EVALUASI KURIKULUM PK750 HANSISWANY KAMARGA
EVALUASI PROSES KURIKULUM Evaluasi terhadap proses merupakan bagian yang paling rumit dan beragam. Dilakukan melalui 2 tahap : tahap pada jenjang sekolah & tahap pada jenjang kelas Berbagai model evaluasi kurikulum paling banyak berbicara mengenai evaluasi proses (CIPP, Countenance Stake, Teoretik Taylor & Maguire, Black- box Tyler, System Approach Alkin, dll) Permasalahan dalam evaluasi proses adalah dalam hal tradisi yang digunakan (kuantitatif atau kualitatif) Level data dan metodologi masih memungkinkan menggabungkan kedua tradisi Level data dan metodologi masih memungkinkan menggabungkan kedua tradisi Level filosofi sulit untuk menggabungkan keduanya Level filosofi sulit untuk menggabungkan keduanya Persoalan dalam evaluasi proses harus juga memperhatikan problema kajian terhadap posisi : Peran guru Peran guru Peran lingkungan kerja (interaksi guru-guru / guru – kep. Sekolah) Peran lingkungan kerja (interaksi guru-guru / guru – kep. Sekolah) Fasilitas Fasilitas
Peran Guru Dalam banyak model, guru selalu dilihat sebagai pemegang peran sentral, seringkali dijadikan objek tidak pernah guru diberi kesempatan untuk menyatakan dirinya. Evaluasi personil memiliki kerawanan (apabila kita menganggap guru sebagai bagian dari sistem) Dalam hal ini harus diyakinkan bahwa guru sebagai orang yang mempunyai ide (ide kurikulum menjadi ide guru)
KURIKULUM Apakah guru paham tentang kurikulum yang digunakan Apa yang dilakukan oleh guru Apakah guru sepakat dengan kurikulum yang harus digunakan Apa yang kemudian dilakukan oleh guru KURIKULUM Guru dianggap sebagai OBJEK Guru dianggap sebagai SUBJEK Guru dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai/tidak sesuai dengan alasan yang jelas Guru dapat mengembangkan strategi implementasi
LINGKUNGAN BEKERJA Banyak penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja. Apabila tidak ada dukungan dari lingkungan kerja, maka orang akan berpikir untuk apa saya menerapkan kreativitas Apabila suasana kerja negatif, maka kreativitas tidak akan muncul, sebab salah satu indikator menculnya kreativitas adalah adanya kebebasan (guru tidak stres) Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan : Bagaimana hubungan guru sesama bidang studi atau dengan guru bidang studi lain dalam kaitannya dengan hubungan profesional Bagaimana hubungan guru sesama bidang studi atau dengan guru bidang studi lain dalam kaitannya dengan hubungan profesional Bagaimana hubungan guru dengan kepala sekolah Bagaimana hubungan guru dengan kepala sekolah Bagaimana komunikasi untuk mendukung kemajuan belajar siswa Bagaimana komunikasi untuk mendukung kemajuan belajar siswa Apakah kepala sekolah sebagai administratif leader atau sudah sampai kepada instructional manager Apakah kepala sekolah sebagai administratif leader atau sudah sampai kepada instructional manager Bagaimana sekolah bersikap terhadap pembayaran gaji guru Bagaimana sekolah bersikap terhadap pembayaran gaji guru
FASILITAS Persoalan yang menarik adalah guru tidak bisa bekerja tanpa fasilitas Pertanyaan mendasar seberapa minimal fasilitas harus dimiliki sekolah (bagaimana standar fasilitas yang dimiliki sekolah) Apakah tiap sekolah harus memiliki buku teks sebaganyak jumlah siswa Apakah tiap sekolah harus memiliki buku teks sebaganyak jumlah siswa Bagaimana ruang kelas & ruang guru Bagaimana ruang kelas & ruang guru Bagaimana fasilitas olah raga, laboratorium, perpustakaan Bagaimana fasilitas olah raga, laboratorium, perpustakaan Apakah ruang kelas memadai untuk berkomunikasi Apakah ruang kelas memadai untuk berkomunikasi
Kurikulum di Indonesia saat ini (KTSP) bersifat sentral (standar) dan desentral (pengembangan silabus & lainnya) Persoalannya, bagaimana melakukan evaluasi terhadap kedua bentuk tersebut