KELOMPOK V / KELAS 2A NAMA: PEMBAHASAN: AYU ROSITA SARI ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Evaluasi KD 5.2 START.
Advertisements

METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah, memerlukan bermacam macam data statistik untuk dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan,
Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri
PERTEMUAN KE Pengertian Tabel I-O 2. Jenis Transaksi Tabel I-O.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
SUBDIT STATISTIK HARGA PRODUSEN
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
Klasifikasi/Pengelompokan/ Penggolongan/Stratifikasi
Kuliah Lapangan Pertemuan ke 8.
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-5.
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
SISTEM NERACA NASIONAL & PDB/PDRB
PELAKU EKONOMI PERTEMUAN 10.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ekmakro08-ittelkom-mna
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Bab 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Produk Domestik Regional Bruto
Berita Resmi Statistik
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan national Pertemuan 9.
BERITA RESMI STATISTIK
PERKIRAAN EKONOMI MAKRO
Berbagai Istilah Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
STIE DEWANTARA ASPEK EKONOMI & SOSIAL Studi Kelayakan Bisnis, Sesi 8.
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
ARUS PERPUTARAN EKONOMI
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Penghitungan Pendapatan Nasional
PENDAPATAN NASIONAL.
Penghitungan Pendapatan Nasional
Beberapa istilah pendapatan nasional
Pengantar ekonomi makro
PELAKU – PELAKU EKONOMI
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
PERTEMUAN KE-9 PENDAPATAN NASIONAL & MODEL PEREKONOMIAN
PENDAPATAN NASIONAL Teori Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan.
PELUANG INVESTASI KOTA SINGKAWANG
GDP & NATIONAL INCOME Pertemuan 3.
PELAKU – PELAKU EKONOMI
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
GROSS DOMESTIC PRODUCT
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Chapter 21: Perhitungan Pendapatan Nasional
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
I. MASALAH-MASALAH DALAM PEREKONOMIAN
Bab 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
MK. PIE BY: TRIANI RW, S.PD., M.PD.
Ekonomi Makro Perekonomian nasional -
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL.. DISUSUN OLEH : ADETYA CHANDRA MAHENDRA ERVIANA IFFARIANI FRANS YESEKEL P.TANJUNG MITA MUTIARA MUTIA KHANZA RIDHO YUGMA PRAMESWARI.
03 PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR PENDAPATAN NASIONAL
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG 2018
SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
EKONOMI MAKRO Pertemuan 3 IVAN AKMAL NUR, M.EP JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PERADABAN 2016.
Bab 2 Data, Variabel, dan Indikator Ekonomi Makro
MEMAHAMI ILMU EKONOMI Nuryana Haprin. Teori Ekonomi Mikro Teori Ekonomi Mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil.
Transcript presentasi:

KELOMPOK V / KELAS 2A NAMA: PEMBAHASAN: AYU ROSITA SARI (11.6575) DEDE RAHMAT ZEGA (11.6603) MARYAMA Y. M. (11.6777) THERESA NOVALIA (11.6927) PEMBAHASAN: KLASIFIKASI SEKTOR LAPANGAN USAHA “5. BANGUNAN DAN KONSTRUKSI”

PDB/PDRB I. KONSEP DAN DEFINISI Nilai produksi dikurangi dengan biaya antara PDB/PDRB I. KONSEP DAN DEFINISI Nilai Tambah Nilai Tambah Bruto PDRB atas dasar harga pasar PDRB atas dasar biaya faktor Penyajian PDRB menurut Klasifikasi sektor lapangan usaha Merupakan hasil dari proses produksi yang terdiri dari komponen: ( a ) pendapatan faktor ( b ) penyusutan barang modal tetap ( c ) pajak tak langsung netto Dimana: Pendapatan Faktor terdiri dari upah & gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan PTL netto= PTL-subsidi Nilai Tambah Netto= NTB-penyusutan Jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah 2. SECARA NASIONAL Untuk pengumpulan data secara nasional, BPS melakukan penyesuaian dari ISIC disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. BPS menerbitkan Klasifikasi Lapangan Usahan Indonesia (KLUI) yang menjadi pegangan bagi pengumpulan statistik di Indonesia. Klasifikasi sektor yang dipakai terdiri dari 9 sektor sebagai berikut: Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Restoran, dan Perhotelan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan , Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan Jasa- jasa 1. SECARA INTERNASIONAL PBB menerbitkan publikasi berjudul International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC), yang membagi lapangan usaha dalam 10 sektor: Pertanian. Mencakup tanaman bahan makanan, perkebunan peternakan, kehutanan dan perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan dan Konstruksi Perdagangan besar dan eceran, Restoran dan Perhotelan Pengangkutan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Usaha Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Jasa Swasta (Jasa Sosial, Hiburan dan Perorangan) Kegiatan yang belum jelas batasannya PDRB atas dasar harga pasar-PTL netto

