KURNIA RATMOKO LAHIR : MADIUN, 6 AGUSTUS 1965 MASUK PLN : 1 MEI 1991 PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Pengoperasian PLTM/H
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas: 1. Large-hydro : lebih dari 100 MW 2. Medium-hydro : antara 15 – 100 MW 3. Small-hydro : antara 5 – 15 MW 4. Mini-hydro : Daya diatas 100 kW, dibawah 5 MW 5. Micro-hydro : Output yang dihasilkan berkisar dari 5 kW sampai 100 kW; biasanya digunakan untuk penyediaan energi bagi komunitas kecil atau masyarakat pedesaan yang terpencil atau susah dijangkau. 6. Pico-hydro : daya yang dikeluarkan berkisar ratusan watt sampai 5 kW
KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK MIKRO/MINI HIDRO INTAKE BERFUNGSI UNTUK MENGALIHKAN AIR MELALUI SEBUAH PEMBUKA DIBAGIAN SISI SUNGAI KEDALAM SEBUAH BAK PENGENDAP BAK PENGENDAP BERFUNGSI UNTUK MEMINDAHKAN PARTIKEL – PARTIKEL PASIR DARI AIR SALURAN PEMBAWA (HEAD RACE) PIPA PESAT (PENSTOCK) TURBIN BERFUNGSI UNTUK MENGKONVERSI ENERGI ALIRAN AIR MENJADI ENERGI PUTARAN MEKANIS.
PIPA HISAP (DRAF TUBE) BERFUNGSI UNTUK MENGHISAP AIR MENGEMBALIKAN TEKANAN AIR YANG TINGGI KE TEKANAN ATMOSFER. GENERATOR BERFUNGSI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK DARI PUTARAN MEKANIS. TRANSFORMATOR BERFUNGSI UNTUK MENAIKKAN / MENURUNKAN TEGANGAN UNTUK DISALURKAN KEKONSUMEN. PANEL KONTROL BERFUNGSI SEBAGAI PENGAMAN DAN PENGOPERASIAN SUATU PLTM/H. 10. PENGALIH BEBAN (BALLAST LOAD) BERFUNGSI SEBAGAI BEBAN
PLTM WALESI 6 & 7
PRINSIP DASAR OPERASI Pengoperasian pembangkit mikrohidro tidak hanya untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara memutar generator tetapi juga mengontrol peralatan pembangkitan, menyuplai listrik dengan kualitas yang stabil kepada konsumen, dan menjaga semua peralatan agar tetap dalam kondisi yang bagus
PEDOMAN UNTUK OPERATOR Operator harus secara efektif menyesuaikan pengoperasian dan perawatan dari pembangkit ini dengan rencana kerja, peraturan dan pengaturan yang sudah ada. 2. Operator harus menguasai komponen–komponen dari pembangkit dan penampakannya atau operator harus menguasai fungsi dan koreksi serta perawatannya. Lebih jauh lagi operator harus mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi beberapa kerusakan agar bisa pulih kembali.
