Hipotesis, tujuan umum /khusus dari penelitian PENDAHULUAN Hipotesis, tujuan umum /khusus dari penelitian
HIPOTESIS Dikarenakan Pemerintah telah memiliki instansi yang mengurusi lingkungan hidup dari pusat hingga daerah, terbuka kemungkinan mewujudkan sistem manajemen lingkungan (SML) terpadu. Jika SML Terpadu bisa diwujudkan pada tiga kawasan maka semua stake holder-nya bisa berkontribusi pada usaha menangani dampak perubahan iklim di kawasan mereka sendiri diawali dengan perencanaan infra-struktur yang mendukung keperluan itu.
TUJUAN UMUM /KHUSUS Membuat model sistem manajemen lingkungan terpadu (triple green) yang bisa memenuhi standar ISO 14000 dengan supervisi Pemerintah sehingga: 1) terpadu pengelolaan agro-industri di sekitar tiga kawasan untuk konservasi lahan basah; 2) terpadu pengelolaan interkoneksi agro-industri-energi [listrik] pada tiga kawasan; 3) terpadu pengelolaan keamanan lingkungan tiga kawasan sehingga bencana lingkungan seperti kebakaran lahan bisa ditangani tuntas.
METODE /DESAIN PENELITIAN Pemanfaatan kawasan lahan basah sebagai kawasan terbangun atau industri dari sudut pandang ilmu ekologi teknik; Mekanisme penanggulangan bencana, mengantisipasi perubahan iklim dengan perencanaan infra-struktur yang melibatkan sistem manajemen lingkungan terpadu dari semua stake holder terkait; Rencana Penelitian Tersusun Sistematik, Konsisten, dan Operasional; Dalam melakukan riset dasar, penulis mencoba berkolaborasi dengan peneliti riset terapan melalui jurnal index scopus di mana dicoba pengetahuan baru, teori, konsep, dan metodologi dipakai dalam riset terapan tersebut. Hasil riset terapan menjadi kebutuhan riset dasar untuk alternatif solusi. Riset dasar dilakukan pada tahapan bisnis pra-komersial, skala bisnisnya seimbang aspek positif dan negatifnya; Kependudukan dan Pembangunan Berkelanjutan; metode penelitian yang penulis tempuh adalah penelitian melalui survei dengan ketentuan: 1) objek dan kondisi pengamatan tidak diatur; 2) data dikumpulkan apa adanya; 3) perlu metode pengumpulan data yang tepat; MENGARAHKAN DINAMIKA PENDUDUK MELALUI POS PEMBERDAYAAN MENGGERAKKAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP TERDIRI ATAS PENGGUNAAN TEKNIK EKOLOGI MENYELESAIKAN PROBLEM LINGKUNGAN KEBAKARAN LAHAN PENYEBAB KABUT ASAP DAN RESTORASI EKOSISTEM LAHAN YANG SUDAH HANGUS DEMI MASA DEPAN ANAK CUCU; Penggunaan Teknik Ekologi, Pelestarian Hutan & Daerah Aliran Sungai, Pertanyaan-pertanyaan Kunci; Fokus pada tiga lokasi yaitu pembangkit listrik, kawasan industri, dan pelabuhan /terminal.
SUBJEK: Kebakaran Diberitakan bahwa lahan yang terbakar di SumSel terdiri atas: 1) Kawasan hutan lindung konservasi 320 ha dan baru dipadamkan 146 ha [45 %]; 2) Kebun masyarakat atau APL <area pengguna lain> 615 ha dan telah dipadamkan 274 ha [44 %]; 3) SumSel merupakan peringkat kelima provinsi dengan luas lahan terbakar; 4) Paling rawan lahan gambut di Musi Banyuasin <barat TAA> dan Ogan Komering Ilir <selatan TAA, Tanjung Api-api>.
PROSEDUR: Pemadaman Biaya pemadaman kebakaran yang digunakan BNPB total melebih Rp 343 milyar dengan prosentase keberhasilan khusus SumSel tidak melebihi angka 45 %. Mungkin keterlibatan masyarakat khususnya di sekitar lahan terbakar, belum optimal, belum masif /masal. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha sebagai mana tertera pada judul makalah ini karena tradisi lama Bangsa Indonesia adalah gotong royong. Koordinator lapangan dari usaha ini adalah kepala desa dan jajarannya serta tokoh masyarakat sekitar. Hal ini ditunjang oleh akan digelontorkan anggaran dana desa milyaran rupiah.
