Budaya Kalimantan
Gunung Air Mineral Hutan Faktor Alam Sungai Mahakam, Barito, Kapuas dsb Mineral Intan, batubara, minyak Hutan Hutan Soeharto
Penduduk Asli: Suku Dayak Dayak Bahau Dayak Apo Kayan Dayak Ngaju: Maanyan, Lawangan, Dusun, Ngaju Dayak Kenyah Dayak Murut Suku Dayak terbesar di Kalimantan
Vredenbregt (1981:33) Penduduk Dayak = ratusan suku Digolongkan menjadi 5 besar Selatan P.Kalimantan Dayak Ot-Danun, termasuk Dayak Ngaju Barat P.Kalimantan Dayak Kedayan Dayak Iban Timur P.Kalimantan Dayak Kenya - Kanyan Tengah P.Kalimantan Dayak Bahu Timur Laut P.Kalimantan dan Sabah Dayah Murut
Kesamaan pola kehidupan : Bahasa Adat istiadat Bentuk rumah adat : Rumah Panjang/Lamin/ Betang Pakaian Seni : anyaman rotan dan ukiran kayu Sistem kepercayaan Sistem pencaharian
Rumah Panjang/Lamin/Betang Ukuran 50-200 meter, tergantung jumlah yang tinggal di dalamnya Terdiri berpuluh-puluh keluarga Satu bilik tiap keluarga (orangtua, anak, menantu, cucu) Serambi tiap depan bilik: bercengkarama, menganyam tikar, topi, membuat pakaian kulit kayu, memperbaiki parang, mandau Patung nenek moyang dipasang di ujung atas anak tangga depan serambi, untuk menolak roh jahat. Jarak antar rumah panjang (yang jauh), batas wilayah kampung ditandai Patung Nenek Moyang sbg cikal bakal mereka
Ritual “Aruh Ganal” Aruh=roh, memanggil roh nenek moyang, arwah pangeran/raja yg dimohonkan hadir dlm upacara Dipimpin oleh Balian, perantara dengan arwah leluhur dengan cara menari-nari. Upacara merayakan panen raya diikuti oleh seluruh warga kampung Diselenggarakan jauh setelah panen dan menjelang Manungal (pembukaan lahan tanaman)
Religi Dewa tertinggi: MAHATALA dan JATA MAHATALA sebutan lain: Hatala / Lahatala (pengaruh Islam) Mahatara atau Mahatara Guru (pengaruh Hindu) Nama asli: Burung Tingang (burung enggang, rangkok), burung garuda (menurut Dr. F. Ukur) Bersemayam di alam atas, alam yg ada di atas alam tempat kediaman manusia. Disana digambarkan jauh lebih indah dan berlimpah drpd kehidupan manusia
Religi JATA Nama asli: Tambon, Bawin Jata Balawang Bulau, artinya Wanita Jata berpintukan permata (vagina) Berujud seperti Naga Bersemayam di alam atas, alam yg ada di bawah alam tempat kediaman manusia. Hidup bersama-sama dengan rakyatnya, terdiri atas para buaya. Buaya memiliki perwujudan spt manusia. >>> Suku Ngaju: buaya adalah binatang suci, tidak boleh dibunuh, kecuali telah membunuh anggota keluarga
Dwi Tunggal Kedua dewa menampakkan diri kepada manusia dalam perwujudan emblim atau simbolnya: Burung Enggang dan Naga Seringkali keduanya digambarkan sebagai satu kesatuan, dalam satu perwujudan, sebagai seekor burung enggang yg bersisik, atau sebagai seekor naga yg berbulu burung enggang Suatu kesatuan dalam keduaan, dwitunggal, suatu totalitas dewa yg ambivalent yg dwiganda, memiliki dua sifat yg saling bertentangan Yaitu yg menyatukan di dalam dirinya sifat yg baik dan jahat, hidup dan mati, terang dan gelap.
ROH Pembantu Dewa Atas/Bawah RAJA PALI atau NYARO (guntur, petir, bertindak sbg pembalas, menghukum pelanggar adat/peraturan2 pali. Ikut serta dalam persidangan hukum adat, memberikan keputusannya melalui Kepala Adat yg memimpin persidangan, dikaitkan dgn dunia atas RAJA ONTONG, sumber keselamatan, rejeki, kemakmuran RAJA SIAL, roh yg mendatangkan kecelakaan, dibebaskan dgn penyucian RAJA PURU atau PERES, sumber penyakit (menular) RAJA HANTUEN, sumber kerusuhan, ganggu manusia dg sihir melalui perantaraan dukun.
Kosmos (Alam Semesta) Dibagi 3 bagian: Alam Atas, Alam Tengah, Alam Bawah Alam tengah, tempat manusia hidup, manusia berada di punggung Jata, dan dinaungi oleh Naga di atasnya diyakini melindungi manusia.