KEMENTERIAN PERTANIAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
SUMBER: Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI SUMBER:
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
IMPROVING THE ENABLING ENVIRONMENT FOR SUGAR AND BIOETHANOL INDUSTRY COMPETITIVENESS Oleh : SUBIYONO Direktur Utama PTPN X (Persero) Jakarta, 21 Mei 2011.
PENYEMPURNAAN arSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA
Makalah Kunci (Keynote Speech)
PENGENALAN SNP, SPM DAN IMPLEMENTASI SPM
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
Selamat Datang Peserta Monitoring dan Evaluasi KKP3T dan Kerja Sama Penelitian Lainnya TA 2012 serta Sosialisasi KKP3N TA 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan.
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
Tata cara Penanaman Modal
PRODUKSI PANGAN INDONESIA
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
Ketahanan dan Keamanan Pangan Klaster AGRO The food chain.
PERUMUSAN MASALAH PENDEKATAN IMPACT POINT
KEBIJAKAN PUBLIK.
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN/PEDESAAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
Capt. Dr. Anthon Sihombing (Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN
RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN NEGARA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
PENGAMANAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2011
PENATAAN KELEMBAGAAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
PENGUKURAN REALISASI FISIK KEGIATAN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN 2016
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
PELATIHAN TEKNIS PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL
DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN
EVALUASI DAK BIDANG PERTANIAN 2015 DAN KEGIATAN
DIMENSI PEMBANGUNAN: KEDAULATAN PANGAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
RENCANA PRODUKSI DAN PERCEPATAN HILIRISASI BENIH KOMODITAS PERKEBUNAN
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Arah Kebijakan Persusuan
PENYEDIAAN DAGING NASIONAL
Rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
PERAN SERTA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
Arah Kebijakan Persusuan
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
DI SAMPAIKAN OLEH KEPALA BAPPEDA
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
Transcript presentasi:

KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN PERTANIAN DAN PANGAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DAN TARGET 2014 Lokakarya Nasional VI Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Tahun 2013 Yogyakarta, 7-9 Nopember 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN

Bio Data Nama Hasil Sembiring NIP/Golongan 19600210 198803 1 001/Pembina Utama (IVE) Jabatan sekarang Kepala Pusat litbang TPangan (2010-Sekarang)/Ahli Peneliti Utama Sebelumnya Peneliti P3HTA/FSR-UACP Puslitanah DAS Bratas (1984-1995) Peneliti /Koordinator Perencana BPTP Jatim (1995-1999) Kepala IP2TP (BPTP) NTB, (1999-2001) Kepala BPTP Sumut (2001-2005) Kepala Balit Padi (2005-2006) Kepala BB Padi (2006-2010) Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Sumut (2001-2005) SC-IRRC (2005-sekarang), SC-CURE (2011-sekarang), Focal Poin CORRA (2012-sekarang) Luar Negri Amerika, Belanda, Jerman, Belgia, Perancis, Turki, Italia, Australia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapore, Brunei, Phillipine, Thailand, Vietnam, China, Myanmar, Laos, Nepal, India, Srilangka, Brazil, Venezuela, Peru, Mexico, Uganda, Tanzania, Saudi Arabia, Pendidikan S1 (IPB, 1983); S2 (1991) dan S3 (1997) OSU, USA. SPAMA (2000) dan Lemhannas RI PPRA 49 (2013) Status Kawin & 2 putri (dr. Sindy Sembiring, SpM & Tannia Sembiring)

KEMENTERIAN PERTANIAN ISI PAPARAN I PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN II TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN III PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN IV LANGKAH STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 V DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT KEMENTERIAN PERTANIAN

PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN Penyedia pangan 245 juta penduduk Indonesia PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN Penyedia 87% bahan baku industri kecil dan menengah Penyumbang 14,72% PDB Penghasil devisa negara US$ 43,37 M Menyerap 33,32% total tenaga kerja Sumber utama (70%) pendapatan rumah tangga perdesaan Berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton (Perpres No.61 tahun 2011) KEMENTERIAN PERTANIAN

PERKEMBANGAN PANGSA PDB DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PERTANIAN Penurunan kontribusi sektor pertanian tidak sebanding dengan penurunan beban penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. KEMENTERIAN PERTANIAN

