اَلْمَوَانِعُ مِنْ مَعْرِفَةِ اللهِ Penghalang-penghalang dari Mengenal Allah
اَلْمَوَانِعُ مِنْ مَعْرِفَةِ اللهِ اَلْفِسْقُ اَلْكِبْرُ مَرَضُ الشَّهْوَةِ اَلظُّلْمُ اَلْكِذْبُ كَثْرَةُ الْمَعَاصِيْ اَلْجَهْلُ اَلاِرْتِيَابُ مَرَضُ الشُّبْهَةِ اَلاِنْحِرَافُ اَلْغَفْلَةُ اَلْمَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ - مُجَاهَدَةٌ اَلْمَوَانِعُ مِنْ مَعْرِفَةِ اللهِ اَلضَّالُّوْنَ - اَلْعِلْمُ
Kenapa Tidak Mengenal Allah? Dalil-dalil dari ma’rifatullah sudah sangat jelas dan banyak lagi kuat Kenapa mereka tetap saja tidak mengenal Allah? Karena SALAH JALAN Kenapa mereka tetap menggunakan JALAN YANG SALAH padahal untuk mengenal selain Allah, mereka menggunakan JALAN YANG BENAR? Mereka menggunakan akal, pikiran, ilmu Bahkan mereka menguras segala daya upaya untuk dapat mengenal alam?
Kenapa Bersikeras? Mereka yakin adanya ELEKTRON yang bermuatan negatif, kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, beratnya sekian kg, dan sebagainya? Kenapa dalam mengenal Allah, mereka bersikeras menggunakan jalan yang salah? Karena ada penghalang-penghalang dari mengenal Allah dalam diri mereka Apa penghalang-penghalangnya?
Dua Penyakit Penghalang-penghalang itu berupa penyakit-penyakit yang ada dalam dirinya Secara garis besar, penyakit itu dikelompokkan dalam dua kategori Penyakit karena dorongan nafsu (مَرَضُ الشَّهْوَةِ) Penyakit karena kecurigaan (مَرَضُ الشَّهْوَةِ)
مَرَضُ الشَّهْوَةِ 1 اَلْفِسْقُ KEFASIKAN
Perumpamaan dalam Al-Qur’an Allah telah membuat banyak perumpamaan dalam Al-Qur’an Perumpamaan itu dengan makhluk kecil ataupun besar Makhluk-makhluk kecil: nyamuk (2:26), lala (22:73), laba-laba (29:41) Makhluk-makhluk besar: manusia, pohon, samudra, dll Sikap orang kafir terhadap perumpamaan itu: “Apa hubungannya laba-laba dan lalat disebutkan?” Sikap orang-orang sesat: “Apakah yang dimaksud oleh Allah menyebut hal ini?” (2:26, 74:31) Sikap orang beriman: mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Allah Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 (2:26) diterbitkan oleh Sinar Baru Algensindo, Bandung
Fasik = Munafik 2:26 وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ Orang-orang munafik Ahli kemunafikan Orang-orang kafir mengetahui adanya Allah, tetapi mereka mengingkarinya FASIK = اَلْخَارِجُ عَنِ الطَّاعَةِ (tidak mau taat) Orang Arab berkata, فَسَقَتِ الرُّطْبَةُ apabila korma terkelupas dari kulitnya Tikus disebut فُوَيْسِقَةٌ karena keluar dari liangnya untuk mengadakan pengrusakan
5 Hewan Perusak (Fawasiq) خَمْسُ فَوَاسِقَ يُقْتَلْنَ فِي الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحِدَأَةُ وَالْغُرَابُ وَالْفَأْرَةُ وَالْعَقْرَبُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ Lima jenis binatang perusak yang boleh dibunuh, baik di tanah halal maupun di tanah haram, yaitu burung elang, burung gagak, tikus, kalajengking, dan anjing gila (HR Bukhari-Muslim)
Ciri-ciri Fasik (2:27) Merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh Janji itu adalah mentauhidkan Allah (7:172) Janji itu juga pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Janji juga berupa perintah dan larangan Allah Memutuskan apa-apa yang diperintahkan supaya dihubungkan (silaturrahim dan hubungan kekerabatan) Mengadakan kerusakan di muka bumi Tiga sifat di atas sebagai tambahan tiga sifat munafik seperti dalam hadits yang masyhur Apabila mereka menang, tampaklah ke-6 sifat itu Tapi apabila mereka kalah, mereka menampakkan tiga sifat seperti dalam hadits itu
Tidak Mendapat Hidayah وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (9:24) Selama kefasikan itu masih tetap bercokol dalam dirinya, maka akan selalu salah jalan dan tidak akan sampai pada ma’rifatullah
مَرَضُ الشَّهْوَةِ 2 اَلْكِبْرُ SOMBONG
