DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN TRADISIONAL TERHADAP POPULASI ANOPHELES FAKHRI BURHANUDDIN ( ) Dikutip dari : aktivitas-penambangan-mm-sintorini
P ENGERTIAN A NOPHELES Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh. Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia.nyamukgenus Anopheles gambiaemalariaPlasmodium falciparumendemik
K EMATIAN AKIBAT PENYAKIT MALARIA Kasus ini terjadi di daerah cineam, kabupaten tasikmalaya. Aktivitas mayoritas di daerah tersebut adalah petani dan penambang emas rakyat, sehingga ekosistem yang terjadi adalah persawahan dan cekungan-cekungan akibat penambangan tersebut. Dari cekungan tersebut akan terdapat genangan-genangan air, sehingga dari genangan tersebut dapat dijadikan sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk Anopheles. Hal ini menyebabkan masalah baru bagi masyarakat sekitar yakni timbulnya penyakit malaria yang mulai meresahkan masyarakat.
M ETODA PENGAMATAN Pegamatan dilakukan dari Agustus 2000-Maret 2002, dilakukan mulai Agustus 2000-Maret Pengambilan sampel nyamuk stadium dewasa dilakukan dengan cara penangkapan umpan badan oleh tiga orang di luar dan tiga orang di dalam rumah dari pukul sampai pagi. Dari tabel diatas, diketahui bahwa nyamuk Anopheles dominan ditempat tersebut adalah dari jenis An.barbirostris. Di wilayah lain yang endemik malaria, nyamuk dominan yang ditemukan belum tentu dari spesies yang sama dengan di Cineam, sehingga dapat dikatakan bahwa penularan malaria adalah spesifik, disebabkan oleh nyamuk Anopheles yang berbeda spesiesnya untuk ekosistem yang berbeda pula (indigenous).
KESIMPULAN Adanya kegiatan penambangan tradisional sangat berpotensi menjadi pencetus tingginya populasi Anopheles. Kelimpahan nisbi Anopheles spp yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di daerah endemis malaria, proporsi kelimpahan nisbi tertinggi pada nyamuk An.barbirostris mencapai 50,1% kemudian diikuti nyamuk An.vagus 26,73% dan An.aconitus 10,44%. Sedangkan proporsi terendah pada nyamuk An.tesselatus 0,085% dan An.annularis 0,75%.