Maulfi Syaiful Rizal FIB UB STRUKTUR PUISI Maulfi Syaiful Rizal FIB UB
Diksi Imaji Kata konkret Bahasa figuratis Tema Rasa Nada (tone) Amanat UNSUR PUISI STRUKTUR FISIK Diksi Imaji Kata konkret Bahasa figuratis Verifikasi Tata Wajah STRUKTUR BATIN Tema Rasa Nada (tone) Amanat
Struktur Fisik Unsur-unsur bentuk atau struktur fisik puisi dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar dari puisi. Unsur- unsur itu dapat ditelaah satu persatu, tetapi unsur-unsur ini merupakan kesatuan yang utuh.
Verifikasi (Bunyi) Unsur bunyi dalam puisi nilai keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari ranah kebahasaan. Unsur bunyi yang dibahas ini akan menyangkut beberapa hal: Irama Rima ragam bunyi yang meliputi bunyi euphony, bunyi cacophony, dan onomatope.
Rima atau sajak adalah pola estetika bahasa yang berdasarkan ulangan suara yang diusahakan dan dialami dengan kesadaran (Slametmuljana dalam Badrun, 1989:71). Rima adalah bunyi yang berulang/berselang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik puisi (Aminuddin, 2011:137). Dari pengertian di atas, rima merupakan bentuk pengulangan suara atau bunyi yang diusahakan dengan sadar yang terlatak di dalam maupun di luar larik puisi.
“Salju” karya Wing Kardjo Ke manakah pergi Mencari matahari Ketika salju turun Pohon kehilangun daun Dari puisi di atas, terdapat pengulangan bunyi e pada ke manakah pergi. Pengulangan bunyi vokal tersebut dinamakan asonansi. Terdapat juga pengulangan huruf n pada pohon kehilangan daun. Pengulangan bunyi konsonan tersebut dinamakan aliterasi. Perulangan bunyi vokal dan konsonan yang berlaku diantara kata-kata dalam satu lirik disebut rima dalam.
Rima akhir adalah rima yang terdapat pada akhir larik puisi dalam satu bait. Dalam puisi di atas terlihat dari vokal i pada pergi dan matahari dan konsonan n pada turun dan daun.
Ragam bunyi dalam puisi Euphony Ragam bunyi yang mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas, dan gerak. Cacophony Bunyi yang menuansakan suasana ketertekanan batin, kebekuan, kesedihan, dan kesepian. Onomatope Sebagai bunyi dalam puisi yang umumnya hanya memberikan sugesti suara yang sebenarnya.
Irama yakni perpaduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa alunan keras-lunak, tinggi-rendah, panjang-pendek, kuat-lemah yang keselurahannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta nuansa makna tertentu (Aminuddin, 2011:137). Irama merupakan pengulangan pola waktu dan pola tekanan yang terjadi secara tertatur (Sumardjo dan Saini, 1986:128).
Berburu ke padang datar mendapat rusa belang kaki berguru kepalang ajar Bagai bunga kembang tak jadi Suku kata yang berawarna merah memiliki pola waktu dan tekanan yang sama dan inilah contoh irama dalam puisi.
Peranan bunyi yang berupa irama dan rima meliputi: Menciptakan nilai keindahan melalui unsur musikalitas Menuansakan makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap penyairnya Menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya
Larik Larik atau baris adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan telah mendukung satuan makna tertentu (Aminuddin, 2011:145). Enjambemen adalah pemenggalan lirik sautu puisi yang dilanjutkan pada larik berikutnya (Aminuddin, 2011:145). Keterkaitan antara larik dan satu dengan yang lainnya sangat erta karena dapat mendukung makna.
Bait Bait merupakan kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik maupun bait lainnya (Aminuddin, 2011:146). Peranan bait: Mewujudkan pokok pikiran tertentu Menciptakan tipografi Mementingkan suatu gagasan serta menunjukkan loncatan gagasan
Tipografi Tipografi merupakan cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin, 2011:146). Peranan tipografi: 1. Menampilkan aspek artistik visual 2. Menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu 3. Menunjukkan adanya loncatan gagasan 4. Memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu
Latihan Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pepohonan? Sekali ini aku terlalu sangat depat jawab kepingin: Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan! (“Malam di Pegunungan”, Chairil Anwar) Tentukan rima dalam pada puisi di atas! Tentukan rima akhir pada puisi di atas! Ragam bunyi euphony atau cacophony yang lebih dominan dalam puisi di atas? Jelaskan dan buktikan!