetus berada di pelvis inlet. Kantong amnion bergerak melewati vagina dan menggantung di vulva yang disebut “water bag”. Perejanan yang terus menerus menyebabkan kaki foetus di water bag. Akhirnya kantong ini pecah karena desakan kaki foetus. Kepala foetus di labia, yang keluar biasanya moncong dahulu. Dengan tekanan yang kuat akhirnya dada foetus keluar, disusul panggul dan kaki belakang dan akhirnya feotus keluar.

d. Periode Pengeluaran Plasenta Kontraksi uterus tetap berjalan setelah kelahiran untuk mengeluarkan plasenta dan pembungkus foetus. Plasenta secara aktis sudah terlepas sejak periode kedua dan disempurnakan pada periode ketiga. Karena adanya tekanan dan uterus, membrane dan plasenta foetus akhirnya terlepas dan keluar lewat vulva. Bila dalam waktu 12 jam plasenta tidak keluar, sebaiknya dibantu dikeluarkan melalui palpasi.

Langka peertama setelah pedet lahir, adalah membersihkan lendir yang ada dimulut dan hidung pedet agar tidak mengganggu pernafasan bulunya yang basah oleh lender seceptnya dikeringkan pemotongan tali pusar Setelah kuat berjalan, selanjutnya pedet dipisahkan pada kandang tersendiri diberi susu kolostrum harus dilakukan terutama 24 jam pertama

komposisi kolostrum buatan adalah sebagai berikut: 0,5 liter susu murni dan hangat 1 sendok teh minyak ikan 1 butir telur Retensi Plasenta (60 – 90% pd induk sapi perah) : Cara penanganan induk setelah mengalami retensi adalah dengan irigasi uterus menggunakan antibiotik yang memiliki daya kerja luas tetrasiklin dikombinasikan dengan benzidamin

ATURAN PEMBERIAN SUSU PADA PEDET : Umur (minggu) Susu Segar (Lt/ hari) Konsentrat (Kg/ Hari) Air Hijauan 1 Kolostrum - 2 4 0,1 Ad-lib 3 0,2 5 0,3 0,4 6 0,5 7 0,6 8 0,7 9 1,0 10 1,2 11 1,3 12 1,5 13

Menjaga Kesehatan Pedet Pedet sehat : bulu mengkilap dan halus, lincah, efektif ini terlihat apabila akan diberi minum susu atau pakan, tidak lesu dan mata terlihat cemerlang. Pedet sakit terlihat: lesu, bulu kusut, pada bulu ekor terlihat kotor, mata sayu dan tidak ada gairah di saat akan diberi susu atau pakan . Pengelolaan Lain-lain 1.Identitas Pedet Identifikasi diri akan terkait dengan produksi, reproduksi dan kesehatan ternak, identifikasi diri dengan pemberian nomor pada telinga (ear tag) atau tattoo.

2.Mencegah Pertumbuhan Tanduk pada Pedet a.Cara pencegahan tumbuhnya tanduk adalah sebagai berikut: Bulu di sekitar kuncup tanduk dicukur yang bersih. Disekeliling kuncup, diolesi dengan vaselin Tetasi bagian kuncup tadi secara hati-hati dengan bahan kimia NaOH. Hindarkan pedet tersebut dari jilatan sapi-sapi yang lain dan jangan dimandikan selama 1 minggu. Penghilangan Tanduk (dishorning) :dipotong setelah umur 1 bulan dg dicukil.

Penyakit yang sering menyerang pedet adalah: 1.Diare/ Mencret Gejala mencret pada pedet terlihat: mata mengantuk, kotoran berwarna kuning dan putih dengan bau yang sangat menyengat melekat pada ekornya, nafsu makan dan minum menurun Pengobatan : hentikan pemberian susu selama 24 jam, beri minum air hangat dicampur elektrolit (1 liter air dicampur dengan 5 gram garam dapur halus, 2,5 gram NaHCO3 dan 50 gram glukosa).

2.Pneumonia Penyakit radang paru-paru ini disebabkan oleh bakteri. Gejalah : pedet terlihat batuk-batuk, keluar ingus dari hidung, demam, sulit bernafas dan nafsu makan menurun. Penanganan apabila pedet yang sudah sakit adalah ditempatkan pada kandang yang hangat dan pemberian antibiotik secara rutin. 3.Kembung Kembung biasanya akibat salah dalam pemberian pakan, Pemberian susu biasanya hangat tiba-tiba diganti dingin, terlalu banyak mengkonsumsi hijauan dg kadar air terlalu tinggi (misalnya digembalakan di pagi hari sebelum embun hilang) atau legume

Usahakan harus secepatnya untuk mengeluarkan gas yang dalam perut, yaitu diberi pil kembung atau pemberian minuman alkohol (sprite) dan konsultasikan dengan dokter hewan. 4.Parasit Saluran Pencernaan (Cacing) Cacing yang sering menyerang pedet : cacing giling menginfeksi usus lambung, cacing pita dan cacing hati yang menginfeksi hati. Pedet yang terserang cacing : badan kurus, perutnya buncit, bulu kasar dan tidak mengkilat serta mudah dicabut. Tindakan pencegahan dengan cara melakukan program pencacingan secara teratur untuk memotong siklus cacing.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan pedet adalah 1.Kandang dan semua peralatan yang berhubungan dengan pemeliharaan dengan pedet harus bersih, alas kandang harus sering diganti dan terhindar dari pengaruh angin langsung. 2.Disediakan lapangan rumput untuk exercise dan mendapat sinar matahari. Lapangan ini sebaiknya tidak digunakan menggembala sapi-sapi dewasa untuk menghindari tertularnya penyakit dari induk kepada pedet. 3.Di dalam kandang disediakan air minum yanag bersih. Karena pedet setelah umur 2 minggu atau lebih tidak cukup dengan minum air susu saja. 4.Menjaga kesehatan agar terhindar dari infeksi bakteri virus maupun cacing. 5.Pemberian susu sesuai umur dan pakan tambahan yang cukup.