3. Operator harus selalu memeriksa kondisi dari semua fasilitas dan peralatan pembangkit. Dan ketika terdapat permasalahan dan kerusakan, mereka harus bisa menghubungi orang yang bertanggungjawab terhadap hal ini dan mencoba untuk Memperbaiki. 4. Operator harus menjaga pembangkit dari kerusakan. Oleh karena itu operator harus memperbaiki dan menyempurnakan fasilitas jika diperlukan
BESARAN YANG DIMONITOR Parameter elektro-mekanikal Transformer Posisi tap Arus sisi LV/HV (Ampere) Tegangan primer/sekunder (Volt) Jaringan Transmisi Tegangan jaringan (Volt/kV) Daya masuk/keluar (kW) Frekuensi jaringan (Hz) Arus (Ampere) Kilowatt jam masuk/keluar (kWh) Auxiliary Arus dan tegangan sistem AC Kilowatt jam (kWh) Jam operasi diesel, kWh dan parameter lainnya Jam operasi pompa dan level air pada Dewatering & Drainage System Sistem baterai Tekanan Air Compressor Turbin dan asesoris Kecepatan Pembukaan guide vane (persen) Pembukaan runner blade pada turbin kaplan (persen) Pembukaan nozzle pada turbin impuls (persen) Generator & peralatan pendukung Arus keseimbangan aktuator governor (Ampere) Daya yang dibangkitkan (kW atau MW) Unit yang dibangkitkan (kWh) Kilo Volt Ampere (kVA) Kilo Volt Ampere Reactive (kVAR) Faktor daya (PF) Frekuensi (Hz) Tegangan eksitasi (Volt) Arus eksitasi (Volt) Recording kW, kWh, Hz dan sebagainya
PERMASALAHAN PLTM/H Peralatan Mekanik Turbin Vibrasi Permasalahan bearing Kecepatan berlebih (overspeed) Aliran air yang kurang Kegagalan sistem pelumasan Sistem Hidraulik Level oli akumulator rendah Tekanan akumulator rendah Gangguan elektrik, elektronik, dan hidraulik pada pembukaan governor atau pintu Peralatan Jalur Air Kegagalan operasi pintu atau inlet valve Penyumbatan pada trash rack Gangguan pada kontrol level air
PERMASALAHAN PLTM/H Peralatan Elektrik Generator Kondisi kelistrikan abnormal Temperatur tinggi pada stator winding Frekuensi rendah Permasalahan bearing Permasalahan motor Kebakaran Vibrasi berlebih Kegagalan sistem pendingin Kecepatan berlebih Transformer utama Temperatur tinggi Kegagalan isolasi Level minyak oli abnormal Kebakaran Switchgear dan Bus Kegagalan elektrikal Kegagalan mekanikal Kehilangan kontrol daya
PENGENALAN PERALATAN PENGOPERASIAN PERALATAN KONTROL OPERASIONAL - SWICTH MAIN INLET VALVE - SWITCH GUIDE VANE (KECEPATAN) - SWITCH ON OPERASI - PUSHBUTTON OFF - PUSHBUTTON RESET - PUSHBUTTON MUTE - EMERGENCY STOP - LOCKOUT RELAY - ANNOUNCIATOR
PERALATAN ELEKTRO MEKANIK KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT : RELIEF VALVE MAIN INLET VALVE BYPASS VALVE RUMAH TURBIN (KEONG) TURBIN DRAFTUBE FLYWEEL GENERATOR TRANSFORMATOR KUBIKEL
PARAMETER UMUMNYA PARAMETER YANG DIPAKAI DI PLTM ADA BERTIPE ANALOG DAN DIGITAL 1. METER ANALOG AMPERE METER VOLT METER KW METER KVAR COS PHI DOUBLE VOLT DOUBLE FREQ SYNCHRONOSCOPE
METER DIGITAL METER DIGITAL SAAT INI BANYAK DIGUNAKAN OLEH PANELMAKER KARENA MEMPUNYAI BANYAK KELEBIHAN, YANG PALING UTAMA ADALAH BISA MULTI FUNGSI PARAMETER, HAMPIR SEMUA PARAMETER ANALOG BISA DIBACA. KELEMAHANNYA APABILA MENGALAMI KERUSAKAN MAKA SEMUA PARAMETER TIDAK BISA DIBACA, DAN PEMAKAIANNYA MEMERLUKAN SETTING.
PANEL KONTROL TAMPAK DEPAN
PERALATAN PROTEKSI PLTMH - REVERSE POWER - OVER CURRENT - UNDER/OVER VOLTAGE - UNDER OVER FREQUENCY - VOLT FAIL - DIFFERENTIAL - OVER SPEAD
PERALATAN KONTROL DAN PROTEKSI
MODE OPERASI PLTMH Local Manual Merupakan mode pengoperasian yang menuntut operator untuk melakukan kontrol peralatan secara manual tanpa bantuan sistem kontrol otomatis. Operator harus melakukan sendiri setiap urutan pengoperasian baik pada panel kontrol maupun langsung menjalankan alat menggunakan tangan.
