PEROLEHAN AKTIVA TETAP BERWUJUD AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH PEROLEHAN AKTIVA TETAP BERWUJUD OLEH M.S.HUSEIN PULUNGAN
PENGERTIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD Aktiva – aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan normal Aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dibedakan atas : Aktiva Tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk letak perusahaan, peternakan dan pertanian. Aktiva Tetap yang umurnya terbatas, apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva sejenis, seperti bangunan, kenderaan, mesin, peralatan, meubeler, dll Aktiva Tetap yang umurnya terbatas, apabila habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis, seperti sumber-sumber alam tambang, hutan, dll
PENGELUARAN MODAL DAN PENDAPATAN Perlakuan akuntansi terhadap perolehan aktiva tetap berwujud di bagi menjadi 2 bagian : Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) adalah pengeluaran pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang di rasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran seperti ini di catat kedalam rekening aktiva tetap Pengeluaran Pendapatan ( Revenue Expenditure) adalah pengeluaran pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya di rasakan pada periode akuntansi tersebut. Pengeluaran seperti ini di catat kedalam rekening biaya
PERINSIP PENILAIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud, Prinsip Akuntansi menyatakan “Aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan di kurangi dengan akumulasi penyusutannya” harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul akibat memperoleh aktiva tersebut. Jika Aktiva tersebut di peroleh dengan cara pertukaran, maka harga perolehan aktiva tersebut sebesar harga harga pasar aktiva yang diserahkan, tetapi jika harga pasar aktiva yang diserahkan tidak di ketahui maka harga pasar aktiva yang diterima dicatat sebagai harga perolehan aktiva tersebut. Nilai Buku adalah Harga Perolehan di kurangi dengan depresiasi/deplesi.
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Aktiva tetap dapat di peroleh dengan berbagai cara, dimana masing – masing cara akan mempengaruhi harga perolehan aktiva tersebut, cara perolehan akativa sebagai berikut : PEMEBELIAN TUNAI. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan. dalam jumlah uang yang di keluarkan termasuk harga faktur, dan biaya yang lain sampai aktiva tersebut dapat digunakan, seperti biaya angkut, premi assuransi dalam perjalan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. dalam hal peroleh aktiva lebih dari satu macam seperti bangunan yang tediri dari tanah dan gedung, maka harga perolehannya harus dialokasikan ke tanah dan gedung.
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP PEMBELIAN ANGSURAN Apabila aktiva tetap di peroleh dengan cara angsuran, maka harga perolehan aktiva tersebut tidak termasuk bunga dan harus di pisahkan dari harga perolehan. Contoh: PT. Risa Fadila membeli sebuah mesin seharga Rp 5.000.000 pada tanggal 1 januari 2005. pembayaran pertama Rp 2.000.000, dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 desember selam 3 tahun, dengan bunga 12% pertahun. Percatatan harga peroleha mesin dan pembayaran angsuran sebagai berikut : tanggal 1 januari 2005 pada saat pembelian mesin. Mesin Rp 5.000.000 Utang Rp 3.000.000 Kas Rp 2.000.