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ Sombong الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR Muslim) Sebenarnya mereka mengetahui jalan mengenal Allah yang benar, tetapi kesombongannya menyebabkan mereka menolak jalan itu 25:21وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا Kenapa mereka menginginkan diturunkan malaikat atau dapat melihat Allah? Karena:لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا Bayangkan, maunya Allah memperkenalkan DiriNya kepada mereka! Sombong sekali mereka. Sepertinya Allah yang memerlukan mereka
Selalu Ingkar karena Sombong إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. (16:22) Begitulah yang terjadi pada maha gurunya: Iblis Iblis tidak mau mentaati perintah Allah karena sombong
مَرَضُ الشَّهْوَةِ 3 اَلظُّلْمُ KEZHALIMAN
اَلظُّلْمُ : وَضْعُ الشَّيْءِ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ Kezhaliman اَلظُّلْمُ : وَضْعُ الشَّيْءِ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya Sesuatu yang terbatas digunakan untuk mencapai sesuatu yang tidak terbatas zhalim Kezhaliman yang paling besar adalah syirik (31:13) 61:7 yang paling zhalim adalah orang yang mengadakan kedustaan kepada Allah, seperti dikatakan bahwa Allah itu tidak ada, atau salah satu dari yang tiga (5:73), atau memiliki anak, dll
Macam-macam Permintaan 4:153 mereka meminta sesuatu yang musykil: menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit Permintaan umat Nabi Musa lebih dahsyat lagi: minta melihat Allah Tuntutan seperti itu disebabkan oleh KEZHALIMAN mereka (بِظُلْمِهِمْ) وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. (61:7)
مَرَضُ الشَّهْوَةِ 4 اَلْكِذْبُ DUSTA
Alasan Dusta Orang-orang kafir Quraisy menyembah banyak berhala karena ingin mendekatkan kepada Allah sedekat-dekatnya (لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى) 39:3 Alasan ini adalah dusta belaka, karena Allah tidak pernah memerintahkan demikian Saat di akhirat nanti, mereka pun berdusta dengan mengatakan bahwa mereka tidak pernah musyrik (6:23) Di hadapan Allah pun mereka masih berdusta (6:24) Tapi kedustaan ini hanya keinginan, karena kemudian Allah mengunci mulut-mulut mereka dan bersaksi tangan dan kaki mereka
Pendusta tidak Mendapat Hidayah إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (39:3) Parahnya mereka tetap tidak merasakan bahwa dirinyalah yang berdusta Mereka menuduh para Rasul yang berdusta: Nabi Hud (7:66), Nabi Syu’aib (26:186), Nabi Musa (28:38)
كَثْرَةُ الْمَعَاصِيْ مَرَضُ الشَّهْوَةِ 5 كَثْرَةُ الْمَعَاصِيْ BANYAK MA’SIYAT
Koleksi Dosa Banyak berma’siyat = koleksi dosa (dosa apapun dikerjakan) Satu dosa = satu titik hitam (83:14-15) banyak berdosa: tertutupilah hatinya dengan lapisan hitam Hidayah susah masuk ingkar Bahkan akhirnya mereka menikmati dosanya, menganggapnya sebagai sebuah kewajaran, akhirnya jadi budaya Saat itulah manusia sudah menyembah hawa nafsunya (25:43, 45:23) أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
مَرَضُ الشُّبْهَةِ 1 اَلْجَهْلُ KEBODOHAN
2:118 Permintaan yang Berulang وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آَيَةٌ BODOH Karena bodoh, maka meminta sesuatu yang tidak semestinya: Allah berbicara kepada mereka Ini adalah permintaan Rafi’ bin Haramalah (nasrani) kepada Rasul SAW agar Allah berbicara kepadanya tentang kebenaran kenabian beliau SAW Ternyata ini bukan permintaan yang baru: orang sebelum mereka pun pernah meminta yang serupa Kenapa berulang? تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ (hati mereka serupa)
Keterlaluan Bodohnya Ayat-ayat Allah begitu banyaknya, tapi mereka yang ingkar itu tidak dapat menangkapnya benar-benar keterlaluan bodohnya Standar bodoh/pandai adalah ma’rifatullah Dengan ma’rifatullah ia akan dapat menjawab persoalan mendasar: Dari mana kita datang? Untuk apa kita datang ke dunia? Mau kemana setelah itu? Seorang Profesor dianggap bodoh kalau tidak mengenal Allah (Abu Jahal cerdas, tapi diberi gelar bapaknya bodoh)