Local Auto Merupakan mode pengoperasian dimana operator dapat mengoperasikan pembangkit melalui panel-panel kontrol yang terletak dekat dengan peralatan yang dioperasikan. Pengoperasian ini dilakukan dengan menekan tombol-tombol pada panel atau melalui touchscrean display yang terdapat pada panel.
Remote Auto Merupakan mode pengoperasian dimana operator dapat mengoperasikan pembangkit dari tempat di luar dari peralatan yang dioperasikan, melalui komputer HMI di meja operator. Operator hanya perlu melihat interface pada monitor display dan menggunakan mouse atau keyboard PC untuk mengoperasikan peralatan secara otomatis. Mode pengoperasian ini memerlukan media komunikasi data yang andal agar sistem kontrol dapat berjalan tanpa gangguan. Misalnya untuk melakukan Start, operator cukup melakukan klik pada tombol Start di monitor display.
MODE OPERASI Local Manual Local Auto Remote Auto
PERSIAPAN OPERASI Sebelum melakukan pengoperasian, perlu dilakukan pengecekan: a. Sistem distribusi 20 kV Kondisi kubikel Kondisi trafo generator dan trafo pemakaian sendiri b. Fasilitas saluran air Kerusakan struktur sipil Sedimentasi tanah di depan intake Sampah – sampah yang menempel pada saringan Sedimentasi tanah pada bak pengendap dan bak penenang
CONTOH YANG PERLU DICEK Sampah di trash rack
Kerusakan bendung
Persiapan awal PROSEDUR START Memastikan kondisi tekanan dan level air Tekanan dan level air pada bendung harus cukup sesuai yang telah ditentukan Memastikan pintu air terbuka Pintu air di intake harus terbuka agar air dapat mengalir memenuhi penstock Memastikan tidak ada proteksi yang bekerja atau ada indikasi gangguan Apabila proteksi bekerja berarti terdapat gangguan dan adanya gangguan di bagian tertentu dapat menyebabkan kegagalan sistem
Memulai Pengoperasian 1 Memulai Pengoperasian 1. Menjalankan sistem pendinginan - Pada saat beroperasi, beberapa peralatan akan mengalami kenaikan temperatur dan harus didinginkan, sehingga perlu menjalankan sistem pendingin terlebih dahulu agar langsung siap digunakan saat unit beroperasi 2. Menjalankan sistem pelumasan Pada saat turbin mulai beroperasi, sudah harus dilakukan pelumasan terlebih dahulu untuk mengamankan peralatan mekanik pada PLTM/H
3. Menjalankan sistem powerpack Untuk melakukan pembukaan atau penutupan inlet valve dan pembukaan guide vane secara hidraulik, diperlukan sistem powerpack, sehingga sebelum hal tersebut dilakukan sistem powerpack sudah harus siap. 4. Membuka bypass valve Bypass valve berfungsi untuk mengalirkan air ke saluran antara main inlet valve dan guide vane sehingga ketika main inlet valve dibuka, tekanan sudah seimbang dan tidak terjadi tumbukan air yang keras pada guide vane 5. Membuka main inlet valve. Main inlet valve berfungsi sebagai pintu air dari penstok ke turbin sekaligus untuk menahan air agar tidak langsung masuk turbin
6. Membuka guide vane secara perlahan dan mengatur putaran mencapai nominal. Guide vane mempunyai posisi pembukaan yang dapat diatur oleh governor, sehingga aliran air yang masuk ke turbin dapat diatur 7. Mengaktifkan Automatic Voltage Regulator (AVR)/memasukkan eksitasi.Setelah turbin dan generator mencapai putaran nominal, dimasukkan eksitasi untuk menghasilkan magnet pada rotor sehingga dapat terjadi gaya gerak listrik (GGL) 8. Tekan tombol switch on untuk melakukan sinkron Untuk melakukan sinkron perlu diberikan mode sinkron dengan menekan tombol switch sinkron
