ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI
Defenisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, utnuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif. Diharapkan untuk digunakan lebih dari periode.
PENGAKUAN Biaya perolehan aset tetap akan diakui jika: Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas. Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal.
Pengukuran Tanggal 1 Desember 2009 PT Semesta mengikat kontrak dengan PT konstruksi untuk membangun pabrik yang akan digunakan PT Semesta untuk pengembangan usahanya. Pabrik tersebut dibangun diatas tanah yang dimiliki oleh PT Semesta. Nilai kontrak pembangunan pabrik tersebut adalah 2,55 miliar. PT Semesta memiliki beberapa pinjaman, antara lain:
CARA MEMPEROLEH ASET TETAP Menyewa Membangun sendiri Membangun sendiri (biaya sendiri dan pinjaman)
Lanjutan… Pinjaman secara khusus untuk pembangunan pabrik tersebut: Utang bank dengan bunga 12% Rp 1,2 miliar (Entitas memperoleh penghasilan Rp 30 Juta dari investasi sementara pinjaman khusus ini) Pinjaman umum : Wesel bayar tingkat bunga 15% Rp 1,5 miliar Obligasi tingkat bunga 10% Rp 1,8 miliar. Berikut pembayaran yang dilakukan oleh entitas untuk pinjaman tersebut: 1 Januari 2010 500,000,000 1 April 2010 850,000,000 1 Agustus 2010 600,000,000 1 Desember 2010 600,000,000 Total 1,550,000,000
Lanjutan…. Pembangunan pabrik tersebut tealh selesai Tgl 31 Desember 2010. Pengeluaran yang terjadi adalah sebagai berikut: Tgl Pengeluaran Pinjaman khusus Pinjaman umum Rata-rata tertimbang 1 Jan 1 April 1 Agustus 1 Des 500,000,000 850,000,000 600,000,000 700,000,000 - 150,000,000 150,000,000 x 9/12 600,000,000 x 5/12 600,000,000 x 1/12 412,500,000
RATA-RATA BIAYA PINJAM (Dari pinjaman umum) Wesel bayar bunga 15% Rp 1,5 Milyar x 15% = 225,000,000 Obligasi bunga 10% Rp 1,8 Milyar x 10% = 180,000,000 Total 405,000,000 Rata-rata tertimbang = 405,000,000 : 3,3 milyar = 12,27 persen Biaya pinjaman dapat dikapitalisasi: Pinjaman spesifik 12% x 1,2 miliar Rp 144,000,000 Pinjaman umum 12,27% x 412,500,000 Rp 50, 610,000 Total Rp 154,610,000 Dikurang: Penghasilan investasi Rp (30,000,000) Total Pinjaman Dikapitalisasi Rp 114,610,000
AYAT JURNALNYA 1 Jan 2010 bangunan 500,000,000 Kas 500,000,000 1 April 2010 Bangunan 850,000,000 Kas 850,000,000 1 Agst 2010 Bangunan 600,000,000 Kas 600,000,000 1 Des 2010 Bangunan kas 600,000,000 31 Dese 2010 Kas 30,000,000” Bangunan 114,610,000 Beban Bunga 404,390,000 Kas* 549,000,000 “ Kas yang diperoleh dari investasi *Total beban bunga dibayarkan selama tahun 2010 = 144,000,000 + 405,000,000 = 549,000,000.
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA GABUNGAN / BORONGAN Maka biaya perolehan harus dipisahkan ke masing-masing jenis aset, karena tiap aset memiliki masa manfaat berbeda dan perlu disusutkan terpisah. Pemisahan dilakukan berdasarkan proporsi nilai wajar dari aset yang diperoleh.
Contoh Entitas membeli tanah, bangunan, dan mesin dengan total biaya Rp 800,000,000. nilai wajar dari masing-masing aset tersebut adalah: Tanah 350,000,000 Bangunan 500,000,000 Mesin 150,000,000 Total 1,000,000,000
Lanjutan… Total harga perolehan sebesar Rp 800,000,000 dialokasikan sebagai berikut: Tanah 350 : 1,000 x 800,000,000 = 280,000,000 Bangunan 500 : 1,000 x 800,000,000 = 400,000,000 Mesin 150 : 1,000 x 800,000,000 = 120,000,000 = 800,000,000 Jurnalnya : Tanah 280,000,000 Bangunan 400,000,000 Mesin 120,000,000 Kas 800,000,000.
