PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology). KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN A.PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN B.HUBUNGAN PSIKOLOGI DG. PENDIDIKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN Oleh : KUNTJOJO Universitas Nusantara PGRI Kediri /19/20141.
Advertisements

ASESMEN TEKNIK NON TES DAN TES
HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Konsep Dasar Pendidikan
& Batas-batas Pendidikan
KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
KONSEP DASAR PEDAGOGIK
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
Komponen-Komponen Pendidikan
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
HAKIKAT PENDIDIKAN Andi Muhammad Ajiegoena Pengantar Pendidikan
PENGANTAR PENDIDIKAN Adriy.weebly.com.
Dr. Arif Rohman, M.Si./ FENOMENA PENDIDIKAN Fenomena Apakah yang dapat disebut sbg Fenomena Pendidikan ? Dr. Arif Rohman,
Sejarah TP. Metode Kaum Sufi Di mana terjadi? Sistem tutor Apa itu tutor? Pengajaran yang pertama Seni politik dan pidato (arete)
SEJARAH & TELAAH KURIKULUM
Pengertian Latar Belakang Visi Misi Tujuan Kegunaan Sasaran.
TELAAH KURIKULUM Fitria Yuniasih.
What is Education?  “Saya tidak akan menikah sebelum pendidikanku selesai”  What it education, learning, or schooling?  Schooling might be thought of.
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology) Oleh:KUNTJOJO Universitas Nusantara PGRI Kediri 110/15/2016.
KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
& Batas-batas Pendidikan
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology)
Standar Proses Pendidikan
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
Psikologi Pendidikan Winny Puspasari.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
FTI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER Adriyanto J. G.
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng
Pada Mata Kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN FEBRIYANTO PSIKOLOGI PENDIDIKAN DOSEN FEBRIYANTO
HAKIKAT PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “HAKEKAT MANUSIA”
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN (DOSEN: PURWANI PUJI UTAMI, M.Pd)
Assalamu’alaikum.
ILMU PENDIDIKAN OLEH: MOH. YANI, S.Ag, M.M, M.PdI
FILSAFAT PENDIDIKAN MK 115
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN MENDIDIK
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Secara Etimologis psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. = ilmu yang.
PERBEDAAN FILSAFAT dan ILMU PENDIDIKAN
LANDAS AN PSIKOLOGIS DALAM PENGEM BANGAN KURIKULUM
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology)
Syarat Peningkatan Kualitas SDM?
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
D N J / Dasar-dasar Pendidikan
KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology)
Teori Pendidikan Dasar MATA KULIAH : TEORI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN Dosen : Wahyu A.Rini, MA, M.Pd.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Arti Pendidikan George F Kneller, dalam bukunya: Foundations of Education Arti luas: suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan.
KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN
DASAR-DASAR PENDIDIKAN Oleh : KUNTJOJO Program Akta Mengajar Universitas Nusantara PGRI Kediri /4/20191.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
PENDEKATAN, MODEL, STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN.
Transcript presentasi:

PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Educational Psychology)

KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN A.PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN B.HUBUNGAN PSIKOLOGI DG. PENDIDIKAN C.SEJARAH PARA TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI PENDIDIKAN D.KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI TEORI & PRAKTEK PENDIDIKAN E.METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus. Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.

B. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN PENDIDIKAN Mendidik berarti membantu peserta didik agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan Peserta didik merupakan makhluk bio-psiko- sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Pendidikan dilakanakan berdasarkan : landasan filosofis, psikologis, sosio-kutural, & teknologis

DEFINISI & TUJUAN PENDIDIKAN Menurut F.H. Phenix –“Education is the process whereby persons intentianally guide the development of persons” Menurut Ki Hajar Dewantara Menurut Ki Hajar Dewantara –Pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak2, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973 –Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah Menurut UU RI No. 2 Tahun 2003 –Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

KESIMPULAN Pendidikan adalah tuntunan, pimpinan, bimbingan yang dilakukan secara sadar (sengaja) oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang. Tuntunan, pimpinan, dan bimbingan tersebut dilakukan dengan maksud membantu perkembangan si terdidik ke arah tujuan tertentu. Bahwa kegiatan pendidikan (interaksi pendidik dengan peserta didik) dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah

RENSTRA DEPDIKNAS  VISI DEPDIKNAS: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF  VISI DEPDIKNAS: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF  MISI DEPDIKNAS: MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF DENGAN ADIL, BERMUTU, DAN RELEVAN UNTUK KEBUTUHAN MASYARAKAT GOBAL  MISI DEPDIKNAS: MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF DENGAN ADIL, BERMUTU, DAN RELEVAN UNTUK KEBUTUHAN MASYARAKAT GOBAL

D. TOKOH-TOKOH YANG BERJASA THD PERKEMB. PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1. DEMOCRITUS 2. PLATO & ARISTOTELES 3. JOHN AMOS COMENICUS 4. ROUSSEAU 5. JOHN H. PESTALOZZI 6. FRANCIS GALTON 7. STANLEY HALL 8. WILLIAM JAMES 9. ALFRED BINET

1.DEMOCRITUS  In the fifth century B.C., Democritus, for example, wrote on the advantages conferred by schooling and the influence of the home on learning (Watson, 1961).  (Pada abad ke-5 sebelum masehi, sebagai contoh, Democritus menulis tentang man- faat - manfaat tindakan oleh sekolah dan pengaruh lingkungan rumah pada keberha- silan belajar individu)

2.PLATO & ARISTOTELES A century later, Plato and Aristotle discussed the following educational psychology topics (Adler, 1952; Watson, ) : the kinds of education appropriate to different kinds of people; the training of the body and the cultivation of psychomotor skills; the formation of good character; the possibilities and limits of moral education; the effects of music, poetry, and the other arts on the development of the individual; the role of the teacher; the relations between teacher and student; the means and methods of teaching; the nature of learning; the order of learning; affect and learning; and learning apart from a teacher.

