Bab 3 Bayi muda
Studi kasus: Bayi Bambang Bayi laki-lakii, Bambang, berusia satu minggu, dibawa ke RS dengan riwayat demam, letargis dan tidak dapat menghisap secara baik.
Riwayat Bambang dilahirkan cukup bulan di rumah ditolong oleh dukun bayi. Dia menangis sesaat setelah dilahirkan. Tali pusarnya diikat dengan tali sepatu dan kemudian dipotong dengan pisau. Dia mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran. Dia menyusu dengan baik sampai 2 hari yang lalu, saat dia mulai demam dan letargis (mengantuk). Pagi ini dia berhenti menyusu. Bambang belum diimunisasi. Dia bukan dari daerah malaria. Maya, ibunya tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke klinik dan tidak pernah menerima tetanus toxoid. Penghitungan usia kehamilan tidak jelas. Tidak didapatkan riwayat ketuban pecah dini.
Langkah-langkah apakah yang akan anda ambil dalam tata laksana bayi baru lahir yang sakit tersebut?
Langkah-langkah dalam tata laksana anak sakit (Rujuk Bagan 1, hal xxi) Triase Terapi kegawatdaruratan Anamnesis dan pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium, jika diperlukan Diagnosis (Diagnosis utama dan diagnosis banding) Tata laksana Pengawasan (Monitoring) dan perawatan suportif Penilaian kembali (Reassess) Rencana pulang
Pemeriksaan Bambang letargi, tampak sakit, sianosis dan nafasnya ngorok. Suhu: 39º C, nadi: 170 x/mnt, frekuensi nafas: 66 x/mnt Berat: 2.7 Kg Mulut: sedikit kering, tidak terdapat sariawan mulut Telinga: bersih, tidak ada discharge Dada: Masuknya udara bilateral baik, suara tambahan sulit didengar akibat ada suara mengorok Kardiovaskuler: kedua bunyi jantung terdengar dan tidak terdapat bising Pemeriksan abdomen: kenyal, suara peristaltik terdengar. Hepar 2 cm bawah arcus kosta kanan. Neurologi: Letargi tetapi sadar. Tidak terdapat kaku kuduk. Fontanela normal Kulit: Tidak ada rash
Tanda-tanda kegawatdaruratan (bahaya) dan utama (penting) apakah yang anda perhatikan dari riwayat dan dari gambar?
Triase Tanda-tanda kegawatdaruratan (Rujuk: hal.2) Sumbatan jalan napas Distres pernapasan berat Tanda-tanda syok Koma Kejang Dehidrasi berat Tanda-tanda utama (Rujuk: hal.3) Gizi buruk Edema kedua punggung kaki Telapak tangan pucat Bayi kecil < 2 bulan Letargi Mudah marah dan gelisah Luka bakar luas Adanya distres pernapasan Rujukan segera
Triase Tanda-tanda kegawatdaruratan (Rujuk: hal.2) Sumbatan jalan napas Distres pernapasan berat Tanda-tanda syok Koma Kejang Dehidrasi berat Tanda-tanda utama (Rujuk: hal.3) Gizi buruk Edema kedua punggung kaki Telapak tangan pucat Bayi kecil < 2 bulan Letagi, mengantuk Mudah marah dan gelisah Luka bakar luas Adanya distres pernapasan Rujukan segera
Terapi kegawatdaruratan apakah yang dibutuhkan Bambang?
Terapi kegawardaruratan Tata laksana jalan nafas? Oksigen? Cairan intravena? Pemeriksaan segera? Suhu tubuh rendah harus dihindari – mengapa?
Berikan oksigen Bab 5: Cara pemberian oksigen: melalui kateter nasal atau kanul nasal Gunakan kanul no. 8F Ukur jarak kateter dari tepi cuping hidung (nostril) sampai tepi alis medial Masukkan kateter sampai kedalaman yang telah diukur sebelumnya Fiksasi dengan menggunakan plester Rujuk hal.12, Bagan 5
Pertanyaan yang diajukan dalam Anamnesis? Riwayat kelahiran? Antenatal care? Vaksin tetanus toxoid pada ibu? Lama pecah ketuban? Penyakit maternal / demam? Perawatan tali pusat? Dipotong dengan pisau dan diikat dengan tali sepatu Riwayat imunisasi dan vitamin K saat lahir Area endemi malaria?
Pemeriksaan Lihat adanya tanda-tanda infeksi bakterial Retraksi dada Jaundice Distensi abdominal Kemerahan atau pus di umbilical Konjungtivitis Pustula / selulitis pada kulit Nilai status gizi (Rujuk hal.58)
Diagnosis diferensial Buat daftar kemungkinan penyebab penyakit Diagnosis utama Diagnosis diferensial Gunakan referensi untuk mengkonfirmasi (Rujuk hal. 23 ff)
Pemeriksaan apakah yang akan anda lakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis anda?
Pemeriksaan Glukosa darah Hemoglobin Pemeriksaan mikroskopik atau kultur urin (Rujuk hal.346, 183) Lumbal pungsi Kultur darah jika memungkinkan Diskusikanlah hasil yang diharapkan dari pemeriksaan yang dilakukan.
Pemeriksaan darah lengkap Hemoglobin: 85gm/L (125 – 205) Angka trombosit:86 x 109/L (150 – 400) Angka leukosit: 20.9 x 109/L (5.0 – 19.5) Netrofil: 8.78 x 109/L (1.0 – 9.0) Limfosit: 6.06 x 109/L (2.5 – 9.0) Monosit: 4.81 x 109/L (0.2 – 1.2) Gula darah: 3.3 mmol/L (3.0 – 8.0)
Urin Urin rutin: - Kimia/Protein/Glukosa: nol - Nitrat / Lekosit esterase: nol - Darah: nol Mikroskopik: - Eritrosit: 0 x 106/l (<13) - Lekosit: 0 x 106/l Kultur: - Tidak tumbuh
Bagaimana cara anda mengobati bayi ini?
Terapi Antibiotik IM / IV selama 10 hari (Rujuk hal. 60 Lampiran 2) Ampicilin (atau benzylpenicilin) ditambah gentamicin Cloxacilin selain amp / penicilin jika dicurigai Staphylococcal aureus (pustula kulit yang berat, infeksi umbilicus yang berat).
Perawatan suportif dan monitoring apa yang dibutuhkan?
Perawatan Suportif Monitor respon terhadap teri dan lihat ada/tidanya komplikasi Oksigen Tanda vital, balans cairan, terapi diberikan, pemberian makanan/nutrisi (Rujuk hal. 311) Glukosa darah Observe minimal tiap 3 jam Berikan ASI secara langsung atau melalui tabung Nasogastrik (Rujuk hal. 64) Tata laksana cairan (Rujuk hal. 62) Jaga kestabilan temperatur lingkungan Jangan gunakan bahan antipiretik pada neonatus Disiplin menyuci tangan
Ringkasan Neonatus dengan sepsis Gejala dan tanda kadang tidak spesifik Neonatus dengan masalah serius yang umum dijumpai dapat timbul apneus, bradikardia, jaundice, letargi, kekurangan asupan makanan Pentingnya menggali riwayat dan melakukan pemeriksaan Antibiotik, oksigen, pencegahan hipotermia dan hipoglikemia, ASI adalah terapi umum terbaik untuk kebanyakan neonatus dengan sakit berat Monitoring ketat