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ عَرَفَ رَبَّهُ Mengenal Dirinya مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ عَرَفَ رَبَّهُ Siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya Oleh karena itu Allah mengingatkan kita agar melihat diri kita sendiri (51:21) Proses penciptaan Proses kelahiran Proses pertumbuhan hingga dewasa dan akhirnya mati Semuanya penuh dengan keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT
مَرَضُ الشُّبْهَةِ 2 اَلاِرْتِيَابُ RAGU-RAGU
Tiga Kelompok Manusia Mereka yang menerima aqidah secara talqin (turunan) dan meyakininya karena tradisi Sangat rawan terasuki kebimbangan jika menemui berbagai syubhat Mereka yang menganalisis dan berpikir Imannya bertambah dan keyakinannya makin kuat Mereka yang selalu menganalisis, berpikir, serta berusaha taat kepada Allah SWT, melaksanakan perintahnya dan memperbaiki ibadahnya Lentera hidayah memancar dalam hatinya Cahaya nuraninya ini mampu melihat hal-hal yang menyempurnakan imannya, melengkapi keyakinannya, dan meneguhkan hatinya
Mayoritas Umat Islam Mayoritas umat Islam beriman secara keturunan (Islam KTP), tidak memiliki landasan yang kokoh kalau ada yang menggoyang mudah menjadi ragu-ragu Ini sebenarnya penyakit umat terdahulu Mereka buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga (2:78) Senantiasa berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. (22:55)
مَرَضُ الشُّبْهَةِ 3 اَلاِنْحِرَافُ PENYIMPANGAN
Proses Penyimpangan (5:13) نَقْضُ الْمِيْثَاقِ merusak perjanjian اَللَّعْنَةُ mendapat laknat قَسْوَةُ الْقُلُوْبِ hatinya keras الاِنْحِرَافُ penyimpangan النِّسْيَانُ lupa pada peringatan
Selalu Berkhianat Mereka melupakan amal shaleh karena kebencian terhadapnya Mereka dalam kondisi yang buruk Hati mereka sakit Fitrah mereka tidak lurus Amal perbuatannya tidak diterima Mereka akan selalu berkhianat terhadap umat Islam dengan membuat makar dan tipu daya
مَرَضُ الشُّبْهَةِ 4 اَلْغَفْلَةُ LALAI
Tidak Memfungsikan Potensinya 7:179 mereka lalai: Punya hati tetapi tidak untuk memahami ayat-ayat Allah Punya mata tetapi tidak untuk melihat ayat-ayat Allah Punya telinga tetapi tidak untuk mendengar ayat-ayat Allah Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih buruk lagi Akhirnya tersesat jauh sekali ke neraka Itu semua ada ni’mat Allah akan ditanya 17:36 Orang yang terpisah dari Jamaah juga akan mengakibatkan lalai (tidak ada yang menasihati) ingkar
Mana yang Lebih Berat? Tentu penyakit syahwat jauh lebih berat dari pada penyakit syubhat Kadangkala tidak terkena penyakit syubhat, tapi karena masih ada penyakit syahwat tersesat dari hidayah Oleh karena itu Orang yang terkena penyakit syahwat menyebabkan dirinya DIMURKAI ALLAH (اَلْمَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ) 1:7 Sedangkan yang terkena penyakit syubhat menyebabkan dirinya tersesat (اَلضَّالُّوْنَ) 1:7
Obatnya Kedua penyakit itu memerlukan obat yang berbeda Obat penyakit syahwat adalah MUJAHADAH (bersungguh-sungguh untuk melawan dirinya) Obat penyakit syubhat adalah ILMU (belajar dan terus belajar) 29:69 Allah pasti akan memberi hidayah bagi yang berjihad di jalanNya
Tantangan dari Allah (22:73) Coba ciptakan LALAT! Tidak mampu Kalau begitu, rebut makanan yang sudah dimakan oleh lalat! Ini mesti dapat mengatasi 3 masalah besar Menangkap lalatnya hidup-hidup Mengambil makanan yang sudah dimakan Waktu
Mengatasi Tantangan Tantangan pertama mungkin dapat diatasi dengan membuat spider gun yang sangat canggih Tantangan kedua diatasi dengan menggunakan pipet yang sangat kecil dan elastis Tantangan ketiga sukar diatasi, karena untuk dapat menangkap lalat hingga mengambil makanannya memerlukan waktu yang cukup lama Padahal makanan yang sudah dimakan oleh lalat langsung menyebar ke seluruh tubuhnya dan digunakan untuk menggerakkan sayap-sayapnya JADI: TAK MUNGKIN DAPAT MENGAMBIL KEMBALI MAKANAN YANG SUDAH DIMAKAN OLEH LALAT
ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ MANUSIA ITU LEMAH Itulah bukti kelemahan manusia dan yang disembah manusia ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (22:73)