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Pencatatan pada tgl 31 desember 2005 pembayaran cicilan pertama di catat sebagai berikut : Utang Rp 1.000.000 Biaya Bunga Rp 360.000 Kas Rp 1.360.000 Perhitungan biaya bunga 12% 3.000.000 = Rp 360.000 Pencatatan pada tgl 31 desember 2006 pembayaran cicilan kedua di catat sebagai berikut : Biaya Bunga Rp 240.000 Kas Rp 1.240.000 Perhitungan biaya bunga 12% 2.000.000 = Rp 240.000 Pencatatan pada tgl 31 desember 2007 pembayaran cicilan ketiga di catat sebagai berikut : Biaya Bunga Rp 120.000 Kas Rp 1.120.000 Perhitungan biaya bunga 12% 1.000.000 = Rp 120.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Contoh II. PT. Aurhora pada tanggal 1 januari 2005 membeli mesin dengan mengangsur tiap akhir tahun sebesar 1.975.500 selama tiga tahun dengan tingkat suku bunga pertahun 9%, maka harga perolehan mesin dapat dihitung sebagai berikut : Penyelesaian : Jumlah Uang yang dibayarkan selama 3 tahun 1.975.500 x 3 = 5.926.500 Harga Perolehan / Nilai Tunai Mesin 2,53129 x 1.975.500 = 5.000.563,4 dibilatkan Rp 5.000.000 bunga angsuran selama 3 tahun di hitung sebagai berikut : Jumlah Pembayaran Rp 5.926.500 Harga Perolehan Rp 5.000.000 - Bunga Angsuran Rp 926.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP dari contoh diatas dapat dibuat tabel amortisasi sebagai berikut : Tahun Jumlah Angsuran Bunga Angsuran Pelunasan Utang Pokok Pinjaman 1 2 = 9% x 4 3 = 1 - 2 4 = 4 - 3 Awal tahu ke 1 5.000.000 31/12/2005 1.975.500 450.000 1.525.500 3.474.500 31/12/2006 312.700 1.662.800 1.811.700 31/12/2007 163.800 Pencatatan atas perolehan aktiva tetap diatas adalah sbb: tgl 1 januari 2005 Mesin Rp 5.000.000 Beban Bunga ditangguhkan Rp 926.500 Utang Angsuran Rp 5.926.500
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Pencatatan angsuran aktiva tetap diatas tahun ke-1 adalah sbb: tgl 31 desember 2005 Utang Angsuran Rp 1.975.500 Beban Bunga Rp 450.000 Kas Rp 1.975.000 Beban Bunga di tangguhkan Rp 450.000 Pencatatan angsuran aktiva tetap diatas tahun ke-2 adalah sbb: tgl 31 desember 2006 Beban Bunga Rp 312.700 Beban Bunga di tangguhkan Rp 312.700 Pencatatan angsuran aktiva tetap diatas tahun ke-3 adalah sbb: tgl 31 desember 2007 Beban Bunga Rp 163.800 Beban Bunga di tangguhkan Rp 163.800
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP DITUKAR DENGAN SURAT – SURAT BERHARGA Aktiva Tetap yang diperoleh dengan menukar dengan Saham atau Obligasi di catat sebesar harga pasar Saham atau Obligasi yang di gunakan sebagai penukar. Contoh. PT. Untung Selalu menukar sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham biasa @ 10.000, pada saat pertukaran harga saham dipasar sebesar Rp 11.000/perlembar, pencatatan pertukaran tersebut di catat sbb: Mesin Rp 11.000.000 Surat Berharga-Saham Biasa Rp 10.000.000 Agio Saham Rp 1.000.000 Pada saat pertukaran harga saham di pasar Rp 9.500, maka pencatatan pertukaran tersebut sbb: Mesin Rp 9.500.000 Disagio Saham Rp 500.000 Surat Berharga-Saham Biasa Rp 10.000.