2.PLATO & ARISTOTELES Pada abad ke-4 sebelum masehi, Plato and Aristoteles berdikusi tentang topik-topik psikologi pendidikan : a. Jenis-jenis pendidikan yang sesuai berdasar- kan perbedaan-perbedaan peserta didik; b. Latihan-latihan jasmani dan pengembangan keterampilan psikomotor; c. Bentuk-bentuk karakter yang baik; d. Kemungkinan-kemungkinan dan keterba- tasan- keterbatasan pendidikan moral;

e. Efek dari musik, puisi, dan seni-seni lainnya pada perkembangan individu; e. Efek dari musik, puisi, dan seni-seni lainnya pada perkembangan individu; f. Peranan guru; f. Peranan guru; g. Relasi antara guru dengan siswa; g. Relasi antara guru dengan siswa; h.Alat-alat dan metoda mengajar; h.Alat-alat dan metoda mengajar; i.Jenis-jenis aktivitas belajar; i.Jenis-jenis aktivitas belajar; j.Prinsip-prinsip belajar; j.Prinsip-prinsip belajar; k.Afeksi dan belajar; k.Afeksi dan belajar; l.Belajar terlepas dari guru. l.Belajar terlepas dari guru.

3.JOHAN AMOS COMENIUS ( , Seorang ahli pendidikan dari Cekho.) 3.JOHAN AMOS COMENIUS ( , Seorang ahli pendidikan dari Cekho.)  Anak jangan dianggap sbg miniatur orang dewasa;  Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak, lakukanlah dg menggunakan alat peraga sehingga anak dapat mengamati, mengalami, dan menyelidiki.

4. JEAN JAQUES ROUSSEAU ( , seorang pemikir dari Perancis). 4. JEAN JAQUES ROUSSEAU ( , seorang pemikir dari Perancis).  “Segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia.  Campur tangan orang tua/orang dewasa thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati.  Para pendidik hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.

5.J.P. PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang pendidik dari Swiss) 5.J.P. PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang pendidik dari Swiss)  Ia berusaha meningkatkan pendidikan di masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak.  Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.  Ia menyarankan agar proses pembelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang paling mudah meningkat ke yang lebih sulit, sulit, dst.

6. FRIDRICH FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari Jerman) 6. FRIDRICH FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari Jerman)  Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak- kanak).  Menurut Frobel, taman kanak-kanak merupa-kan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta, dan menger-jakan pekerjaan tangan secara bersama.

7. JOHANN FRIEDRICH HERBART ( ). He not only may be considered the first voice of the modern era of psychoeducational thought, but his disciples, the Herbartians, played a crucial role in preparing the way for the scientific study of education. They wrote about what we now call schema theory, advocating a cognitive psychology featuring the role of past experience and schemata in learning and retention. 7. JOHANN FRIEDRICH HERBART ( ). He not only may be considered the first voice of the modern era of psychoeducational thought, but his disciples, the Herbartians, played a crucial role in preparing the way for the scientific study of education. They wrote about what we now call schema theory, advocating a cognitive psychology featuring the role of past experience and schemata in learning and retention.

HERBARTIANS Herbartians promoted teaching by means of a logical progression of learning, a revolutionary idea at the end of the 19th century. They promoted the five formal steps for teaching virtually any subject matter: (1) preparation (of the mind of the student), (2) presentation (of the material to be learned), (3) comparison, (4) generalization, and (5) application. It was the Herbartians who first made pedagogical technique the focus of scientific study, pointing the way, eventually, to the field of research on teaching, a very fruitful area of research in educational psychology.

Herbartians (para murid herbart) mengu- sulkan konsep mengajar dengan mema- kai kemajuan logis proses belajar. Mere- ka mengemukakan 5 langkah mengajar materi apa saja : 1)Persiapan; 2)Menyajikan materi; 3)Perbandingan; 4)Generalisasi; 5)Aplikasi.

D. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM SISTEM PEMBELAJARAN SISTEM PEMBELAJARAN SISTEM EVALUASI SISTEM EVALUASI PENGEMBANGAN PROGRAM PEND. PENGEMBANGAN PROGRAM PEND.

1. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek : (1) karakteristiik psikologis peserta didik; (2) kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) penga-laman belajar siswa; (3) hasil belajar (learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa. Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik.

2. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENGEMB. PROGRAM PEND. antara lain dalam hal ; Pengembangan program pendidikan, misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari aspek psikologis peserta didik; Penentuan jurusan atau program; Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.

3. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN, a.l. dalam hal : Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan; Pemilihan model-model pembelajaran; Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran; Penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran.

4 4. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI SISTEM EVALUASI antara lain dalam : Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes); Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektif atau subjektif); Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi;

E. TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK E. TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TEKNIK NON TES TEKNIK TES

1. TEKNIK TES Dilakukan dengan alat yang valid dan reliabel; Dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu; Dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, bakat, minat, kecerdasan;

2. TEKNIK NON TES Dilakukan dengan alat tertentu, misalnya kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi dst; Dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta ataupun opini; Teknik non tes terdiri dari : observasi, wawancara, kuesioner, sosiometri, analisis karya, biografi, dst.