Laporan Consultative Expert Working Group on Research and Development (CEWG on R&D): Financing and Coordination Laksono Trisnantoro Geneva: 5 -7 April 2011 dan 7-8July 2011
Pengantar Akses untuk obat dan teknologi kesehatan masih buruk, khususnya di negara sedang berkembang. Berbagai intervensi terhadap obat dan peralatan medik tidak banyak membahas mengenai akses ini. WHO membentuk kelompok kerja dengan menggunakan pendekatan pembiayaan dan koordinasi riset dan pengembangan
Sejarah 2003: WHO mengembangkan Intellectual Property Rights dan Innovasi di Primary Health Care. Salahsatunya hasil adalah bagaimana meningkatan pembiayaan untuk Research and Development di berbagai negara berkembang. 2008: Expert Working Group ini terdiri atas 24 anggota dari 21 negara. EWG ini berhenti pada tahun 2010 2010: Consultative Expert Working Group Research and Development: Financing and Coordination.
Mandat CEWG Meneruskan pekerjaan EWG; Menyeleksi lebih lanjut proposal yang ada, menyusun call for proposal agar ada lebih banyak proposal lagi: dan meningkatkan minat negara-negara anggota untuk mengembangkan pendanaan riset dan koordinasi penelitian.
Proposal Berisikan kebijakan global, regional, dan nasional untuk meningkatkan pembiayaan dan koordinasi untuk research and developement khususnya di negara-negara sedang berkembang WHO tidak mendanai, namun akan melakukan semacam endorsment.
Tujuan Kegiatan Hari Ini 1.Melaporkan hasil kegiatan CEWG sampai pada bulan Juli 2012 dan kegiatan mendatang 2.Membahas relevansi untuk Indonesia 3.Membahas antisipasi respon berbagai kelompok R&D kesehatan di Indonesia.
Bagian 1: Laporan Kegiatan April 2011: Lihat website. Laporan Kegiatan Juli
Ringkasan Hasil pertemuan 2: Juli 2011
CEWG Menyiapkan laporan pembahasan berbagai proposal, dan mengembangkan platform untuk kerjasama R&D global dan regional. Tujuan akhir: Mendapatkan berbagai obat, vaksin, alat diagnostik dll secara lebih baik, merata (equitable) cepat dan murah.
Bagian 2: Membahas relevansi untuk Indonesia Sistem apa yang diacu dalam R&D di Indonesia? Apakah birokratis (berbasis pada anggaran pemerintah dan motivasi peneliti), ataukah mekanisme pasar, ataukah keduanya?
Sistem Inovasi Teknologi Incentives Government and Global R&D Funding Tax break for private sector R&D Blended value venture capital Liability protection for manufacturers Patent pooling: open source innovation Entrepreneurship training Public interest technology management Product Development Partnership Fast track regulatory aprroval vouchers Transferable patent extension Market analyzes and disease burden data Commerzialisation assistance Local pooledprocurement Advance Market Commitments Prizes for successful products Push Pull Research Intelectual Property Manufacture Regulation of Safety and Efficacy Product Delivery Regulatory harmonization and integration
Apa yang akan dihasilkan? grants Mengembangkan kapasitas untuk kerjasama R&D antara pemerintah dan swasta dan manajemen IP berbasis public interest Mengembangkan local business dan kapasitas kewirausahaan Innovasi Spesifik: Obat-obatan, vaksin, diagnostik, model pelayanankesehatan, aplikasi e-Health, dll Menunjukkan insentif yang pro masyarakat miskin untuk mempengaruhi kebijakan pusat dan praktek-praktek profesi serta lembaga secara lintas sektor
Analisis Sistem Innovasi Teknologi dan Pengembangan produk selalu berdasarkan pada mekanisme pasar Pemerintahtidak melepaskan samasekali ke pasar Mengatur regulasi agar penelitian tidak terperangkap hanya untuk penyakit yang mempunyai pasien mampu. Mengatur pendanaan, termasuk kerjasama antar negara dan dengan swasta. Mengembangkan Sistem Inovasi Sosial.
Sistem Inovasi Sosial Incentives Government and Global R&D Funding Tax break for private sector R&D Support for Social entrepreneurship Research policy leadership training Encourage experimentations Social innovation managers Knowledge Translation platforms Market analysis and disease burden data Civil society and community participation Educate policy maker on value of evidence Recognize and reward social entrepreneur Information/communication technology Performance based financing for services Prizes for successful social innovations Push Pull Research Pengetahuan KebijakanPraktek Product and Service Delivery
Catatan: Untuk memahami dasar-dasar ilmu ekonomi dalam industri farmasi,d apat membaca buku : Trisnantoro L Manajemen Rumahsakit. Gadjah Mada University Press. BAB XIV INDUSTRI FARMASI, PROFIT, DAN ETIKA Dapat diakses di Klik di Publikasi. atau di rs.net/dmdocuments/MRS_BAB%20XIV%20- %20INDUSTRI%20FARMASI,%20PROFIT,%20DAN%20ETIKA.pdf
Bagian 3: Membahas antisipasi respon berbagai kelompok R&D kesehatan di Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan kritis Apakah R and D dirancang untuk rakyat atau untuk karir peneliti? Apakah ada dana yang cukup. Atau hanya kecil- kecilan saja Apakah aspek business sudah berjalan sejak awal atau tidak? Apakah ada misi sosial dalam R&D Apa peran Menteri Ristek Apa peran Balitbang Kes Apa peran PT Apa peran perusahaan farmasi? Bagaimana koordinasinya? Apakah ada pooling sistem Bagaimana tata kelolanya?
Tim kecil yang terbentuk ICEEBM Balitbang PMPK FK UGM AMPUH (Aliansi Masyarakt Peduli Hepatitis) IPMG Prof Sudigdo dan Tifa KaBadan dan Kapus II. Laksono dan Jarir At- Thobary Endro Aribowo ST ( ) dan Adri ( )