Kontribusi terbesar terhadap surplus adalah komoditas perkebunan NERACA PERDAGANGAN Kontribusi terbesar terhadap surplus adalah komoditas perkebunan KEMENTERIAN PERTANIAN

INVESTASI DI BIDANG PERTANIAN Sumber: BKPM diolah oleh Pusdatin Kementan (2012) Investasi PMDN maupun PMA terus meningkat dari tahun ke tahun Investasi terbesar pada sub sektor Perkebunan KEMENTERIAN PERTANIAN

ARAHAN PRESIDEN “Produksi Beras Dalam Negeri harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan yang cukup “ (Sidang Kabinet Paripurna 6 Januari 2011) “Meskipun dalam sistem perdagangan kita bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan kita harus menuju kemandirian pangan” (RAPIMNAS 10 Januari 2011 ) Program Prioritas “Surplus Beras” (Arahan Presiden 22 Pebruari 2011) : Dari swasembada ke surplus beras Dalam waktu 5-10 tahun Surplus beras minimal 10 juta ton per tahun “ Surplus Beras 10 juta ton harus dicapai pada tahun 2014” (Sidang Kabinet 6 September 2011 dan Pidato Pelantikan KIB II Hasil Reshuffle 19 Oktober 2011)

TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN II TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

TARGET KEMENTERIAN PERTANIAN DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN PENCAPAIAN SWASEMBADA PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN DAYA SAING, DAN EKSPOR PENINGKATAN NILAI TAMBAH, PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KEMENTERIAN PERTANIAN

TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (5 KOMODITAS UTAMA) (JUTA TON) TARGET PRODUKSI 2014 Padi (GKG) 65,76 76,57 Jagung (pipilan kering) 17,64 29,00 Kedelai (biji kering) 0,85 2,70 Gula (GKP) 2,23 3,1 Daging sapi 0,29 0,51 KEMENTERIAN PERTANIAN

Capaian Indeks Swasembada Komoditas Pangan Utama 2011-2012 No Komoditas (ribu ton) 2011 *) 2012**) 1 Beras Produksi 36.969 38.564 Kebutuhan 33.045 33.035 Indeks swasembada 111,87 116,74 2 Jagung 17.643 18.945 15.272 16.097 115,52 117,69 3 Kedelai 851 780 2.122 2.246 40,10 34,71 4 Daging Sapi 292,45 399,32 449,31 484,07 65,09 82,49 5 Tebu/Gula 2.230 2.660 2.790 2.850 79,93 93,33 Ket: *) ATAP 2011 **) ARAM 1 2012 (BPS) Indeks Swasembada : % produksi/kebutuhan

PADI - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET 2. TARGET 2014 SANGAT AMBISIUS (10,53% DI ATAS ARAM) 3. PERLU TEROBOSAN LUAR BIASA!

JAGUNG - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET 2. TARGET 2014 SANGAT AMBISIUS (10,53% DI ATAS ARAM) 3. PERLU PENINGKATAN ADOPSI JAGUNG UNGGUL HIBRIDA MAUPUN KOMPOSIT

KEDELAI - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET 2. TARGET 2014 IRASIONAL (218,71% DI ATAS ARAM) 3. PERLU INSENTIF PETANI UNTUK MENANAM KEDELAI!

TARGET DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN Penurunan konsumsi beras minimal sebesar 1,5% per kapita/tahun 2. Penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya lokal : PPH 77,3 (2011) -> 93,3 (2014) TARGET DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN TARGET PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor pada 2014 Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5 milyar (2014) KEMENTERIAN PERTANIAN

TARGET PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) 105 – 110 di tahun 2014 TARGET PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KEMENTERIAN PERTANIAN

PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN III PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2014 Perbenihan dan Perbibitan Infrastruktur dan Sarana Sumber Daya Manusia Pembiayaan Petani Kelembagaan Petani Teknologi dan Industri Hilir Lahan Konversi lahan Kepemilikan lahan yang sempit Sulitnya akses petani ke lahan terlantar/ Hutan Lemahnya sistem produksi dan distribusi benih Hambatan pengembangan benih transgenik TUJUH GEMA REVITALISASI Masih menggunakan alat/teknologi tradisional Industri yang belum berkembang Tingginya kerusakan jaringan irigasi Tingginya biaya produksi dan transportasi Lemahnya kelembagaan petani Kapasitas kelembagaan yang beragam Terbatasnya jumlah SDM Masih rendahnya kualitas SDM Sulitnya petani mendapatkan pinjaman Banyaknya petani gurem/kecil Tunggakan KUT yang belum diputihkan

