KAJIAN PENGEMBANGAN SNI MAKANAN MINUMAN DALAM MENGHADAPI AEC 2015

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 15 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Advertisements

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PANGAN
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
Bab 1 Pemasaran Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan
Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Strategi Nasional Literasi Keuangan
PENGATURAN LABEL PRODUK PANGAN DAN NON PANGAN DALAM RANGKA PENGUATAN PASAR DOMESTIK dr. Bayu khrisnamurti wakil menteri KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI 11.
SOAL ESSAY KELAS XI IPS.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
Program VECO-Indonesia
STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM)
Dasar Hukum dan Persyaratan Penerbitan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis di Lingkungan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Jakarta, 28.
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
SERTIFIKASI PRODUK SEGAR (Prima) pada buah & sayuran
PENYEMPURNAAN arSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA
MESIN HS OTH CENTRIFUGAL PUMPS;SINGLE SUCTION HORIZONTAL SHAFT WATER PUMPS.
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 10 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
VISASIA POIN SYSTEM CONCEPT

DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN
Luas Daerah ( Integral ).
Prospek Perusahaan Perkebunan
SKEMA PENERAPAN SISTEM KEAMANAN PANGAN PADA TIAP TAHAPAN PRODUKSI
Mind Map IKM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
Is Fatimah. 28/03/ Sudahkan memahami SKEMA PENDANAAN (RD, RT, KP, DF) Insentif SINas ?
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.
OVERVIEW Konsep dasar dan arti penting klasifikasi industri.
Pertemuan 11 Strategi Produk dan Penentuan Harga
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Perancangan Sistem Informasi Inventory Pada CV PSP
Sebagai Media Penyuluhan
PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
Contoh Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia
Andrian Noviardy,SE.,M.Si.
Sekilas Tentang Tariff Adjustment pada Tarif Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 12 Januari 2015.
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD” DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA.
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI BERBASIS AGRO
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Keamanan Pangan Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Ganef Judawati Balai Kartini Selasa, 24 Februari 2015.
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN
INDUSTRI PERTEMUAN KE-3.
Sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017
CAC dan ISO Rini Hustiany.
Oleh: M. Wahid Supriyadi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
Kuliner Hasil Perkebunan
PERTEMUAN KE XII PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KERANGKA ACFTA (Asean China Free Trade Area )
Kebijakan pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan
MEWUJUDKAN PRODUK OLAHAN PERIKANAN YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
PENGENALAN INDUSTRI MAKANAN
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM
Industri Makanan dan Minuman
Pangan PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DAN 2017.
JAMINAN MUTU PRODUK PERTANIAN Pandi Pardian Rizen Primiere Hotel 19 Agustus 2018.
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Transcript presentasi:

KAJIAN PENGEMBANGAN SNI MAKANAN MINUMAN DALAM MENGHADAPI AEC 2015 Jakarta, 21 Maret 2014

Kondisi industri MANMIN Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi : Potensi industri makanan dan minuman di Tanah Air masih sangat besar. Tingkat permintaannya juga terus meningkat, bahkan untuk memenuhinya, Indonesia masih banyak bergantung bahan baku dari impor. Contoh : impor gandum tahun 2011 mencapai 5,6 juta ton, gula 2,7 juta ton, dan kedelai 2 juta ton. "Ketergantungan kita terhadap bahan baku masih cukup besar. Seperti gandum, gula, dan kedelai. Bahkan untuk produk susu, sekitar 70% bahan bakunya juga masih mengandalkan impor,” katanya. (ACH) Sumber : http://www.eksekutif.co.id/component/content/article/4-berita-bisnis/771-industri-makanan-dan-minuman-prospektif.html (data th 2012)

Penjualan Makanan Minuman

Pengeluaran Tahunan Makanan Minuman Hasil studi McKinsey memperkirakan Annual Consumer Spending Mamin Indonesia meningkat dari USD 73 bn (2011) menjadi USD 194 bn (2030)

Pertumbuhan Pasar Minuman Ringan Pasar minuman ringan memiliki prospek yang besar untuk tumbuh menuju level matang (growing to mature). Pasar minuman ringan diperkirakan tumbuh 12,3 persen.

Pertumbuhan Industri Mamin dan Tembakau Sisi produksi, Industri Mamin menjadi kontributor terbesar pembentukan PDB Sektor Industri Manufaktur non migas dengan share yang terus meningkat 28,6 % (2005) menjadi 36,3% (2012)

Impor Barang Konsumsi Mamin Olahan Import content bahan baku mamin masih relatif besar (70% - 80%). Impor mamin bahan baku mencapai Rp 66 tn (GAPMMI, 2013). Nilai impor barang konsumsi mamin tumbuh rata-rata 17% (Kemendag, 2012)

Tuntutan globalisasi (AEC 2015) dan dampak terhadap industri serta pasar di Indonesia Untuk lingkup ASEAN, terutama dalam kelompok ACCSQ (ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality) disepakati pengembangan atas ASEAN COMMON FOOD CONTROL REQUIREMENTS. Dokumen persyaratan pengendalian makanan minuman untuk lingkup ASEAN ini menetapkan banyak acuan standar atau prinsip manajemen keamanan pangan seperti HACCP, GAP, GMP maupun GRP.

