Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si FE UIN Maliki Malang MSDM DALAM ISLAM Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si FE UIN Maliki Malang
MSDM Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.
Tujuan manajemen SDM Peningkatan Produktivitas kerja Peningkatan Quality of work life Peningkatan Kualitas SDM Profit sharing
Rekruitment dan Seleksi 662]. Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu pengetahuan Dalam rekruitmen harus dicari ahli taubat, ahli ibadah, ahli memuji Alloh, menambah ilmu, ahli ruku’, sujud, amar ma’ruf nahi munkar, menjaga hukum Alloh (yakni orang yang bagus spiritualnya, keilmuannya, perilakunya, taat pada hukum). Maksud “MENGGEMBIRAKAN” : dapat diartikan : Memberikan suatu yang dapat meringankan beban hidup, antara lain dengan memberikan pekerjaan kepada orang yang baik dan mempunyai kompetensi/ilmu
PENGEMBANGAN SDM Al-Kahfi, 109 Dunia/pengetahuan akan terus berkembang, SDM harus juga dikembangkan
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, PENGEMBANGAN DIRI SDM 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Saling menasihati merupakan salah satu bentuk dalam pengembangan SDM. Saling menasihati : pengembangan diri agar SDM dapat menjalankan kerja/amal soleh dengan baik 3 hal yang hrs dikembangkan : religiusitas, kerja profesional/ kinerja yang baik, perilaku
HADITS Jarir berkata ; saya baiat pada Rasul membaca syahadat, melakukan sholat, mengeluarkan zakat, mendengarkan dan taat serta saling menasihati sesama muslim. (HR. Bukhori, matan lain : Muslim 83-85, Turmudzi 1848, Nasa’i 4086,Ahmad 18363,Darimi 2428) Hadits ini memperkuat surat al-Ashr
Quality of Work Life Nabi bersabda ; bertaqwalah pada Allah di mana saja berada, gantilah yang jelek dengan yang baik, bergaullah dengan akhlak yang bagus. HR.Darimi (Matan lain ; At-turmudzi 1910, Ahmad 20392, 20586) Hadits tersebut menunjukkan bahwa kewajiban seorang muslim untuk selalu meningkatkan Produktivitas kerja, Quality of work life, dan Kualitas SDM
Mengembangkan orang lain dengan ilmu dan skill Nabi bersabda ; Muslim adalah orang yang menyelamatkan muslim dengan lissan, tangannya, muhajirin adalah orang yang hijrah dari apa yang dilarang Allah,(HR.Bukhori. Matan lain:Muslim 57, Nasai 4950, Abi Daud 2122, Ahmad 6199, Darimi 2600) menyelamatkan muslim dengan lisan : memberikan ilmu agar SDM mempunyai wawasan luas menyelamatkan muslim Dengan tangan : memberikan bekal dengan skill
Kinerja : Ikhlas وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥) Tidak diperintahkan kecuali hanya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan perintah agama, dan menjalankan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itu agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah, 98:5) Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap individu diwajibkan menaati perintah agama dan menjauhi larangannya dalam semua aspek kehidupan, baik dalam ibadah ritual seperti solat maupun dalam ibadah sosial termasuk dalam bekerja dengan baik dan benar sesuai ajaran Islam Dalam bekerja harus ikhlas
Kinerja : kualitas مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٩٧) Barangsiapa yang mengerjakan amall saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl, 16:97) Secara umum ayat tersebut menjelaskan tentang pahala bagi orang yang beramal shaleh, yaitu kehidupan yang baik. Seseorang dinilai beramal shaleh jika dapat memelihara nilai-nilai yang baik. Amal shaleh menurut Abduh adalah perbuatan yang bermanfaat untuk pribadi, kelompok, dan manusia secara keseluruhan (Shihab,2003, Vol.7:345). Adapun kalimat hayatan thoyyibah Para ulama salaf menafsirkan dengan “kebahagiaan hidup” atau “rezeki yang halal” dan kebaikan-kebaikan lainnya. (Lihat “Tafsir Ibnu Katsir”, 2/772). Jika dikaitkan dengan kinerja, maka ayat ini memberi motivasi agar melakukan amal yang baik, sekecil apapun akan diberi pahala, tidak harus berupa materi atau uang tetapi bekerja yang baik pun termasuk amal sholeh. Dengan demikian kinerja seseorang dapat diukur dari seberapa jauh melaksanakan amal sesuai aturan agama, jujur dan dapat dipercaya sehingga tidak terjadi manipulasi, penyalahgunaan wewenang, dan juga penipuan yang bisa merugikan orang lain.