Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG PERGESERAN AWAL MUSIM KEMARAU 2010 BERDASARKAN: MONITORING PREDIKSI EN, SST PERAIRAN INDONESIA DAN DM Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG
hujan lebat di beberapa negara Juni 2010 NO NEGARA TANGGAL KEJADIAN KERUGIAN 1 Southern Prancis 15 Juni 2010 15 orang tewas, 12 hilang 2 Taiwan 17 Juni 2010 3 Mumbai - India 46 orang tewas, Merendam lebih dari 600 rumah 4 Yangoon Myanmar 25 orang tewas 5 Victoria Australia lebih dari 100 rumah rusak 6 Singapura 16 Juni 2010 Merendam sebagian besar singapura 7 Southeastern Bangladesh 46 orang tewas 8 Cina- Propinsi Hubai 8 Juni 2010 merendam 28 kota di China
Pergeseran Awal Musim Kemarau Pemahaman Proses Dinamis OUTLINE Pergeseran Musim Kemarau 2010 (End to End Stages) 2 4 Pergeseran Awal Musim Kemarau 1 3 Pemahaman Proses Dinamis Kondisi Kedepan Kondisi Saat ini Monitor 3 faktor Prediksi 3 faktor BMKG Int’l Ins. NOAA BoM ECMWF NCEP IRI JMA 4 Faktor Pengendali C. Hujan Indonesia EN – SST – DM – Monsun Sirkulasi Masa Uap Air Indek masing- masing faktor Netral – Tinggi – Rendah Bagaimana kecenderungan ke-3 faktor (1-2 bulan ke depan) Prediksi Curah hujan Bagaimana kecenderunga n/ trend curah Hujan 1-2 bulan ke depan
Pemahaman Proses Dinamis 1 Pemahaman Proses Dinamis Pemahaman 4 Faktor Pengendali C. Hujan Indonesia EN – SST – DM – Monsun Sirkulasi Masa Uap Air
Pemahaman 3 FAKTOR PENGENDALI CURAH HUJAN DI WILAYAH INDONESIA BMKG A S I A 1 Jun - Agt Des - Feb EL NINO / LA NINA 4 2 SUHU PERAIRAN INDONESIA A F R I C A DIPOLE MODE POSITIF / DIPOLE MODE NEGATIF 3 1 4 ANGIN MUSIM TIMURAN / BARATAN 2 1963 1972 1982 1997 3 El Nino La Nina 0.5 – 1 Lemah -1 – 0.5 Lemah 1 – 2 Moderat -2 – -1 Moderat > 2 Kuat <-2 Kuat A S I A Jun - Agt Des - Feb Dipole Mode (0C) SST Indonesia (0C) 0.4 Positif 0.5 Hangat -0.4 Negatif -0.5 Dingin 4 A F R I C A 1 ARAH ANGIN MUSIM Jun – Agt TIMURAN Des - Feb BARATAN 2 3 5
Pemahaman Dipole Mode (Positif) D.Mode (+) Sel Temperatur Tinggi Sel Temperatur Rendah (C.Hujan Meningkat) (C.Hujan Berkurang)
Pemahaman Dipole Mode (Negatif) Arabian Sea Bay of Bengal D.Mode (-) Sel Temperatur Rendah (Tekanan Tinggi) Sel Temperatur Tinggi (Tekanan Rendah) C.Hujan Berkurang C.Hujan Meningkat
Pemahaman Proses Dinamis Pergeseran Musim Kemarau 2010 (End to End Stages) Prediksi 1 2 Monitoring 3 Pemahaman Proses Dinamis Kondisi Kedepan Kondisi Saat ini Monitor 3 faktor Prediksi 3 faktor BMKG Int’l Ins. NOAA BoM ECMWF NCEP IRI JMA 4 Faktor Pengendali C. Hujan Indonesia EN – SST – DM – Monsun Sirkulasi Masa Uap Air Indek masing- masing faktor Netral – Tinggi – Rendah Bagaimana kecenderungan ke-3 faktor (1-2 bulan ke depan)
MONITORING El NINO/LA NINA: SST PERAIRAN INDONESIA: DIPOLE MODE (DM): Ada kecenderungan mengambil/ menambah massa uap air SST PERAIRAN INDONESIA: Hangat; Menambah penguapan awan potensi hujan Dingin; Kemampuan mendorong massa uap air ke Pasifik DIPOLE MODE (DM): DM (-); Menambah massa uap air ke Indonesia bag. Barat DM (+); Menrik massa uap air dari Indonesia ke Afrika Timur
Monitoring Perkembangan EN Sept 2009 s/d junI 2010 EN 2009 mulai aktif, puncaknya Jan 2010 Feb 2010, El Nino meluruh signifikan Jun 2010, La Nina (indeks -0,7) pembentukan awan dan hujan di Indonesia bag. Tengah dan timur