PERTUKARAN MEMILIKI SUBSTANSI KOMERSIAL PT A Menukar sebidang tanah dengan nilai buku Rp 400 Juta dengan kas Rp 800 juta dan mesin dengan nilai 1,000 juta. Nilai wajar dari tanah diestimasi sebesar Rp 1,800,000. transaksi tersebut memiliki substansi komersial. Pencatatannya: Mesin 1,000,000,000 Kas 800,000,000 Tanah 400,000,000 Keuntungan dari pelepasan tanah 1,400,000,000.
PERTUKARAN TIDAK MEMILIKI SUBSTANSI KOMERSIAL PT A menukarkan mobil jenis dengan nilai Rp 130 Juta (Harga perolehan Rp 120 juta) dan akumulasi penyusutan Rp 70 juta) dan nilai wajar Rp 130 juta untuk kas Rp 1,5 juta dan mobil jenis Y dengan nilai wajar Rp 131 juta. Mobil jenis X dan Y tersebut memiliki fungsi yang sama bagi PT X. Kas 1,500,000 Mobil Y 128,500,000 Akumlasi Penyusutan Mobil X 70,000,000 Mobil X 200,000,000
MODEL REVALUASI Model Revaluasian adalah nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Frekuensi revaluasi tergantung pada pergerakan nilai wajar dari aset tetap.
Contoh PT B Memiliki peralatan dengan biaya perolehan Rp 780 juta yang diperoleh tanggal 1 Desember 2010. Masa manfaat peralatan tersebut adalah 6 tahun tanpa nilai sisa. PT B memilih metode revaluasi untuk perlatan tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai wajar aset tersebut adalah Rp 800 juta.
JURNALNYA Jan 2010 Peralatan 780,000,000 Kas 780,000,000 31 Des 10 Beban Penyusutan 130,000,000 Akm Penyusutan 130,000,000 (780,000,000 x/ 6 tahun = 130,000,000) 31 Des 011 Beban Penyusutan 130,000,000 Nilai buku peralatan 31 des 2011 = 780 juta – ( 130 juta x 2 tahun) = 520 juta, Seliisih surplus revaluasi = Rp 800 juta -520 juta = 280 juta.
PENGHENTIAN PENGAKUAN Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya saat: Dilepaskan atau.. Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari pelepasan aset tetap harus dimasukan dalam laba rugi komprehensif saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Contoh PT Mara membeli mesin tanggan 1 Juli 2007 dengan harga perolehan Rp 200 Juta. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 tahun dan nilai sisa Rp 40 juta. Tanggal 1 Januari 2010 entitas menjual aset tersebut dengan harga 162, juta. Penyusutan pertahun = (200Juta-40Juta)/10 th = 16 juta Akum penyustan sampai tgl 1 jan 2010 = 16 juta x 2,5 th = 40 juta. Nilai tercatat tgal 1 jan 2010 = 200 juta – 40 juta = 160 juta Keuntungan penjualan aset tetap RP 162 juta-160 juta = 2 juta.
JURNALNYA Kas 162,000,000 Akum Penyusutan 40,000,000 Mesin 200,000,000 Keuntungan dr Penjualan aset 2,000,000
PENURUNAN NILAI Penurunan nilai menurut PSAK 48 Rev 2009 : Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatatnya lebih besar dibandingkan nilai terpulihkan (Recovable amount). Nilai terpulihkan adalah nilai tertinggi diantara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (Fair value less cot to sell) dan nilai pakai (value in use).
CONTOH Tanggal 31 Desember 2010 PT Mentawau menetapkan ada indikasi penurunan nilai dari bangunan yang dimiliki perusahaan. Nilai tercatat bangunan adalah Rp 870 juta. Sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai dari bangunan masing-masing 825 juta dan 840 juta. Nilai terpulihkan adalah 840 juta yang merupakan nilai tertinggi antara nilai wajar dengan dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai tercatat sebesar 870 juta lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan Ro 840 juta sehingga penurunan nilainya Rp 30 juta.
JURNALNYA Rugi penurunan nilai 30,000,000 Akum Rugi Penurunan nilai 30,000,000