BAB 02 LOCAL CAPACITY : Kepentingan atau Keberpihakan !!!
CARA PANDANG TERHADAP LCB Kelompok sosial (lokal) tidak selalu tidak berdaya dinamis dan selalu berusaha menjaga eksistensi dirinya selalu berjuang agar mampu berkembang. JADI setiap kelompok sosial memiliki kapasitasnya sendiri untuk memahami, mengatasi dan berjuang dalam kondisi lingkungan yang dihadapinya
BERARTI tidak semua kelompok sosial perlu diajari cara mengembangkan dirinya LALU masih perlukah campur tangan pihak luar (outsider) atau tetap kita biarkan mereka berkembang dengan kemampuannya sendiri PERSOALANNYA tidak semua kelompok sosial mampu membaca dan memanfaatkan kapasitas lokalnya untuk membangun dan mengembangkan diri
orang buta pun bisa berjalan
Ambon perlu diberitahu, mengapa mereka konflik
SEBALIKNYA tidak semua campur tangan pihak luar mampu membangun dan mengembangkan kapasitas lokal kelompok sosial tersebut tidak semua bisa diterima oleh setiap kelompok sosial tersebut TERKADANG ada persoalan pada cara memahami dan mengidentifikasi kapasitas lokal kelompok sosial tersebut
Bayi belajar memberi tahu ibunya
Masih perlukah Minang diajari arti keindahan ?
Perlu dipahami tidak ada kelompok sosial statis sudah ada pengaruh global Berarti kapasitas lokal juga dinamis dan menyesuaikan dengan perubahan sifatnya temporal tidak ada yang abadi Oleh sebab itu apapun pemahaman dan identifikasi akan kapasitas lokal yang dimiliki suatu kelompok sosial harus dipandang sesuai dengan konteksnya
Kelompok Lokal Budaya Global
Suku Anak Dalam tidak lagi melangun ?
Suku Bajo yang tidak lagi melaut
Tapi juga perlu disadari mengaplikasikan hasil bacaan akan kapasitas lokal kadang rumit, mahal dan membosankan (?) Kalau demikian adanya untuk apa dibangun dan dikembangkan ? JADI baca local capacity seuai konteks sering termuat berbagai aspek yang bisa kita maknai sebagai media pertukaran sosial, simbol identitas, dan simbol berbagai kepentingan.
LCB sebagai bentuk pertukaran sosial Mengapa orang perlu baralek dengan penuh kemeriahan di gedung lagi ? Mengapa kalau baralek perlu mengundang orang lain bukankah lebih murah kalau hanya mendoa saja Mengapa perkawinan perlu dimeriahkan dengan arak-arakan kok mau berpanas-panasan
SEBALIKNYA mengapa orang mau menghadiri baralek orang lain, padahal itu pitiah kalua ? Mengapa kita perlu mencatatkan diri di buku tamu amplopnya diberi nama jelas lagi tidak bisakah kita datang dengan “kerelaan hati” kalau pun perlu, tidak bisakah dilabel nama Hamba Allah saja (biar kesannya tidak menyombongkan diri)
BERARTI dibalik upacara adat ada pertukaran sosial (social exchange) Pelaku upacara ingin meminta pengakuan dari kita (penonton) bahwa mereka sedang menikahkan anak kemenakannya perlu pengakuan bahwa mereka adalah keluarga yang bergengsi dan terhormat. perlu ada arak-arakan perlu ada organ tunggal (talempong tidak lagi mampu menciptakan kehormatan)
Sebaliknya bagi penonton (tamu undangan) mau meluangkan waktu dan memberi amplop, karena merasa ada yang perlu dipertukarkan Mungkin harapan para tamu undangan agar pelaku (tuan rumah) tetap ingat akan kedatangannya, dan membalas kunjungan tersebut ketika mereka juga baralek dibuktikan dengan buku tamu bila perlu ada dokumentasi (dalam bentuk foto)
LCB sebagai sebagai simbol identitas Mengapa baralek harus pakai baju adat (yang rumit, panas, dan pakai suntiang yang membuat sakit kepala ? Kalau ingin praktis mengapa tidak pakai kopiah dan jilbab saja Biar tidak mahal dan merepotkan mengapa tidak pakai baju kurung saja
LCB sebagai simbol berbagai kepentingan Mengapa tahapan-tahapan dalam upacara adat perlu dikurangi, diubah, atau justru dihidupkan kembali ? Apa pentingnya upacara pengangkatan penghulu (datuak) padahal kekuasaannya hanya sebatas kaum dan sukunya saja.
Karena adanya berbagai kepentingan ini pula, maka upacara adat menjadi lebih bermakna apabila ada peristiwa- peristiwa penting di waktu dekat Karena berbagai kepentingan ini pula, upacara adat perlu dipersembahkan untuk para pejabat datang kalau saya yang datang tidak pernah disambut dengan upacara adat emangnya loe sia ?
APA YANG BISA KITA LAKUKAN ? Membangun kapasitas lokal (LCB) terkadang harus memiliki keberanian untuk meninggalkan misi dan kepentingan diri dan kelompok (outsider) berpihak dan menjadi bagian dari kelompok lokal yang diberdayakan (insider) Tapi ini tidak gampang setiap kelompok (outsider maupun insider) memiliki misi dan kepentingannya sendiri-sendiri
UNTUK ITU PERLU ADA UPAYA REDEFENISI memberi argumentasi baru terhadap LCB sehingga terkesan tetap langgeng. Migrasi ke desa baru = melangun REKONSTRUKSI menata ulang LCB yang telah ada sehingga tampil sebagai LCB yang baru. Memindahkan mitos tabu kematian melalui kuburan tidak perlu lagi melangun