(Update 14 Juni 2010) Prediksi El Nino/La Nina 1. NCEP/NOAA (USA) Juni 10 La Nina Lemah Jul-Nop 10 La Nina Moderate 2. Jamstec (Japan) Jun-Nop 10 La Nina Moderate 3. BoM (Australia) Jun-Nop 10 La Nina Lemah 4. BMKG (Indonesia) Jun 10 La Nina Lemah Jul – Nop 10 La Nina Moderate Prediksi BMKG dan Institusi Internasional : Cenderung Nina tahun 2010 Aliran massa uap air dari Pasifik ke Indonesia Ada tambahan uap air ke Indonesia Institusi Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Oct-10 Nov-10 NCEP/NOAA -0.9 -1.7 -1.4 -1.3 -1.5 Jamstec -1.1 -1.35 -1.55 BoM -0.75 -0.85 -0.8 BMKG -0.95 -1.33 -1.22 -1.13 -1.19 -1.31
MONITOR SST PERAIRAN Indonesia & Pasifik Juni 2010 SST Perairan Indonesia : Hangat; Tek.Rendah; menarik massa uap air ke Indonesia SST Perairan Pasifik : Dingin; Tek.Tinggi; Mendorong massa uap air ke Indonesia
Monitor SST PERAIRAN Indonesia & Pasifik Januari 2009 – Juni 2010 SST Perairan Indonesia : Hangat; Tek.Rendah; menarik massa uap air ke Indonesia SST Perairan Pasifik : Dingin; Tek.Tinggi; Mendorong massa uap air ke Indonesia
Monitor SST PERAIRAN Indonesia & Pasifik 2000 – 2010 Minggu ke-1 JUNI 2009 2008 2007 2006 2005 2003 2002 2001 2000 SST Juni 2010 : Merah –Tampak Hangat–Banyak Penguapan; Potensi Hujan Berbeda dengan bulan Juni di Tahun-tahun sebelumnya. Mirip dengan Juni 1998 !!! Sumber : NCEP
PREDIKSI SPASIAL ANOMALI SST Indonesia Sep 2010 Jun 2010 Jul 2010 Okt 2010 Agt 2010 Nov 2010 Sumber : NCEP Prediksi anomali SST di Pasifik tengah Juni sd Nov 2010 dingin (mendorong uap air ke Indonesia) Anomali SST, perairan Indonesia sd Nov 2010 cukup hangat (penguapan/potensi hujan lebat dan kemampuan menarik uap air ke Indonesia)
Prediksi suhu bulan Juli, Agustus dan September 2010 Sumber : ECMWF
Monitoring Perkembangan dM 1 Sept 2009 s.d 15 juni 2010 DM+ (positi) DM+ (positif) Pengurangan CH di Indonesia bag. Barat DM- (negatif) Peningkatan CH di Indonesia bag. Barat Akhir 2009 s/d April 2010, DM netral Mei 2010, DM cenderung negatif pembentukan awan – hujan di Indonesia bag. barat Netral DM- (negatif) DM
(Update 14 Juni 2010) Prediksi Indeks Dipole Mode (DM) menurut BoM serta BMKG sampai Nop 2010 masih normal atau tidak mengganggu curah hujan di Indonesia bagian Barat. Prakiraan Indeks DM Institusi Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Oct-10 Nov-10 BoM 0.03 0.13 -0.08 -0.21 -0.25 -0.19 BMKG -0.03 -0.01 -0.005 -0.063 18
Pola penurunan indeks El Nino 2010 cenderung mirip dengan pola EN1998 (CH masih tinggi sd Juli – kemarau pendek) Pola kenaikan SST Indonesia 2010 cenderung mirip dengan pola SST 1998 (CH masih tinggi sd Jul – kemarau pendek)
(revisi prakiraan musim kemarau 2010) KESIMPULAN (revisi prakiraan musim kemarau 2010) Potensi hujan di sebagian besar Indonesia diprediksi dengan intensitas sedang sampai lebat hingga pertengahan Juli 2010 Musim Kemarau 2010 cenderung lebih basah dibanding normalnya. Kecenderungan musim kemarau 2010 lebih pendek dibanding normalnya Update akan dilakukan awal Juli 2010