PENGUKURAN: Gotong royong Langkah pertama kepala desa adalah mengumpulkan data dan informasi. Beliau bisa meminta bantuan dari warganya yang masih menjadi mahasiswa dan pelajar atau guru /dosen. Peralatan yang digunakan adalah komputer yang ada di kantor desa, laboratorium sekolah, dikolaborasikan dengan MPLIK (Mobile PLIK) dan PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) yang ada di kantor kecamatan. Data dan informasi itu diunggah ke dunia maya melalui blog desa.
Rintisan Blog Desa Sudah dilaksanakan pemerintah via Telkomsel program untuk membuat Desa Berdering dan Desa Pinter (Punya Internet). Jadi jika fasilitas di kantor kecamatan kurang memadai maka dioptimalisasi fasilitas di kantor desa seperti itu. Yang utama adalah the man behind the gun. Penting diprioritaskan urusan manusia yang mengawaki semua fasilitas tersebut. Dibutuhkan komitmen semua pemimpin baik formal, non-formal, mau pun informal.
Melalui blog desa Bisa dirintis Sistem Informasi Desa sebagai mana dimaksud oleh Menteri Desa, PDT, Transmigrasi. Sebaiknya isi blog atau sosial media desa fokus pada pemahaman pedesaan secara partisipatif menunjang kegiatan usaha tani (ternak) terpadu, dibarengi dengan penyiapan kawasan rumah pangan lestari.
Pencegahan diprioritaskan Menurut tulisan Maspril Aries di Republika Selasa 4 Nov 2014 hlm 7 Nusantara, tanpa pencegahan, upaya pemadaman kebakaran hutan sia-sia. Kebakaran hutan dan lahan yang terus berulang setiap tahun, tampaknya tidak menjadi pembelajaran untuk mencegah secara tuntas. Indikatornya hotspot, asap!
Menurut Kepala BNPB, Syamsul Maarif (Usaha) yang akan datang diarahkan kepada satgas darat dan penegakan hukum untuk pencegahan kebakaran. Aparat di tingkat RT, RW, kelurahan /desa, kecamatan hingga kabupaten /kota harus bertindak sejak dini di wilayah masing-masing melakukan pencegahan. Pemerintah pusat tetap hadir membantu pemda.
Langkah kedua Melalui UU No. 52 /2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah diamanatkan pembangunan berwawasan kependudukan, disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus menjadi subjek dan objek dari kegiatan tersebut, harus diperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia, SDM.
KKN Sebagai triger, pemicu, pioner, pelopor adalah mahasiswa sebagai the agent of change melalui Program Kuliah Kerja Nyata yang diselenggarakan perguruan tinggi. Kepala desa berjuang dibantu para mahasiswa tentu akan mudah mengarahkan dinamika penduduk melalui program pemberdayaan yang sudah tergelar di tingkat kecamatan (via PLIK /MPLIK) dan sudah terinstal di tingkat desa (via Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa).
Pos pemberdayaan Orang mau bergerak kalau ada motivasi. Di SumSel selalu ada orang mau membakar lahan karena ada motivasi. Diperkirakan motif paling kuat adalah motif untuk bertahan hidup dan /atau motif ekonomi. Oleh karena itu dengan strategi yang sama prioritas titik sentral pos pemberdayaan adalah ekonomi (yang berkelanjutan), meningkatkan kesejahteraan melalui agro-industri dan pemenuhan kebutuhan energi rumah tangga melalui agro-energi sehingga mengentaskan keluarganya dari kemiskinan dengan efek pembangunan lingkungan hidup turut digerakkan.
Teknik ekologi Agar lahan (gambut) tetap basah, perlu dibuat kolam ikan dan embung yang banyak oleh para pemilik lahan garapan. Hal ini bisa untuk memanen air hujan di kala musim penghujan, menjaga ketersediaan air di musim kemarau. Tanah galian kolam dan embung bisa digunakan untuk meninggikan pagar sekeliling, meninggikan lintasan jalan setapak untuk mengelola lahan, mengantisipasi intrusi air laut yang akan bertambah tinggi 13,50 + 6,15 cm pada tahun 2030 di SumSel. Semua kegiatan dilakukan secara gotong-royong melibatkan banyak orang dewasa, remaja (kader) bergantian untuk lahan garapannya masing-masing.
Restorasi ekosistem Instalasi bangunan pengolah limbah di dekat kolam ikan /embung bisa dimanfaatkan sebagai posko usaha pemadaman kebakaran lahan. Di dekat lokasi ini perlu ditanam rumpun pohon bambu sebagai persediaan untuk membuat tongkat untuk pemadam api jarak jauh dan keperluan lainnya. Di sekeliling kolam ikan/embung perlu ditanam pohon kelapa serapat mungkin untuk buahnya bisa diambil sebagai air minum para petani penggarap. Daun kelapa bisa dianyam serapat mungkin untuk pembuatan ember yang digunakan untuk pemadaman kebakaran. Bisa juga digunakan tempurung kelapa untuk pembuatan ember dan gayung yang lebih permanen.