ASEAN Cooperation in Food, Agriculture and Forestry (FAF) ASEAN Economic Community (AEC) by 2015 will be a single market and production base: enhancement of competitiveness of food, agricultural and forestry products in international markets, and the empowerment of farmers through the promotion of agricultural cooperatives has become regional priorities Emerging and cross-cutting issues such as food security, mitigation of and adaptation to climate change for the agriculture and forestry sector, and sanitary and phytosanitary (SPS) are also addresses within the priorities. Initiatives towards the Realisation of ASEAN Integration Through the harmonisation of quality and standards, assurances of food safety, and standardisation of trade certification, ASEAN agricultural products are expected to be ready to compete in the global market by offering safe, healthy and quality foods : ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework and Strategic Plan of Action on ASEAN Food Security (SPA-FS)

Has been achieved : ASEAN good agricultural practices (GAP), standards for the production, harvesting and post-harvest handling of agricultural produces (2006) the ASEAN maximum residue limit of pesticides, criteria for the accreditation of livestock and livestock products enterprises guidelines on good management practices for shrimp, and a code of conduct for responsible fisheries will be used as references for developing national priorities and means to support the agro-industry

ASEAN STANDARD FOR FRUITS 1 MANGOES 2. DURIAN 3. PINEAPPLE 4. PAPAYA 5. PUMMELO 6. RAMBUTAN 7. GUAVA 8. LANSIUM 9. MANDARIN 10. Mangosteen 11.WATERMELON 12. YOUNG COCONUT 13. BANANA Sumber : ASEAN STANDARD FOR FRUITS (ASEAN MINISTERS MEETING ON AGRICULTURE AND FORESTRY (AMAF), ASEAN ECONOMIC COMMUNITY. DIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASI DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN TAHUN 2009)

Terobosan yang perlu dilakukan untuk menghadapi AEC 2015 antara lain: Analisis kemampuan daya saing industri khususnya untuk makanan dan minuman 2. Review standar, SNI dan regulasi terkait Pengembangan dan pembinaan kemampuan daya dukung SDM (smart, etis dan inovatif) 4. Edukasi masyarakat menuju “smart consumer”

TUJUAN WORKSHOP Terbentuknya gugus kerja perumus untuk pengembangan dan penerapan standar/SNI sektor makanan minuman termasuk air minum dalam kemasan 2. 10 – 20 SNI sektor makanan minuman yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan persaingan di pasar domestik sekaligus sebagai strategi untuk memasuki pasar global. Naskah akademis pengembangan dan penerapan standar/SNI sektor makanan minuman termasuk air minum dalam kemasan  

Hasil Identifikasi dan Assessment Data Termasuk dalam industri strategis untuk FG :  1. Industri minyak goreng dari kelapa sawit   beserta bahan bakunya yaitu CPO  dan keturunannya seperti margarin, Hydrogenated Oil dst  2. Industri minuman ringan termasuk Air Minum Dalam Kemasan ; Minuman Beraroma ; Sirup dan Minuman ringan lainnya yang termasuk Katagori Pangan 14 beserta gula pasir, HFS (High Fruktosa sirup) dan juice/ konsentrat buah yang masih import.  3. Industri berbahan baku Terigu dan pati-patian termasuk bahan baku Terigu, tapioka (pati ubi kayu)  Industri Mi Instan , Makaroni, bihun, Soun dan sejenisnya ; Industri Roti , industri makanan ringan / snack , industri Biskuit 4. Industri berbahan baku utama Gula Pasir dan sirup seperti kembang gula , industri confectionery seperti coklat dst.  5. Industri minyak goreng kelapa beserta bahan bakunya kopra  6. Industri berbahan baku susu beserta bahan baku susu cair, susu bubuk , Anhydrous Milk Fat, Buter milk  7. Industri pengolahan teh dan kopi beserta bahan bakunya teh dan kopi  8. Industri pengolahan buah seperti manisan, pulp /konsentrat , buah kaleng, dried fruit dsb  9. Industri lainnya seperti kecap, saus sambal, saus bumbu dsb beserta bahan bakunya pasta cabe, pasta tomat, dsb  10. Industri Minuman Keras (?)  11. Industri tempe ; 12. Industri Infant Foods including infant formula, baby cereals & RTE meals ; 13. Industri Medical Foods including supplement ; 14. Industri Frozen Foods.