PDB/PDRB II. METODE PENGHITUNGAN Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan (more…) 1. Metode Langsung a. Pendekatan Produksi b. Pendekatan Pendapatan c. Pendekatan Pengeluaran 2. Metode Tidak langsung Metode Alokasi (more…) 1. Pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral ADHK a. Teknik indikator ganda (more…) b. Teknik indikator tunggal i. Metode deflasi (more…) ii. Metode ekstrapolasi (more…) 2. Pendekatan untuk menghitung PDRB menurut penggunaan ADHK (more…)

PDB/PDRB III. PENYAJIAN TABEL POKOK PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (lihat contoh) Atas Dasar Harga Konstan (lihat contoh)

Atas Dasar Harga Konstan Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan cara: Revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar. Cara ini adalah mengalikan kuantum pada tahun yang berjalan dengan harga tahun dasar. Hasilnya adalah nilai atas dasar harga konstan. 2. Ekstrapolasi atas nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum. Cara ini adalah mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100. 3. Deflasi atas suatu nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga. Cara ini adalah membagi nilai tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100. Back to METODE

Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode alokasi pendapatan regional propinsi adalah menghitung pendapatan regional kabupaten/kota dengan cara mengalokir angka pendapatan regional propinsi untuk tiap-tiap Kabupaten/Kota dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas: Nilai produksi bruto atau neto Jumlah produksi pisik Tenaga kerja Penduduk, dan Alokator lainnya yang dianggap cocok untuk daerah tersebut. next

Metode Alokasi (lanjutan) Back to METODE

Teknik indikator ganda Pada cara ini perkiraan atas dasar harga konstan untuk masing-masing nilai produksi dan biaya antara dibuat secara terpisah. Penghitungan dapat dilakukan dengan cara revaluasi. Cara ekstrapolasi atau dengan cara deflasi. Setelah itu, akan dihasilkan NTBk dengan rumus sebagai berikut: NTBk = NPk - NBAk Back to METODE

Teknik indikator tunggal Back to METODE

Pendekatan untuk Menghitung PDRB Menurut Penggunaan ADHK Dalam hal PDRB menurut penggunaan, perkiraan atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dengan cara mendeflasi nilai atas dasar harga berlaku dari berbagai komponen pengeluaran dengan indeks harga yang sesuai. Misalnya indeks harga yang sesuai untuk masing-masing komponen tersebut adalah indeks harga konsumen untuk konsumsi rumah tangga, indeks harga perdagangan besar untuk konsumsi pemerintah dan perdagangan antar daerah, dan indeks harga perdagangan besar barang-barang investasi untuk pembentukan modal bruto. Back to METODE

PENYAJIAN PDB/PDRB TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN/KOTA MENURUT LAPANGAN USAHA, ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2000-2003 (… RUPIAH) Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 (1) (2) (3) (4) (5) PERTANIAN Tanaman Bahan Makanan … Dst PERTAMBANGAN & PENGGALIAN . 9. JASA-JASA   Y11 Y21 Y91 Y12 Y22 Y92 Y13 Y23 Y93 Y14 Y24 Y94 PDRB ∑Yi1 ∑Yi2 ∑Yi3 ∑Yi4 Back to PENYAJIAN Sumber:

PENYAJIAN PDB/PDRB TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN/KOTA MENURUT LAPANGAN USAHA, ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2000-2003 (… RUPIAH) Lapangan Usaha 1993 1994 1995 1996 (1) (2) (3) (4) (5) PERTANIAN Tanaman Bahan Makanan … Dst PERTAMBANGAN & PENGGALIAN . 9. JASA-JASA   Y11 Y21 Y91 Y12 Y22 Y92 Y13 Y23 Y93 Y14 Y24 Y94 PDRB ∑Yi1 ∑Yi2 ∑Yi3 ∑Yi4 Back to PENYAJIAN Sumber:

KLASIFIKASI SEKTOR LAPANGAN USAHA “5. BANGUNAN DAN KONSTRUKSI”

Sektor Bangunan Perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain Kontraktur umum Kontraktur khusus Kegiatan konstruksi di wil domestik suatu daerah Unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai

Ruang Lingkup dan Definisi Kegiatan konstruksi Pembuatan Pembangunan Pemasangan Perbaikan (berat atau ringan)

Ruang Lingkup dan Definisi Jenis konstruksi Bangunan tempat tinggal Bangunan bukan tempat tinggal Jalan Jembatan Pelabuhan (laut, udara) Terminal Monumen Dam Instalasi jaringan listrik Gas Air Jaringan Komunikasi Bangunan lainnya

Ruang Lingkup dan Definisi Sub kontraktor yang mengerjakan sebagian dari suatu pekerjaan yang lebih besar juga diklasifikasikan sebagai sektor konstruksi. Pemasangan instalasi listrik dari suatu gedung Pemasangan saluran telepon Pemasangan pipa minyak Pembuatan pondasi Unit-unit yang terutama melakukan kegiatan konstruksi untuk perusahaan induknya dan dapat melaporkan data dari semua kegiatannya secara terpisah

Metode Estimasi Pendekatan Produksi (more...) Pendekatan Pendapatan Pendekatan Arus Barang (Commodity Flow)

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Pendekatan ini dipakai untuk memperoleh nilat tambah sektor bangunan dengan cara output sektor tersebut dikurangi biaya antaranya. Output sektor (more...) Biaya antara (more...) Nilai tambah sektor bangunan

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Untuk mengestimasi output sektor: Alternatif 1 Meneliti perusahaan bangunan/konstruksi yang berdomisili di suatu daerah Alternatif 2 Meneliti perusahaan bangunan/konstruksi yang membangun/mengerjakan proyek-proyek di daerah tersebut

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Alternatif 1 Output didefinisikan sebagai jumlah nilai pendapatan dari seluruh perusahaan konstruksi yang bertempat tinggal didaerah tersebut tanpa memperhatikan apakah kegiatan/proyeknya didalam atau diluar daerah itu Alternatif 2 Output didefinisikan sebagai jumlah nilai seluruh bangunan/konstruksi yang dikerjakan didaerah tersebut, tanpa memperhatikan lokasi perusahaan itu berada

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Output dari kegiatan konstruksi pada suatu tahun atas dasar harga berlaku adalah nilai semua pekerjaan yang telah dilaksanakan disuatu daerah selama tahun tersebut tanpa memperhatikan bangunan yang dikerjakan tersebut sudah selesai atau belum

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Jenis Bangunan Tahun/Periode Pembuatan 1990 1991 1992  A. Bangunan Tempat Tinggal B. Bangunan Kantor C. Jalan Tol D. Irigasi

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Output kegiatan produksi tahun 1991 Nilai Bangunan Tempat Tinggal Tahun 1991 Nilai Bangunan Kantor Tahun 1991 Nilai Jalan Tol Tahun 1991 Nilai Bangunan Irigasi Tahun 1991 Back to PENDEKATAN PRODUKSI

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Biaya antara sektor bangunan terdiri dari nilai pemakaian barang dan jasa yang telah digunakan dalam melakukan kegiatan selama satu tahun kalender. Secara umum dapat digolongkan sebagai: Bahan-bahan lain: Alat tulis untuk keperluan administrasi Jasa-jasa Sewa alat Ongkos-ongkos lainnya Bahan pokok/baku untuk bangunan Bahan penolong Bahan bakar

Metode Estimasi: Pendekatan Produksi Nilai output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan bisa diperkirakan dengan: Metode Ekstrapolasi Ekstrapolator: indeks banyaknya perusahaan/tenaga kerja Metode Deflasi Deflator: indeks harga perdagangan besar (IHPB)