Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai E- Learning, seperti yang dipaparkan oleh Siahaan (2004) dalam ”Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran” menyatakan bahwa E-Learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet,video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Rosenberg juga menekankan bahwa E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet (Suyanto : 2005). Secara utuh E-Learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya yang menghubungkan pebelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous.
Rosenberg mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam E-Learning, yaitu: 1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, 2. Menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, 3. Dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam E-Learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan (Suyanto : 2005). Saat ini E-Learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
Elearning merupakan metode pembelajaran yang berfungsi sebagai pelengkap metode pembelajaran konvensional dan memberikan lebih banya pengalaman afektif bagi pelajar. Singkatnya, E-learning menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar. Inti dari E-Learning ialah metode dimana peserta didik diposisikan sebagai prioritas utama dengan meletakan semua sumber bahan ajar di genggamannya. Peserta didik akan dapat mengatur durasi mata kuliah (pelajaran) dalam mempelajarinya dan akan mampu menyerap serta mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam sebuah lingkungan yang telah dibentuk khusus bagi dirinya.
Perbedaan Pembelajaran konvensional dengan E-Learning Pada pembelajaran konvensioanal guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya Sedangkan di dalam E-Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Dalam pendidikan konvensional fungsi E- Learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis E- Learning sebagai berikut: E-Learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online. E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD- ROOM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaancontent dan pengembangan teknologi pendidikan.
Keuntungan dalam E-Learning diantaranya : Membantu munculnya pertanyaan yang lebih interaktif dan berlingkup luas. Mendukung dan memfasilitasi kolaborasi tim dan juga memperluas kemudahan untuk mengakses pendidikan melampaui batasan institusi, geografis dan budaya. Catatan, materi,tugas, kuis tersedia sampai dengan waktu ujian E-Learning sangat interaktif, )pendidik dgn peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik. E-Learning memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara konsisten E-Learning merupakan solusi murah dalam hal jumlah peserta didik tiap instruktur.
Menurut Siahaan (Yani : 2007), setidaknya ada tiga fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) 1. Suplemen (tambahan). (Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. 2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. 3. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau (3) sepenuhnya melalui internet.
TERIMA KASIH