PRESENTASI KIMIA ANORGANIK Golongan 16 OLEH: Gustyana Andre H Robbie Fadly Ferdi Chrisnaldi Edu Ibrahim Fahriansyah Septin Aldila Alfredo Kono Nganti Tresna Velianti J.Y. Nurin Putrika S.W.
sifat-sifat umum Dari oksigen ke polonium : Jari – jari atom semakin besar energi ionisasi semakin kecil keelektronegatifan semakin kecil affintas elektron semakin kecil Oksigen, sulfur, dan selenium termasuk non logam Tellurium termasuk semi logam Polonium dikategorikan sebagai logam
Titik didih, titik leleh, dan energi ionisasi unsur golongan 16 Elemen Titik leleh (oC) Titik didih (oC) O2 - 219 - 183 S8 119 445 Se8 221 685 Te 452 987 Po 254 962 Element Energi ionisasi (KJ/mol) Oksigen 1313,9 Sulfur 999,6 Sellenium 941 Telurium 869,3 Polonium 812,1
unsur-unsurnya oksigen Selenium Sulfur Polonium Telurium
OKSIGEN
Ikatan Kovalen pada Senyawa-Senyawa Oksigen Oksigen dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen ganda, ikatan kovalen rangkap tiga dan ikatan kovalen koordinat. Ikatan kovalen koordinat yang terdapat dalam senyawa oksigen, dapat menyebabkan senyawa tersebut bersifat sebagai basa atau asam lewis.
Kecenderungan Sifat Senyawa-Senyawa Oksigen Logam dalam biloks yang rendah membentuk oksida basa yang bersifat ionik. BaO(s) + H2O(l) Ba(OH)2 Oksida logam tertentu seperti Al, Zn, dan Sn bersifat amfoter. ZnO(s) + 2 H+(aq) Zn2+ (aq) + H2O(l) Unsur non logam membentuk oksida asam, dan ikatannya kovalen. 1. Bila biloksnya rendah, membentuk oksida netral. Contoh : Na2O 2. Bila biloksnya tinggi, membentuk oksida asam. Contoh : Na2O5(s) + H2O(l) HNO3(aq)
Logam dengan biloks yang bervariasi dapat membentuk oksida basa, oksida amfoter dan oksida asam. 1. Bila biloksnya rendah (misal +2), umumnya bersifat basa. MnO(s) + 2 H+(aq) Mn2+ (aq) + H2O(l) 2. Dengan biloks yang sedang, umumnya bersifat amfoter. Cr2O3(s) + 6 H+(aq) 2 Cr3+(aq) + 3 H2O(l) Cr2O3(s) + 2 OH-(aq) 2 CrO 2- (aq) + H2O(l) 3. Dengan, biloks yang tinggi, umumnya bersifat asam. CrO3(s) + H2O(l) H2CrO4(aq)
Oksida Logam Campuran Rumus umum: AB2X4 dengan A = ion dipositif B = ion tripositif X = anion dinegatif (dalam hal ini oksigen) atau ABO3 dengan A = ion logam dipositif berukuran molekul besar B = ion logam tetrapositif berukuran molekul kecil Sifat: 1. Kisi-kisi kristalnya terdiri dari ion-ion oksida dengan ion logam pada sisi oktahedral dan tetrahedralnya. 2. Tidak dapat menghasilkan ion-ion bebasnya seperti pada senyawa oksianion 3. Umumnya dapat menghantarkan listrik.
Senyawa-senyawa turunan oksigen : dioksigen (O2) trioksigen (ozone) air hidrogen peroksida hidroksida
Dioksigen Sifat-sifat dioksigen tidak berwarna & tidak berbau membentuk molekul non polar bersifat paramagnetik & diamagnetik Oksigen diamagnetik terbentuk dengan bantuan sinar UV
reaktif, dapat bereaksi dengan semua elemen, kecuali gas mulia kelarutan dalam air menurun dgn naiknya temperatur kandungannya di atmosfer sebesar 21% Pembuatan Dioksigen Dioksigen di atmosfer diperoleh dari reaksi fotosintesis tumbuhan hijau CO2 + H2O C(H2O) + O2(g) Di lab dioksigen dapat dibuat dengan cara 2 KClO3 2 KCl + 3 O2 2 H2O2 2 H2O + O2 cahaya kalor kalor
OZONE BM = 47.998 g/mol Ρ = 2.14 g/L Td = 111.9o C Tf = 197 o C
sifat diamagnetik ozone dapat dijelaskan dari orbital molekulnya Sifat-sifat OZONE : Diamagnetik sifat diamagnetik ozone dapat dijelaskan dari orbital molekulnya
Oksidator kuat Toxic O2 + 4 H+ + 4e H2O O3 + 2 H+ + 2e O2 + H2O kemampuan ozone untuk mengoksidasi senyawa lain 2 NO2 + O3 N2O5 + O2 CN- + O3 OCN- + O2 PbS + O3 PbSO4 + 4 O2 Toxic Eo = + 1,23 Volt Eo = + 2,07 Volt
Fungsi OZONE Pembentukan OZONE Sebagai bakterisida dalam minuman botol. Pensteril air minum isi ulang Pelindung bumi (ozone sebagai salah satu komponen atmosfer) Pembentukan OZONE fotolistrik NO2 NO2 (g) NO (g) + O. (g) O. (g) + O2 (g) O3 (g) radikal bebas di Stratosfer O2 (g) O. (g) + O. (g) uv uv
Reaksi-reaksi yang melibatkan OZONE Reaksi disosiasi OZONE O3 O2 + O. O3 + O 2 O2 X + O3 XO + O2 XO + O. X + O2 Reaksi dengan logam alkali & alkali tanah Akan membentuk senyawa trioksida. Contoh: NaO3, Ba2O3, dll. uv