Materiality and Audit Risk Yulazri M.Ak. CPA
Resiko audit Adalah konsep dasar pertama yang mendasari proses audit 2 jenis resiko yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit laporan keuangan yaitu : - risiko audit (audit risk) dan - risiko penugasan atau perikatan (engagement risk)
Resiko audit Adalah resiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material
Resiko penugasan (engagement risk) Adalah eksposur terhadap auditor untuk mengalami kekalahan atau pencemaran praktek profesionalnya karena ligitasi (tuntutan hukum), publisitas yang buruk, dan peristiwa lain yang timbul dalam hubungannya dengan laporan keuangan yang diaudit dan dilaporkan
Jenis salah saji Salah saji (mistatement) laporan keuangan : Selisih antara jumlah, klasifikasi atau penyajian elemen Lap Keu Penghilangan elemen, akun, atau hal lainnya Penjelasan laporan keuangan tidak sesuai Penghilangan informasi yang disyaratkan untuk dijelaskan sesuai dengan PABU
Penyebab Salah saji : Kekeliruan (error) Kecurangan (fraud)
Error (kekeliruan) Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta Kekeliruan dalam penerapan akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi atau pengungkapan
Fraud (kecurangan) Mencakup salah saji yang disengaja, dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis : - Salah saji dari kecurangan dalam laporan keuangan - Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
Fraud Laporan keuangan : - Manipulasi, pemalsuan atau penggantian catatan akuntansi atau dokumen pendukung laporan keuangan - Penyajian yang salah atau penghilangan yang disengaja dalam laporan keuangan - Penerapan yang salah disengaja atas penerapan prinsip akuntansi Terhadap aktiva : - Menggelapkan uang yang diterima - Mencuri aset - Menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak diterima
Perbedaan Error dan fraud Apakah kesalahan tersebut disengaja atau tidak
Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk IR = Inherent Risk CR = Control Risk DR = Detection Risk = SAR x SSR SAR = Substantive Analysis Risk SSR = Substantive Sampling Risk
AR=IR x CR x DR AR DR = IR x CR Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR DR = IR x CR resiko auditee
Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk = 0.8 x 0.6 x 0.1 = 0.05 IR = Inherent Risk : 80% CR = Control Risk : 60% DR = Detection Risk : 10%
Audit Risk Model AR IR CR DR Sangat rendah Tinggi Rendah Sedang risk >60% > 40% 40 - 60% 20 - 40% < 40% < 20%
Audit risk Inherent risk Control risk Detection risk
Audit Risk Model AR = audit risk / resiko audit = resiko auditor gagal memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji meterial
Inherent Risk (IR) Resiko bawaan (kelemahan dari asersi atas salah saji material diasumsikan tidak ada pengendalian internal yang terkait.
Control Risk (CR) Resiko pengendalian, resiko salah saji material yang dapat terjadi di suatu asersi tidak akan dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal.
Detection Risk (DR) Resiko deteksi, resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi.
Use of the Audit Risk Model Menetapkan tingkat resiko yang direncanakan. Menentukan resiko bawaan dan resiko pengendalian. Menyelesaikan persamaan resiko audit untuk tingkat resiko deteksi yang tepat.
Materiality (materialitas) Adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.
Tahapan penerapan materialitas Step 1: Menetapkan pertimbangan awal materialitas. Step 2: Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi. Step 3: Memperkirakan kemungkinan salah saji dan membandingkan dengan materialitas.
Materialitas Menetapkan pertimbangan awal Pertimbangan awal materialitas: Jumlah maksimum yang diyakini auditor bahwa terdapat salah saji dalam laporan keuangan dan masih tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna Materialitas merupakan konsep relatif bukan mutlak
Dasar kuntitatif dalam menentukan materialitas Total aktiva Total pendapatan Laba bersih sebelum pajak Laba bersih operasi yang berkelanjutan Laba kotor Rata-rata laba bersih sebelum pajak selama tiga tahun Dalam praktek biasa digunakan adalah 3 – 5% dari laba bersih sebelum pajak
Materialitas Berikut ini pedoman penentuan materialitas awal dalam kisaran prosentase. Klien yang kondisi keuangan stabil: 5% - 10% dari laba bersih sebelum pajak; Klien dengan kondisi keuangan tidak stabil atau break even: 0.5% - 1% dari pendapatan; Klien dengan bisnis masih dalam tahap pengembangan: 0.5% - 1% dari total aktiva; Klien yang mengalami kerugian berturut-turut dan mengalami masalah likuiditas keuangan: 1% - 5% dari total ekuitas.
Planning materiality (rencana materialitas) Materialitas yang ditentukan dalam pembuatan rencana Materialitas yang dihitung pada awal perencanaan Perhitungan dengan menggunakan tabel
Perhitungan materialitas Diketahui : Total aktiva : USD 950,484,000 Total pendapatan : USD 925,000,000 Total aktiva > Total pendapatan Gunakan tabel perhitungan materiality (panduan AICPA) Hitungan : 826,000,000 + ( 650,484,000 x 0,00145) = 1,769,000
Salah saji yang dapat ditoleransi (tolarable error = TE ) TE = Jumlah pertimbangan awal mengenai materialitas yang dialokasikan ke akun-akun dalam dalam laporan keuangan Salah saji yang bisa diterima (tolerable misstatement) ditetapkan sebesar 25% -75% dari materialitas awal. TE = 50% atau 60% x planning materiality Contoh : 50% x 1,769,000 = 885,000