Pemahaman Proses Dinamis Pergeseran Musim Kemarau 2010 (End to End Stages) Pergeseran 1 2 3 4 Pemahaman Proses Dinamis Kondisi Kedepan Awal musim kemarau Kondisi Saat ini Monitor 3 faktor Prediksi 3 faktor BMKG Int’l Ins. NOAA BoM ECMWF NCEP IRI JMA 4 Faktor Pengendali C. Hujan Indonesia EN – SST – DM – Monsun Sirkulasi Masa Uap Air Indek masing- masing faktor Netral – Tinggi – Rendah Bagaimana kecenderungan ke-3 faktor (1-2 bulan ke depan) Prediksi Curah hujan Bagaimana kecenderunga n/ trend curah Hujan 1-2 bulan ke depan
Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 Sumatera No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 5 14 Kota Jambi, Muara Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Barat bagian barat, Tebo, Musi Banyuasin bagian utara Mei II - Jun I JULI – I 19 Sebagian besar Musi Rawas, Musi Banyuasin, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir bagian timur 26 Bangka bagian selatan
Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 Jawa No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 5 4 31 Serang bagian tenggara, Tanggerang bagian selatan, DKI Jakarta bagian selatan, Bekasi bagian selatan, Kota Depok. Mei II – Jun I JULI – I 34 Sebagian Sukabumi bagain barat, Kota Pelabuhan ratu 6 35 Sukabumi bagian utara, Kota Sukabumi 7 36 Sukabumi bagian selatan JUNI – III 8 37 Cianjur bagian tengah, Sukabumi bagian timur 9 39 Cianjur bagian utara, Bandung bagian utara, Purwakarta bagian selatan 10 44 Indramayu bagian timur, sebagian Cirebon bagian utara Apr III – Mei II JULI – II 11 45 Majalengka bagian utara 12 46 Subang bagian tenggara, Sumedang bagian utara 13 47 Bandung bagian timur, Kota Bandung, sebagian Sumedang bagian barat Mei I – Mei III 14 48 Sebagian Sumedang bagian selatan 15 50 Sebagian besar Garut bagian utara, Tasikmalaya bagian barat, Majalengka bagian selatan 16 54 Kuningan bagian tengah 17 55 Cirebon bagian utara, Brebes bagian utara, Kota Tegal, Tegal bagian utara 18 56 Ciamis bagian timur, Cilacap bagian tengah 19 58 Banyumas, Purbalingga bagian selatan 20 59 Brebes bagian selatan, sebagian Tegal bagian barat 21 60 Brebes bagian selatan, Tegal bagian selatan, sebagian Pemalang bagian selatan 22 61 Pemalang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, Purbalingga bagian utara 23 64 Batang bagian selatan 24 65 Batang bagian utara, Kendal bagian utara, Demak bagian barat ,Kota Semarang
Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 Jawa No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 5 25 66 Semarang bagian utara, Grobogan bagian barat, sebagian Kendal bagian timur Apr III – Mei II JUNI – III 26 67 Sebagian besar Temanggung, Magelang bagian barat Mei I – Mei III JULI – I 27 71 Kebumen bagian timur, Kulon Progo bagian barat, Purwerejo bagian Tengah 28 72 Magelang bagian barat, sebagian Kulon Progo bagian utara Mei II – Jun I 29 74 Boyolali bagian barat, Salatiga bagian selatan 30 76 Boyolali bagian timur, Karanganyar bagian selatan, Grobogan bagian selatan, Surakarta bagian utara, Wonogiri bagian utara, Ngawi bagian barat 31 82 Grobogan bagian timur 32 84 Blitar bagian selatan, Pacitan bagian selatan, Tulungagung bagian selatan, Trenggalek bagian selatan Apr I – Apr III 33 88 Blora bagian tengah, Tuban bagian selatan, Bojonegoro bagian selatan Apr II – Mei I 34 90 Gresik bagian utara, Kota Surabaya, Tuban bagian timur, Lamongan bagian utara 35 92 Jombang bagian tenggara, sebagian Malang bagian utara, Mojokerto bagian selatan 36 94 Blitar bagian timur laut, Kediri bagian tenggara 37 95 Blitar bagian timur, Malang bagian tengah, Kota Malang bagian selatan, Pasuruan bagian selatan 38 96 Lumajang bagian barat, sebagian Malang bagian timur 39 98 Jember bagian barat daya, Lumajang bagian timur 40 99 Jember bagian barat laut 41 104 Sebagian Pasuruan, Sidoarjo bagian timur, Kota Pasuruan 42 112 Banyuwangi bagian barat, Jember bagian selatan 43 113 Banyuwangi bagian timur 44 119 Pulau Bawean
Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 Bali No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 7 45 124 Badung bagian tengah, Bangli bagian selatan, Buleleng bagian selatan, Gianyar bagian tengah, Jembrana bagian selatan, Tabanan bagian tengah Apr II – Mei I JUNI – III 46 126 Badung bagian selatan, Bangli bagian selatan, Gianyar bagian tengah, Karang Asem bagian barat daya, Klungkung bagian utara, Kota Denpasar JULI – I 47 130 Badung bagian utara, Bangli bagian tengah, Gianyar bagian utara, Karang Asem bagian barat, Tabanan bagian timur Mei I - Mei III 48 131 Badung bagian utara, Bangli bagian utara, Buleleng bagian tenggara, Tabanan bagian timur laut, Karang Asem bagian utara Apr III - Mei II
Sulawesi Maluku No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 7 49 184 Barru, Maros bagian barat, Kota Ujungpandang Mei I - Mei III JUNI – III 50 188 Bantaeng bagian barat, Gowa bagian selatan Mei II – Jun I 51 197 Kendari bagian selatan Maluku No ZOM Daerah/Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Revisi Prakiraan Awal MK 2010 1 2 3 7 52 209 Maluku Tengah bagian utara Mei I – Mei III JULI – II
SEKIAN DAN TERIMAKASIH ATAS SEGALA PERHATIANNYA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG SATU MINGGU KE DEPAN BMKG PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG SATU MINGGU KE DEPAN 18 JUNI 2010 s/d 24 JUNI 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 17 Juni 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG JUMAT, 18 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SELAT MALAKA BARAT LAUT, PERAIRAN ENGGANO, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT BANTEN, PERAIRAN SELATAN JAWA, PERAIRAN MASALEMBU, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, LAUT FLORES, PERAIRAN NUSA TENGGARA, LAUT SAWU, LAUT TIMOR BAG. BARAT, LAUT ARU, PERAIRAN KAI, PERAIRAN SELATAN AMBON DAN SELATAN SERAM, LAUT BANDA BAG. UTARA, PERAIRAN SULAWESI TENGGARA DAN LAUT BURU GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M DI : LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA SELATAN LAMPUNG HINGGA SELATAN LOMBOK, LAUT TIMOR BAG. TIMUR, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, PERAIRAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, TELUK KARPENTARIA DAN LAUT BANDA BAG. SELATAN REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M DI : SAMUDERA HINDIA BARAT DAYA ENGGANO WARNING : POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : Laut China Selatan sebelah Utara Kinibalu Perairan Nias dan Sibolga Perairan Sumatera Barat dan Mentawai Perairan Bengkulu Laut Jawa bag. Timur dan Perairan Masalembu Perairan Kalimantan Selatan dan Selat Makassar Selatan Perairan Sulawesi Selatan dan Teluk Bone Perairan Sulawesi Tenggara dan Teluk Tolo Laut Aru Perairan Sulawesi Utara