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP DITUKAR DENGAN AKTIVA TETAP YANG LAIN 1. Pertukaran dengan aktiva yang tidak sejenis yang dimaksud dengan aktiva yang tidak sejenis adalah sifat dan manfaatnya yang berbeda, seperti pertukaran tanah dengan gedung, tanah dengan mesin, atau kenderaan, dll. pada kondisi ini, dasar penentua harga perolehan aktiva tetap adalah sebesar harga pasar aktiva yang diserahkan ditambah dengan uang yang dibayarkan. Jika harga pasar aktiva yang diserahkan tidak di ketahui, maka harga perolehan aktiva yang baru adalah sebesar harga pasar aktiva yang baru. Contoh Misalnya pada awal tahun 2005 PT. Aurhora menukarkan mesin produksinya dengan sebuah truk baru. Harga perolehan mesin produksi Rp 2.000.000, akumulasi depresiasi sampai dengan pertukaran Rp 1.500.000, harga pasar mesin produksi tersebut Rp 800.000, PT. Aurhora harus membayar Rp 1.700.000. harga perolehan Truk tersebut dapat di hitung sebagai berikut :
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Harga Pasar Mesin Rp 800.000 Uang yang diserahkan Rp 1.700.000 Harga Perlehan Truk Rp 2.500.000 Sedangkan Laba pertukaran Aktiva tetap dapat di hitung sbb: Nilai Buku Mesin 2.000.000 – 1.500.000 = 500.000 Harga Pasar Mesin = 800.000 Laba Pertukaran = 300.000 Atas pertukaran tersebut dapat di catat sbb: Truk Rp 2.500.000 Akm. Depresiasi Mesin Rp 1.500.000 Kas Rp 1.700.000 Mesin Rp 2.000.000 Laba Pertukaran Rp 300.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Jika harga pasar Mesin tersebut Rp 300.000, maka pencatatan perolehan truk tersebut sbb: Harga Pasar Mesin Rp 300.000 Uang yang diserahkan Rp 1.700.000 Harga Perlehan Truk Rp 2.000.000 Sedangkan Rugi pertukaran Aktiva tetap dapat di hitung sbb: Nilai Buku Mesin 2.000.000 – 1.500.000 = 500.000 Harga Pasar Mesin = 300.000 Rugi Pertukaran = 200.000 Atas pertukaran tersebut dapat di catat sbb: Truk Rp 2.000.000 Akm. Depresiasi Mesin Rp 1.500.000 Rugi Pertukaran Rp 200.000 Kas Rp 1.700.000 Mesin Rp 2.000.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP 2. Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis. Pertukaran aktiva sejenis adalah Pertukaran aktiva tetap yang fungsi dan sifatnya sama. Seperti pertukaran Mesin Merk A dengan Mesin Merk B Dalam hubungannya dengan Aktiva Tetap sejenis, Prinsip Akuntansi menyatakan bahwa “ laba yang timbul akan di tangguhkan ( mengurangi harga perolehan aktiva yang bersangkutan) dalam hal pertukaran aktiva sejenis. Dan apabila rugi dalam pertukaran akan di bebankan pada periode yang bersangkutan. Contoh 1. Rugi dalam pertukaran PT. Risa Fadila menukarkan Truk Merk A dengan Truk Baru Merk B. harga perolehan Truk A Rp 10.000.000, dan akumulasi depresiasi sampai dengan pertukaran Rp 4.000.000. Truk B harganya 25.000.000, dalam pertukaran Truk A di hargai Rp 5.000.0000 yaitu sebesar harga pasar. PT. Risa Fadila membayar Rp 20.000.000 tunai, jurnal yang dibuat dalam pertukaran sbb:
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Penyelesaian contoh diatas Perhitungan Harga Perolehan Truk Harga Truk Baru (B) Rp 25.000.000 Harga Truk A dalam Pertukaran Rp 5.000.000 - Uang yang di bayarkan Rp 20.000.000 Harga Pasar Truk A Rp 5.000.000 + Harga Perolehan Truk B Rp 25.000.000 Pencatatan atas pertukaran diatas sebagai berikut : Truk B Rp 25.000.000 Akm. Depr. Truk A Rp 4.000.000 Rugi Pertukaran Rp 1.000.000 Truk A Rp 10.000.000 Kas Rp 20.000.000 Perhitungan Kerugian dalam Pertukaran: Nilai Buku Truk A 10.000.000 – 4.000.000 = 6.000.000 Harga Pasar Truk A = 5.000.000 – Rugi Pertukaran = 1.000.