Ringkasnya Perlu kolaborasi infra-struktur internet seperti blog, social media, e-mail, didukung infra-struktur telecommunication dan computer dengan kepala desa dan perangkatnya fokus pada pemahaman pedesaan secara partisipatif menunjang kegiatan usaha tani (ternak) terpadu, dibarengi dengan penyiapan kawasan rumah pangan lestari. Semua itu perlu kontribusi perguruan tinggi dengan ujung tombak yaitu Mahasiswa KKN.
Strategi Mahasiswa KKN aktif dengan pijakan Pos Pemberdayaan (Masyarakat) disertai dua strategi yaitu teknik ekologi (rekayasa lingkungan untuk memahami pedesaan) dan restorasi ekosistem (perbaikan lingkungan mewujudkan kawasan rumah pangan lestari diprioritaskan di sekitar embung /jadi rumah harus mempunyai kolam untuk memanen air hujan dan antisipasi bahaya kebakaran).
HASIL Visi pemerintahan Jokowi: Indonesia ... Berlandaskan gotong royong fokus di desa /kelurahan /pekon /kampung /nagari /banjar. Misinya: Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang MANDIRI, maju, KUAT, dan berbasis kepentingan nasional kemandirian ekonomi, kualitas hidup manusia Indonesia yang maju, sejahtera tinggi pencapaian MDG’s for 2015.
8 tujuan 1) Mengurangi kemiskinan dan kelaparan ekstrim mengolah lahan di sekeliling kawasan industri [sebagai pasar] dan sekeliling pembangkit listrik [pemasok energi]. 2) Mencapai pendidikan primer /dasar universal melalui peran serta mahasiswa KKN pada kegiatan pembelajaran di sekolah desa lokasi KKN.
3) Mempromosikan persamaan jender dan memberdayakan wanita partisipasi dan ikut serta wanita dalam kegiatan pos daya [pemberdayaan]. 4) Mengurangi kematian anak melalui penjagaan kesehatan makanan bergizi, tanaman obat-obatan dari pekarangan rumah; pencegahan sakit Penuntun Hidup Sehat.
5) Memperbaiki kesehatan ibu hamil sehat mental: dukungan suami, anak, orang tua, tetangga; sehat jasmani: istirahat cukup, makanan empat sehat lima sempurna. 6) Lawan HIV /AIDS, malaria, dan penyakit lainnya PHBS [Perilaku Hidup Bersih dan Sehat]; Perilaku Sehat Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit.
7) Memastikan lingkungan lestari SML Terpadu dipimpin kepala desa hingga kepala keluarga, pemantauan dengan sistem informasi desa. 8) Membangun kerja sama global untuk pembangunan desa pinter [punya internet], pemanfaatan TIK /ICT, sosial media, jaringan kampus, pemerintah, industri.
Sistem informasi SiMaDe (Sistem Informasi Manajemen Desa). https://www.facebook.com/sisteminformasidesa http://www.telkomcloud.com/sme/e-kelurahan/ http://www.telkomuniversity.ac.id/index.php/campus/portal-desa-digital http://www.slideshare.net/fasilitatorsid/ningrum-kpdt-bantul-edesa
NAWA CITA Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. http://www.ksap.org/sap/anggaran-strategis-dan-laporan-keuangan-desa/ http://www.epa.gov/dfe/pubs/iems/iems_template/template.pdf http://www.epa.gov/dfe/pubs/projects/iems/
Strategi memperkuat desa Dengan ketahanan pangan (minuman dan makanan primer [pokok], sekunder [lauk pauk & sayur mayur], tersier [buah-buahan, susu]); ketahanan energi (bio gas, kayu bakar, mikro hidro, sampah, matahari, angin); ketahanan infra-struktur (kayu, bambu, kelapa, kuda, kerbau, sapi, kambing, unggas, dll) plus yang utama ketahanan mental generasi muda.
KESIMPULAN Kita perlu mengimplementasi kepemimpinan pada MDGs pada konteks SML: 1) Accelerating progress Fokus pada tahapan pragmatis yang dapat diambil sampai 2015, di kampus yaitu IBIKK KnowLedge & TechnoPark [bingkai akselerasi?]; Strategi menjahit 8 TUJUAN sesuai keperluan pembangunan secara global dan lokal.
2) Tracking the MDGs progress reports, global mdgs conference, working paper series. 3) UNDP Partnership MDG achievement fund; Business call to action [BCtA]: membangun inclusive business models yang menyediakan potensi sukses komersial {IBIKK} dan pembangunan di tiga kawasan yaitu pembangkit, industri, dan pelabuhan.