dan Halmahera Teluk Cenderawasih dan perairan Jayapura Samudera Pasifik Utara Morotai hingga Utara Biak DI LOKASI TERSEBUT BERPELUANG TERBENTUKNYA AWAN GELAP (CUMULONIMBUS) YANG DAPAT MENIMBULKAN ANGIN KENCANG DAN MENAMBAH TINGGI GELOMBANG UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG SABTU, 20 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT CHINA SELATAN, SELAT MALAKA BARAT LAUT, PERAIRAN MENTAWAI, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN ENGGANO, PERAIRAN LAMPUNG, SELAT SUNDA, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT ENGGANO, LAUT JAWA, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, LAUT FLORES, PERAIRAN NUSA TENGGARA, LAUT SAWU, LAUT TIMOR BAG. BARAT, LAUT ARU, PERAIRAN KAI, PERAIRAN SELATAN AMBON DAN SELATAN SERAM, LAUT BANDA BAG. UTARA, PERAIRAN SULAWESI TENGGARA DAN LAUT BURU GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M DI : LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA BARAT NIAS HINGGA BARAT LAMPUNG, SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA TENGAH HINGGA SELATAN SUMBA, SELAT MAKASSAR SELATAN, LAUT TIMOR BAG. TIMUR, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, PERAIRAN SELATAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, TELUK KARPENTARIA DAN LAUT BANDA BAG. SELATAN REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M DI : SAMUDERA HINDIA SELATAN ENGGANO HINGGA SELATAN JAWA BARAT WARNING : POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : Teluk Siam Samudera Hindia Barat Daya Enggano Perairan Lampung Timur Selat Makassar Selatan dan Perairan Sabalana Perairan Sulawesi Utara Perairan Sangihe Talaud Samudera Pasifik Utara Morotai hingga Utara Jayapura DI LOKASI TERSEBUT BERPELUANG TERBENTUKNYA AWAN GELAP (CUMULONIMBUS) YANG DAPAT MENIMBULKAN ANGIN KENCANG DAN MENAMBAH TINGGI GELOMBANG UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG MINGGU, 20 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SELAT MALAKA BARAT LAUT, LAUT ANDAMAN, PERAIRAN ACEH DAN NIAS, PERAIRAN MENTAWAI, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN ENGGANO, PERAIRAN LAMPUNG, SELAT SUNDA, LAUT JAWA BAG. BARAT, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, LAUT FLORES, PERAIRAN NUSA TENGGARA, LAUT ARU, PERAIRAN KAI, PERAIRAN SELATAN AMBON, PERAIRAN SELATAN SERAM DAN LAUT BURU GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M DI : SAMUDERA HINDIA BARAT MENTAWAI HINGGA BARAT ENGGANO, SAMUDERA HINDIA SELATAN BANTEN HINGGA SELATAN TIMOR, LAUT JAWA BAG. TIMUR, SELAT MAKSSAR SELATAN, LAUT TIMOR, PERAIRAN BABAR, PERAIRAN SELATAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, PERAIRAN KAI, LAUT BANDA DAN PERAIRAN SULAWESI TENGGARA REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M DI : SAMUDERA HINDIA BARAT DAYA ENGGANO, PERAIRAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA DAN TELUK KARPENTARIA WARNING : POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : Teluk Siam Samudera Hindia Barat Daya Enggano Perairan Lampung Selat Makassar Selatan Perairan Sulawesi Tenggara dan Teluk Tolo Perairan Sulawesi Tengah dan Teluk Tomini Perairan Sangihe Talaud Samudera Pasifik Utara Morotai dan Utara Jayapura DI LOKASI TERSEBUT BERPELUANG TERBENTUKNYA AWAN GELAP (CUMULONIMBUS) YANG