POHON PERMASALAHAN Pancar Simatupang

PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN IV LANGKAH STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN

SURPLUS BERAS 10 JUTA TON Pengurangan susut panen 1,5 %/tahun Penurunan konsumsi beras 1,5% per kapita/thn SURPLUS BERAS 10 JUTA TON Perbaikan 18,8%/thn dari total jaringan irigasi Penggunaan pupuk berimbang 70% dari total luas tanam Penambahan Areal Sawah seluas 130.000 ha Peningkatan intensitas penyuluhan 50% dari total desa Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha menjadi 5,7 ton/ha dan IP dari 1,5 menjadi 1,7 pengendalian OPT dengan PHT dan Spot Stop mencapai 70% Benih varietas unggul bermutu minimal 60%

KONDISI EKSISTING PRODUKSI BERAS SD 2014

PROGRAM PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS

Penambahan luas panen minimal 5% per tahun SWASEMBADA JAGUNG 2014 Penambahan luas panen minimal 5% per tahun Peningkatan ketersediaan air pada 25% lahan Peningkatan bantuan benih hibrida mencapai 80% Peningkatan produktivitas dari 4,7 ton/ha menjadi 5,8 ton/ha dan IP dari 1,0 menjadi 1,2 Peningkatan intensitas penyuluhan Perbaikan penanganan pasca panen untuk penurunan susut 1% Pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim sehingga luas pertanaman yang aman minimal 95% melalui pengendalian hama terpadu (PHT) dan Spot Stop Peningkatan penggunaan pupuk menjadi 54% (organik dan anorganik)

Penumbuhan industri perbenihan di lokasi sentra produksi Kebijakan harga dasar kedelai dan subsidi sarana produksi Penambahan luas tanam dari 700 rb ha menjadi 2 juta ha SWASEMBADA KEDELAI 2014 Penambahan luas lahan melalui kemitraan dengan BUMN dan swasta Bantuan alat perontok untuk pengurangan losses (0,5%) Bantuan benih unggul 80% dari total luas pertanaman Peningkatan intensitas sistem surjan untuk lahan rawa 70% Peningkatan produktivitas dari 1,3 ton/ha menjadi 1,54 ton/ha Penggunaan pupuk sebesar 80% (organik dan anorganik) Pengendalian pertanaman dari gangguan OPT melalui hama terpadu (PHT) dan Spot Stop Peningkatan intensitas penyuluhan

SWASEMBADA GULA 2014 Rawat Ratoon Perluasan areal tanam tebu 350 ribu hektar Penyediaan benih tepat waktu, jumlah dan mutu melalui penerapan kultur jaringan dan pembinaan penangkar Bongkar ratoon pada tanaman tebu yang sudah dikepras > 4 kali SWASEMBADA GULA 2014 Peningkatan produktivitas dan rendemen tebu Rekomendasi pemupukan dengan tipologi lahan Distribusi Benih sesuai kebutuhan varietas di wilayah PG Pupuk Berimbang Rawat Ratoon Benih varietas unggul produktivitas >100 ton/ha/tahun, potensi rendemen >9% dan toleran terhadap perubahan iklim Klentek/kelupas daun kering tebu Pengairan Pendampingan penerapan teknologi

SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU 2014 Pengembangan sumber benih/bibit HPT 36 UPTD dan 41 kelompok Pemanfaatan hasil samping tan/bun 9 jenis. Penambahan berat badan harian sapi lokal 0,4-0,8 kg pengembangan unit pengolah HPT 77 kelompok Peningkatan Hijauan Pakan Ternak (HPT) SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU 2014 Penurunan alokasi impor sapi/daging sapi dari 53,05% (2010) menjadi 34,91% (2011), 20% (2012), 15% (2013) dan 10% (2014) integrasi ternak-tanaman 333 kelompok pengembangan lumbung pakan 111 kelompok Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjalankan butchering system Penanggulangan penyakit gangguan reproduksi terhadap 91.000 ekor

DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN V DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN NO. INSTANSI TERKAIT DUKUNGAN 1 Kementerian Kehutanan Pengembangan Lahan Pertanian (Food Estate) dari lahan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 307 ribu ha Jaminan ketersediaan dan status lahan utk pengembangan padang penggembalaan dan hijauan ternak Pemanfaatan lahan hutan produksi untuk tumpangsari (terutama kedelai dan tebu) 2 BPN Perluasan lahan dan redistribusi lahan terlantar Dukungan bagi pengembangan food estate oleh BUMN 3 Kementerian PU Revitalisasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) Revitalisasi Kelembagaan Pengelola Air (Mantri Air) Pengembangan Embung di daerah rawan air

DUKUNGAN NO. INSTANSI TERKAIT 4 Kementerian Keuangan Pemenuhan kekurangan kebutuhan anggaran pupuk bersubsidi tahun 2012 sebesar Rp 3 triliun Revisi Perpres No. 54/2010 ttg prosedur pengadaan benih dan pupuk yang sebaiknya dengan PSO Penyediaan dana untuk tambahan tenaga lapangan POPT-PHP 3.060 orang, Penyuluh 13.929 orang, Pengawas Benih 800 orang, petugas Karantina 5.000 orang Penyediaan dana Insentif bagi tenaga peneliti (saat ini masih sangat rendah) Pengembangan Lembaga Pembiayaan Pertanian (Skim Khusus Pembiayaan Pertanian) Keterpaduan pemeriksaan produk pertanian di Bandara dan Pelabuhan (Bea Cukai dan Karantina Pertanian) Pembebasan PPN aneka tepung untuk subsitusi terigu

DUKUNGAN NO. INSTANSI TERKAIT 5 Kementerian BUMN Dukungan bagi pengembangan food estate oleh BUMN Peningkatan Program GP3K Revitalisasi Pabrik Gula 6 Kementerian Dalam Negeri Penerbitan Perda menindak lanjuti UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan 4 PP turunannya 7 Kementerian PAN & RB Penambahan tenaga lapangan POPT-PHP 3.060 orang, Penyuluh 13.929 orang, Pengawas Benih 800 orang, petugas Karantina 5.000 orang Insentif bagi tenaga peneliti (saat ini masih sangat rendah) 8 Kementerian Perhubungan Perbaikan moda transportasi & distribusi ternak berupa kereta api, kapal dan prasarana pelabuhan

NO. INSTANSI TERKAIT URAIAN 9 Kementerian Perindustrian Revitalisasi Pabrik Gula 10 Bank Indonesia Pengembangan Lembaga Pembiayaan Pertanian (Skim Khusus Pembiayaan Pertanian) 11 LKPP Revisi Perpres No. 54/2010 ttg prosedur pengadaan benih dan pupuk dengan mekanisme PSO 12 Pemerintah Daerah Penerbitan Perda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Tindak lanjut UU 41/2009 dan PP turunannya) Penerbitan Perda tentang pelarangan pemotongan sapi betina produktif Jaminan ketersediaan dan status lahan untuk investasi pangan, pengembangan padang penggembalaan dan hijauan makanan ternak

Kerja Sama Litbang Pertanian Konsorsium Penelitian Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kerja Sama Kemitraan dengan Instansi Pemerintah/LSM Hibah Luar negri Kerja Sama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N) Kerja Sama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Internasional (KKP3I) Kerja Sama Kompetitif Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (KKP2TPSL)

Perbedaan KKP3T dan KKP3N No Persyaratan KKP3T KKP3N 1. Lembaga yg terlibat PT dan Litbang Pertanian PT, Litbang Pertanian dan Lembaga Penelitian Nasional 2. Penanggung jawab Dosen PT Peneliti lembaga penelitian nasional Peneliti Balitbang Pertanian 3. Anggota tim Maksimal 4 orang Minimal 2 institusi Maksimal 5 orang Minimal 3 institusi berbeda 4. Topik Penelitian Fokus komoditas dan bidang masalah Isu utama/masalah pencapaian program utama kementerian pertanian 5. Publikasi Publikasi dalam jurnal yg diterbitkan Badan Litbang Pertanian atau jurnal internasional Publikasi dalam jurnal nasional atau jurnal internasional, dgn menuliskan Badan Litbang sebagai sumber biaya 6. HKI (hak paten/hak cipta/PVT) Milik Balitbang Pertanian Milik bersama 7. Pembiayaan Maksimal usulan 150 jt Maksimal usulan 200 jt

TERIMA KASIH