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Misal dari Contoh diatas, Truk A harga pasarnya 5.000.000, tapi dalam pertukaran di hargai 8.000.000, maka harga perolehan truk B dapat di hitung sbb: Harga Truk B Rp 25.000.000 Harga Truk A dalam Pertukaran Rp 8.000.000 - Uang yang di bayarkan Rp 17.000.000 Harga Pasar Truk A Rp 5.000.000 + Harga Perolehan truk B Rp 22.000.000 Atas pertukaran ersebut dapat di catat sbb: Truk B Rp 22.000.000 Akm Depresiasi Truk A Rp 4.000.000 Rugi pertukaran Rp 1.000.000 Truk A Rp 10.000.000 Kas Rp 17.000.000 Perhitungan rugi pertukaran sama seperti diatas yaitu : Nilai Buku Truk A – Haraga Pasar Truk A
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Contoh 2. Laba dalam pertukaran PT. Risa Fadila menukarkan Mesin Merk A dengan Mesin Baru Merk B. harga perolehan Mesin A Rp 12.000.000, dan akumulasi depresiasi sampai dengan pertukaran Rp 8.000.000. harga pasar Mesin A 7.000.000. harga Mesin B 15.000.000, PT. Risa Fadila membayar Rp 8.000.000 tunai, jurnal yang dibuat dalam pertukaran sbb: Penyelesaian : Harga Mesin B Rp 15.000.000 Nilai Buku Mesin A Rp 4.000.000 Harga Pasar Mesin A Rp 7.000.000 - Laba Pertukaran Rp 3.000.000 – Harga Perolehan Mesin B Rp 12.000.000 Atas pertukaran tersebut dapat dicatat sbb: Mesin B Rp 12.000.000 Akm. Depr. Mesin A Rp 8.000.000 Mesin A Rp 12.000.000 Kas Rp 8.000.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Contoh 3. Laba dalam pertukaran dengan penerimaan kas Dalam pertukaran aktiva tetap sejenis dimana keuntungan dalam pertukaran akan mengurangi harga perolehan aktiva yang baru seperti contoh 1 diatas, namau apabila dalam pertukaran perusahaan yang menukar menerima uang tunai dalam pertukaran akan menimbulkan masalah, dengan penerimaan uang tunai, sebagaian laba dalam pertukaran akan di akui sebagian laba pada periode terjadinya pertukan, dan sisa labanya akan mengurangi harga perolehan aktiva yang baru. Jumlah Laba yang diakui dalam pertukaran tersebut dapat dihitung dengan rumus : Laba Jumlah Uang yang Diterima = X Jlh. Laba diakui Jumlah Uang + Harga Pasar A. Tetap yang diteriman yang diperoleh
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Contoh 3. Laba dalam pertukaran dengan penerimaan kas PT. Risa Fadila menukarkan Truk Merk A dengan Truk Baru Merk B. harga perolehan Truk A Rp 50.000.000, dan akumulasi depresiasi sampai dengan pertukaran Rp 20.000.000. harga Pasar Truk B 35.000.000, Harga Pasar Truk A 40.000.000 dalam pertukaran ini PT. Risa Fadila menerima uang tunai Rp 5.000.000 , jurnal yang dibuat dalam pertukaran sbb: Penyelesaian: Perhitungan Laba Dalam Pertukaran: Haraga Perolehan Truk A Rp 50.000.000 Akm. Depr Truk A Rp 20.000.000 - Nilai Buku Truk A Rp 30.000.000 Harga Pasar Truk A Rp 40.000.000 - Laba Pertukaran Rp 10.000.000 5.000.000 Laba diakui = x 10.000.000 5.000.000 + 35.000.000 = 1.250.000
CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP Perhitungan Harga Perolehan Truk B : Harga Pasar Truk B Rp 35.000.000 Laba Pertukaran Rp 10.000.000 Laba diakui Rp 1.250.000 - Laba Ditangguhkan Rp 8.750.000 - Harga Perolehan Truk B Rp 26.250.000 Atas perolehan Truk B yang baru dapat di catat sbb: Kas Rp 5.000.000 Truk B Rp 26.250.000 Akumulasi Depr. Truk A Rp 20.000.000 Truk A Rp 50.000.000 Laba Pertukaran Truk A Rp 1.250.000
TERIMAKASIH