DAPAT MENIMBULKAN ANGIN KENCANG DAN MENAMBAH TINGGI GELOMBANG UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG SENIN, 21 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT MENTAWAI, PERAIRAN ACEH, PERAIRAN NIAS DAN SIBOLGA, PERAIRN MENTAWAI DAN SUMATERA BARAT, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN ENGGANO, PERAIRAN LAMPUNG BARAT, SELAT SUNDA, PERAIRAN KALIMANTAN TENGAH DAN SELATAN, PERAIRAN SULAWESI SELATAN DAN LAUT FLORES GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M : SAMUDERA HINDIA BARAT BENGKULU HINGGA SELATAN SUMBAWA, PERAIRAN SELATAN BANTEN HINGGA SELATAN NUSA TENGGARA, LAUT JAWA, PERAIRAN SELATAN JAWA HINGGA PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA, SELAT MAKASSAR SELATAN, LAUT ARU, PERAIRAN UTARA AUSTRALIA, PERAIRAN SERAM, PERAIRAN AMBON, PERAIRAN SULAWESI TENGGARA, TELUK BONE DAN LAUT BURU REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M : SAMUDERA HINDIA BARAT DAYA ENGGANO, PERAIRAN SUMBA, LAUT SAWU, LAUT TIMOR, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, TELUK KARPENTARIA, PERAIRAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, PERAIRAN KAI DAN LAUT BANDA UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG SELASA, 22 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SELAT KARIMATA, PERAIRAN BANGKA, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT ENGGANO, PERAIRAN ACEH, PERAIRAN MENTAWAI DAN SUMATERA BARAT, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN ENGGANO, PERAIRAN LAMPUNG BARAT, SELAT SUNDA, LAUT BURU, LAUT MALUKU DAN PERAIRAN BIAK GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M : PERAIRAN BELITUNG, LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA SELATAN BENGKULU HINGGA SELATAN BANTEN, PERAIRAN SELATAN BANTEN, LAUT JAWA, PERAIRAN KALIMANTAN TENGAH DAN KALIMANTAN SELATAN, SELAT MAKASSAR SELATAN, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, TELUK BONE, LAUT ARU, PERAIRAN UTARA AUSTRALIA, PERAIRAN SERAM, PERAIRAN AMBON, PERAIRAN SULAWESI TENGGARA, LAUT BURU DAN PERAIRAN JAYAPURA REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M : SAMUDERA HINDIA BARAT DAYA ENGGANO, PERAIRAN SELATAN JAWA BARAT HINGGA SELATAN LOMBOK, PERAIRAN SUMBA, LAUT SAWU, LAUT TIMOR, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, TELUK KARPENTARIA, PERAIRAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, PERAIRAN KAI DAN LAUT BANDA UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG RABU, 23 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SELAT KARIMATA, PERAIRAN BANGKA BELITUNG, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT BENGKULU, PERAIRAN ACEH, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN LAMPUNG BARAT, SELAT SUNDA, LAUT JAWA BAG. BARAT, LAUT BURU, LAUT MALUKU, LAUT SERAM, LAUT HALMAHERA, PERAIRAN BIAK, PERAIRAN JAYAPURA DAN SAMUDERA PASIFIK UTARA SORONG HINGGA UTARA JAYAPURA GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M : SAMUDERA HINDIA BARAT DAYA ENGGANO, PERAIRAN ENGGANO, LAUT JAWA BAG. TIMUR, PERAIRAN KALIMANTAN SELATAN, SELAT MAKASSAR SELATAN, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, TELUK BONE, PERAIRAN SELATAN BALI HINGGA SELATAN TIMOR, LAUT SAWU, LAUT TIMOR, LAUT ARU, PERAIRAN UTARA AUSTRALIA, LAUT BANDA BAG. UTARA, PERAIRAN SERAM, PERAIRAN AMBON DAN PERAIRAN SULAWESI TENGGARA REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M : LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA SELATAN ENGGANO HINGGA SELATAN JAWA TIMUR, PERAIRAN SELATAN JAWA, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, TELUK KARPENTARIA, PERAIRAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, PERAIRAN KAI DAN LAUT BANDA BAG. SELATAN UPDATE 17 JUNI 2010
PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG BMKG KAMIS, 24 JUNI 2010 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : TELUK SIAM, PERAIRAN BELITUNG, SAMUDERA HINDIA BARAT ACEH HINGGA BARAT MENTAWAI, PERAIRAN MENTAWAI, PERAIRAN BENGKULU, LAUT JAWA, SELAT MAKASSAR SELATAN, PERAIRAN SULAWESI SELATAN, LAUT FLORES, PERAIRAN UTARA NUSA TENGGARA, LAUT BURU, LAUT MALUKU, LAUT SERAM, PERAIRAN MOROTAI, LAUT HALMAHERA, PERAIRAN BIAK DAN SAMUDERA PASIFIK UTARA SORONG HINGGA UTARA JAYAPURA GELOMBANG DAPAT TERJADI 3,0 M S/D 4,0 M : SAMUDERA HINDIA BARAT BENGKULU, PERAIRAN ENGGANO, PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA, LAUT SAWU, LAUT TIMOR BAG. BARAT, LAUT ARU, PERAIRAN UTARA AUSTRALIA, LAUT BANDA BAG. UTARA, PERAIRAN SERAM, PERAIRAN AMBON DAN PERAIRAN SULAWESI TENGGARA REKOMENDASI ( PERINGATAN DINI ) GELOMBANG DAPAT TERJADI 4,0 M S/D 5,0 M : LAUT ANDAMAN, SAMUDERA HINDIA SELATAN BENGKULU HINGGA SELATAN JAWA TIMUR, PERAIRAN SELATAN JAWA, LAUT TIMOR BAG. TIMUR, PERAIRAN BABAR DAN TANIMBAR, LAUT ARAFURA, TELUK KARPENTARIA, PERAIRAN YOS SUDARSO, PERAIRAN SELATAN MERAUKE, PERAIRAN KAI DAN LAUT BANDA BAG. SELATAN UPDATE 17 JUNI 2010
Prosentase Pengurangan Curah Hujan (biru/-10%) dan Penambahan Curah Hujan (kuning/+20%) iklim kedepan (2075 – 2099) dan Dampaknya terhadap Danau Pengurangan C. Hujan (biru) Bengkulu, Lampung bag. Selatan, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, sebag. Besar Sulawesi, Kep. Maluku, sekitar Kepala Burung dan bag. Tengah Papua (20%) Penambahan C. Hujan (kuning) Bag. Selatan Aceh dan bag. Selatan Sumut (50%) Sebag. Besar Sumatera, pantura Jawa, Kalimantan, NTT dan Papua (20%) D.Poso D.Tempe D.Pania D.Tigi D.Kerinci D.Pauh, D.Kecil D.Riam Kanan D.Ranau D.Sideneng W.Jatiluhur W.Darma D.Lamaro W.Saguling W.Cipanunjan W.Cirata W.Mahalaya D.Segara Anak D.Batu Jai D. Tiukulit W.Batu Bulan W.Mamak W.Pelaparado W.Campa W.Penjalin W.Cacaban W.Gajah Mungkur W.Kedung Ombo D.Batur D.Bratan D.Bayah W.Ngebel Wonorejo Sutami D.Jamur Sengguru R.Lamongan Lodoyo Wlingi D.Aiwsa Sermo Salorejo Prepared by: BMKG 2009, Sumber data danau : Bakosurtanal
JANUARI JULI GLOBAL : 0.7°C/100 tahun Surabaya : 1.46°C Cilacap : 3.38°C Palembang : 2.5°C Jakarta : 1.04°C Medan : 1.98°C P.Pinang : 1.7°C Bone : 1.8 °C Makasar : 2.8 °C Majene : -0.3°C Denpasar : -0.6°C Manado : -0.03°C IMPACT OF GLOBAL WARMING TOWARD INDONESIA : Inrease of Temperature (in 100 years) JULI Medan : 1.55°C P.Pinang : 0.9°C Palembang : 4.6°C Jakarta : 1.4°C Cilacap : 3.41°C Surabaya : 3.29°C Bone : 3.0 °C Makasar : 1.8 °C Majene : 0.0°C Denpasar : -2.2°C Manado : -0.76°C GLOBAL : 0.7°C/100 tahun
(sumber BMKG, diproses oleh NOAA). Perbandingan konsentrasi CO2 di stasiun GAW Koto Tabang - Mauna Loa & Rata-rata dunia (sumber BMKG, diproses oleh NOAA).
