Jaringan Komputer Agung Brastama Putra Pertemuan 10
Pembahasan Konsep Dasar Static Routing dan Dynamic Routing Software Simulasi Jaringan dengan Boson
Konsep Dasar Sistem penomoran IP digunakan sebagai identitas logical sebuah terminal(host) di jaringan. Sedangkan subnetting adalah mekanisme membagi jaringan menjadi sub2 jaringan yang lebih kecil dengan cara kerja sama dengan jaringan, namun skalanya diperkecil
IP address sebenarnya terdiri dari network-id dan host-id Konsep routing sebenarnya adalah suatu proses membuat jalur alamat jaringan satu dengan alamat jaringan yang lain dengan menggunakan router
Contoh penggunaan router dalam jaringan HUB
Untuk host A dan B bisa berlangsung komunikasi, sedangkan host C tidak bisa walaupun subnet masknya sama. Host C tidak dapat berkomunikasi dengan host A dan B karena C memiliki net-id berbeda Agar C dapat berkomunikasi dengan host yang lainnya maka diperlukan router yang telah dilengkapi dengan protokol routing.
Manfaat router dapat dikatakan sebagai perangkat yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda, dengan cara mengarahkan rute dari masing2 jaringan.
Router digunakan untuk menghubungkan antar perusahaan yang telah memiliki jaringan dengan network-id berbeda. Data2 dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu packet data yang didefinisikan oleh IP.
Datagram memiliki alamat tujuan paket data yang akan diperiksa oleh Internet Protocol untuk diteruskan dari alamat asal ke alamat tujuan. Jika informasi alamat asal berada dalam satu jaringan dengan alamat tujuan, maka data akan langsung dikirim. Apabila alamat tujuan berada pada jaringan yang berbeda, maka datagram akan disampaikan ke router.
Router merupakan device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan. Router memiliki lebih dari satu network interface dan dapat meneruskan datagram dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain.
Untuk dapat melakukan pembuatan jalur, suatu router, melakukan beberapa langkah berikut : a. Mengetahui alamat tujuan b. Mengenali sumber2 informasi c. Menemukan rute2 d. Memilih jalur atau rute e. Memelihara dan memverifikasi informasi routing
Static Routing dan Dynamic Routing Perbedaan keduanya adalah terletak pada proses yang dilakukannya dalam mengelola table forwading Static route adalah rute2 ke host atau jaringan tujuan yang dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke tabel routing table suatu router.
Static router mendefinisikan alamat IP hop router berikutnya dan antarmuka lokal yang digunakan untuk mem-forward paket ke tujuan tertentu. Static router memiliki keunggulan untuk menghemat bandwidth jaringan karena static route tidak membangkitkan trafik router update untuk memberikan informasi perubahan rute yang berlaku ke router2 lain.
Penggunaan static route cenderung membutuhkan waktu ekstra dalam menajemen jaringan. Hal ini disebabkan karena administrator harus secara manual melakukan update route table ketika terjadi perubahan konfigurasi jaringan
Cara kerja Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian: Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Keuntungan Static route lebih aman dibanding dynamic route Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.
contoh
pembahasan Konfigurasi router 1 Router> enable Router# config Router# hostname sterling Sterling#configuration terminal Sterling(config)# interface eth 0 Sterling(config-if)#ip address Sterling(config-if)#no shutdown Sterling(config-if)#exit Sterling(config)#interface serial 0
Sterling(config-if)#ip add Sterling(config-if)#clock rate Sterling(config-if)#no shutdown Sterling(config-if)#exit
Konfigurasi Router 2 Router> enable Router# hostname hoboken hoboken#configuration terminal hoboken(config)# interface eth 0 hoboken(config-if)#ip address hoboken(config-if)#no shutdown hoboken(config-if)#exit hoboken(config)#interface serial 1 hoboken(config-if)#ip add hoboken(config-if)#clock rate hoboken(config-if)#no shutdown hoboken(config-if)#exit
Lanjutan… hoboken(config)#interface serial 0 hoboken(config-if)#ip add hoboken(config-if)#clock rate hoboken(config-if)#no shutdown
Konfigurasi router 3 Router> enable Router# hostname Waycross Waycross#configuration terminal Waycross(config)# interface eth 0 Waycross(config-if)#ip address Waycross(config-if)#no shutdown Waycross(config-if)#exit Waycross(config)#interface serial 1 Waycross(config-if)#ip add Waycross(config-if)#clock rate Waycross(config-if)#no shutdown Waycross(config-if)#exit
Static Routing Configuration Sterling(config)# ip route ---- hoboken(config)#ip route hoboken(config)#ip route ---- Waycross(config)#ip route
ip route alamat-asal subnet-mask- jaringan alamat-tujuan