Atur tegangan dan frekuensi generator agar sama dengan tegangan dan frekuensi jaringan Untuk melakukan hal ini dapat dilihat pada synchronizer dengan membandingkan nilai pada double voltmeter dan double frequency meter Tekan tombol untuk menutup Circuit Breaker (PMT) dan atur beban Dengan penutupan circuit breaker maka telah dilakukan proses sinkron dan dapat dilakukan pengaturan beban 9. Atur tegangan dan frekuensi generator agar sama dengan tegangan dan frekuensi jaringan Untuk melakukan hal ini dapat dilihat pada synchronizer dengan membandingkan nilai pada double voltmeter dan double frequency meter. 10. Tekan tombol untuk menutup Circuit Breaker (PMT) dan atur beban.Dengan penutupan circuit breaker maka telah dilakukan proses sinkron dan dapat dilakukan pengaturan beban
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN APABILA SUDAH BERBEBAN 1. Mengecek vibrasi dan suara dari peralatan dan memberhentikan pengoperasian jika diperlukan. Apabila terdapat suara yang berbeda dengan biasanya, perlu diperhatikan apakah ada indikasi vibrasi dan kerusakan pada peralatan 2. Memeriksa temperatur dari peralatan Selain melihat pada alat ukur yang ada, pemeriksaan peralatan dapat juga dilakukan dengan merabakan punggung tangan pada peralatan apakah ada indikasi perubahan temperatur abnormal, namun hal ini harus dilakukan secara hati-hati 3. Memeriksa tekanan dari peralatan Pemeriksaan tekanan dapat melihat alat ukur yang terdapat di peralatan atau monitoring di panel
4. Memeriksa semua keadaan abnormal dari peralatan dan memberhentikan pengoperasian jika diperlukan. Menyimpan semua hasil pengoperasian dan kondisi peralatan dalam format yang tetap. 5. Mencatat semua parameter yang berada di panel dalam logsheet. - Operator harus mempunyai logsheet untuk mencatat parameter-parameter operasi secara rutin tiap jam atau waktu yang ditentukan, hal ini untuk mengetahui trend dari operasi pembangkit - Parameter yang perlu dicatat antara laintekanan, peralatan, temperatur peralatan, level air dan oli dan parameter lain yang diperlukan.
Menurunkan beban hingga 3-5 % dari kapasitas generator PROSEDUR STOP Menurunkan beban hingga 3-5 % dari kapasitas generator Sebelum dilakukan shutdown, perlu dilakukan penurunan beban sehingga tidak membebani kerja generator saat shutdown Membuka circuit breaker (Off CB) Membuka circuit breaker berarti memutuskan sinkron dengan jaringan Menutup guide vane secara sempurna Dengan menutup guide vane, tidak ada lagi aliran air yang masuk turbin, sehingga turbin secara perlahan akan berhenti dengan sendirinya
Menutup main inlet valve Dengan penutupan inlet valve, air pada penstock akan tertahan dan tidak membebani guide vane atau turbin Mengembalikan semua saklar deposisi normal lagi
Periksa indikasi gangguan pada annunciator dan catat PROSEDUR TRIP Apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan trip CB, sangat diharapkan operator tidak panik. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Periksa indikasi gangguan pada annunciator dan catat Stop horn dan reset Kembalikan lock out relay ke posisi normal
PROSEDUR EMERGENCY STOP Apabila terjadi sesuatu yang membahayakan di sistem pembangkit yang diakibatkan gangguan mekanik dan elektrik yang tidak terdeteksi oleh sistem proteksi antara lain: Kerusakan bearing Vibrasi Overspeed (putaran berlebih) Overheating (temperatur berlebih) Maka operator harus segera menekan tombol Emergency Stop. Tombol ini biasanya tertutup oleh pelindung agar tidak mudah tertekan secara tidak sengaja. Apabila PLTM/H sudah berhenti secara normal, periksa semua kondisi peralatan.
Segera operasikan mesin turbin mengikuti langkah B (start dan operasi mesin). Gunakan komunikasi radio untuk pengaturan beban dengan PLN Wamena. Segera operasikan mesin turbin mengikuti langkah B (start dan operasi mesin). Gunakan komunikasi radio untuk pengaturan beban dengan PLN Wamena.