Buku : Indonesia dan Perubahan Iklim : Status Terkini dan Kebijakan
GLOBAL ATMOSPHERIC WATCH (GAW) NETWORK 40 South Pole Point Barrow Mauna Loa Alert Pallas-Sodankylä Minamitorishima Kenya Assekrem - Tamanrasset Arembepe Ushuaia Izana Amsterdam Island Cape Grim Cape Point Samoa Ny Ålesund Lauder Mace Head 80 160 Zugspitze-Hohenpeissenberg Mt Waliguan Neumayer Station Bukit Koto Tabang Jungfraujoch Danum Valley 40 40
PENEMU ALAT KEISTIMEWAAN PENEMUAN PADA MASA REVOLUSI INDUSTRI (ABAD 18) PENEMU ALAT KEISTIMEWAAN John Kay [1733] Flying Skuttle Alat tenun yang dapat bekerja lebih cepat dan dapat mengatur lebar kain James Hargreaves [1764] Alat Pemintal Dapat memintal benang dalam jumlah banyak Richard Ackwight Digerakkan mesin, mula-mula tenaga kuda, lalu tenaga air Edward Cartwight Penyempurnaan alat sebelumnya James Watt [1782] Mesin Uap Tenaga yang dibangkitkan berkekuatan tinggi Robert Fulton Kapal Api Kapal Api pertama Symington Kapal Api Mermont Penyempurnaan kapal api Fulton Richard Trevithic [1804] Lokomotif George Stephenson [1830] Kapal api pertama
GAS RUMAH KACA PROTOKOL KYOTO Sumber dan Kalahidup di Atmosfer BMKG UNSUR KIMIA SUMBER UMUR Karbondioksida(CO2) bahan bakar fosil , perubahan tata guna lahan 50-200 tahun Metan (CH4) pertanian, gas alam 10 tahun Nitrogen oksida (NOx) pembakaran (combustion) 150 tahun Sulfur hexaflourida (SF6) industri Klorofluorokarbon (CFC) produksi, industri 100 tahun Ozon permukaan (O3) transport, industri 3 bulan Other atmospheric constituents, whose concentrations are modified by human activities, play a role in climate change, and the main ones are shown in this table. Methane is a gas which is derived predominantly from agricultural practices and also from leakage of natural gas pipelines and also coal mining. Methane has a life time of something like 10 years in the atmosphere. Nitrous oxide is a smaller player, mainly emitted from combustion sources, again with a long life time of 150 years. Chlorofluorocarbon (CFC) emissions damage the ozone layer and have hence been virtually eliminated as a result of the Montreal Protocol. However because they have lifetimes of around 100 years, their concentrations in the atmosphere are only now slowly starting to decrease. Ozone near the ground, known as tropospheric ozone, is generated from emissions of nitrogen oxides, hydrocarbons and other precursor gases, largely from transport and industry. Ozone has a life time of about 3 months in the atmosphere. Sulphate aerosol particles, derived largely from power generation and transport, have a very short life time of a few days or a couple of weeks at most before they are removed from the atmosphere by rainfall or by absorption into clouds. There are many different types of aerosol, not just sulphate aerosol but also black carbon particles, aerosol from biomass burning, sea salt aerosol and wind blown dust. 42