Dari assessemnt data diperoleh hasil industri strategis untuk 17 Finished goods dan 11 Raw material Langkah berikut dilakukan identifikasi SNI oleh Sekretariat

Identifikasi SNI berdasarkan cluster FG dan RM serta Kategori Pangan 1. FG (17 kluster) maupun RM (11 kluster), cocokkan dengan Katagori Pangan / KP  (Regulasi BPOM). Berhasil diidentifikasi 117 Kategori Pangan 2. Kategori Pangan (117 kategori) disandingkan dengan SNI. Berhasil teridentifikasi 330 SNI. 3. Identifikasi kemutakhiran 330 SNI 4. Identifikasi Kategori Pangan yang tidak ada SNI nya

Komdoditi , kategori pangan dan SNI No Kategori ITEM Ket 1 FG Cooking Oil including Plam Oil & Coconut oil 12 main items, 12 SNI 2 RM CPO & similar crude oil 5 main items, 5 SNI 3 Hydrogenated Oil & other product 4 main items, 4 SNI 4 Mineral Water including bottle water & natural mineral water 4 main items, 5 SNI 5 Flavored beverages including similar products 10 main items, 13 SNI 6 Sugar , Fructoce syrup , invert sugar, Glucose syrup & Molasses 7 main items, 10 SNI 7 Chocolate, Candies & similar product 8 main items, 8 SNI 8 Instant Noodle, Dried Noodle, Wet noodle made of Wheat flour ; Rice Noodle & other starch noodle 6 main items, 8 SNI 9 Bread, Biscuit & other similar product 10 Wheat Flour , Rice flour & other starch/ flours 8 main items, 12 SNI 11 Snacks , Cracker, Cereal products & similar products 3 main items, 15 SNI 12 Dried Copra 1 main item, 2 SNI 13 Milk products : Milk powder, Sugar sweetened milk, pasteurized milk, butter, AMF, yogurt, Cheese etc 9 main items, 13 SNI 14 Fresh Milk I main item, 2 SNI 15 Teh products : instant tea, dried tea, RTD tea beverages 2 main items, 8 SNI 16 Dried tea : black tea, green tea, Oolong tea etc 2 items, 1 SNI 17 Coffee products : instant coffee, coffee powder, coffee mix, RTD coffee etc 18 Coffee bean 19 Fruit & Vegetable products : dried fruits, fruit juices , Fruit concentrate , frozen fruit etc 7 main items, 29 SNI 20 Fruit 1 main item, 12 SNI 21 Sauce, Ketchup , Seasoning & Condiments 4 main item, 14 SNI 22 Dried Spice & Herbs 2 main items, 17 SNI 23 Tempe, Soy sauce, Tauco 1 main item, 4 SNI 24 Soybean 1 main item,1 SNI 25 Infant Foods including infant formula, baby cereals, RTE baby meals 3 main items, 6 SNI 26 Medical Foods including supplement 27 Frozen Foods 2 main items, 109 SNI 28 Malt

Hasil pertemuan 23 Januari 2014 I. Pengolahan data kluster komoditi NO Kluster Komoditi Jml SNI RM Jml SNI FG   RM NA FG 1 CPO dan PKO 3 7 2 Kelapa dan Kopra AIR 9 4 Gula 5 8 Kakao 6 Tepung & Pati, serta produk berbasis tepung & pati 12 28 Susu Teh Kopi 10 Buah Segar dan Sayur Jumlah 29 92 Catatan : Terdapat 10 kluster komoditi dengan 60 komoditi

        1. Pertemuan Mastan dengan pimpinan Gapmmi dan Asosiasi terkait kontribusinya untuk membantu sponsorisasi pembuatan dan penyempurnaan RSNI.         2. Pertemuan dengan pimpinan BSN         3. Pertemuan dengan Kadin yang difasilitasi Gapmmi         4. Pertemuan dengan Menteri BUMN         5. Agenda WS dan penentuan tanggal , lokasi dan daftar participants. II. AGENDA SETELAH PERTEMUAN 23 JANUARI 2014

Outcome Kajian Penetapan SNI sektor makanan dan minuman terpilih secara tepat waktu dalam menghadapi AEC 2015. Ketersediaan infrastruktur penerapan SNI sektor makanan dan minuman. Tersusunnya panduan penerapan SNI, sertifikasi serta proses export bagi pelaku usaha sektor makanan dan minuman

1. Kaji Ulang SNI MANMIN (10) Rp 4. 894. 400. 000 2         1. Kaji Ulang SNI MANMIN (10) Rp 4.894.400.000         2. Perumusan SNI baru (12) Rp 2.709.600.000 Total Rp 7.605.000.000 BIAYA KAJIAN PENGEMBANGAN SNI MANMIN

        1. Pemberdayaan Tenaga Kerja 355.694         2. Jumlah Perusahaan 2.433 Total Rp 67 Triliun NILAI TAMBAH KAJIAN

Outcome Penetapan SNI sektor makanan dan minuman terpilih secara tepat waktu dalam menghadapi AEC 2015 Ketersediaan infrastruktur penerapan SNI sektor makanan dan minuman tersebut di atas Tersusunnya panduan penerapan SNI, sertifikasi serta proses export bagi pelaku usaha sektor makanan dan minuman