Apresiasi Puisi herdito sandi pratama
apresiasi Apreciato Appreciation Menghargai, mengindahkan Pengenalan melalui kepekaan mental Memahami dan mengakui unsur keindahan dalam ekspresi pengarang
Unsur apresiasi emotif evaluasi kognitif
Kegiatan Apresiasi Apresiasi langsung Apresiasi tidak langsung Membaca atau menikmati suatu karya atau performa secara langsung Apresiasi tidak langsung Mengapresiasi suatu karya atau performa dengan cara mempelajari teori sastra, membaca ulasan, mendiskusikan, dan mempelajari konteks sejarah suatu karya
Bekal apresiator Kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati unsur-unsur dalam karya sastra Pemilikan pengetahuan dan pengalaman masalah kehidupan dan kemanusiaan Pemahaman terhadap aspek kebahasaan Pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berkaitan dengan telaah teori sastra
Langkah mengapresiasi puisi Membaca puisi berulang kali Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan : garis miring satu (/) untuk menandakan koma dan garis miring dua (//) untuk titik Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambahkan kata-kata yang dapat memperjelas maksud kalimat dalam puisi Menentukan makna kata/kalimat yang konotatif (jika ada) Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa
Prosa Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima (bunyi yang berselang/berulang di dalam/akhir larik), irama, dan kemerduan bunyi (meliputi euphony/mengambarkan keriangan, cacophony/bernuansa ketertekanan batin, kebekuan dan kesedihan, onomatope/sugesti suara yang sebenarnya).
Perbedaan puisi dan prosa Merupakan aktivitas mental yang menangkap kesan-kesan, kemudian kesan-kesan tersebut dipadatkan (dikondensasikan) dan dipusatkan. Merupakan aktivitas menyebarkan (men-dispersikan) ide/gagasan dalam bentuk uraian Merupakan pencurahan jiwa yang bersifat liris (emosional) dan ekspresif Merupakan pengungkapan gagasan yang bersifat epis atau naratif Seringkali bermakna konotatif Pada umumnya bermakna denotatif, walaupun memang ada beberapa karya yang isinya konotatif
Surut Kita biasa bermimpi, Sebab hidup terlalu sempit Sekejap kau ada di usia senja Dan harus gagal beradaptasi dengan dunia baru Kita biasa berimajinasi, Sebab hidup terlalu singkat, Seketika kau lupa pada masa kanak-kanak Dan lupa bagaimana kau pernah belajar mengenal semua hidup yang sempit dan singkat, berkahi aku.. hidup sempit dan singkat, itulah mengapa dunia bundar agar kita sadar, ketika berjalan lurus kelak akan kembali ke titik semula
Tersesat dalam ombak Dalam panasnya mentari, aku menitipkan pesan Pada kicauan burung yang merajut sarang Ketika langit tak kunjung membawa hujan Kicauan terdengar tak jauh Dari tempatmu biasa berteduh Sementara aku berjalan Menunduk menghitung cangkang kerang Yang separuh terkubur di pasir pantai Tempat yang sama pernah kau lalui Saat cakrawala memerah Dan desiran ombak menghanyutkan kita Dalam-dalam Ke dalam jiwa kita sendiri Dan tangan kita saling menggenggam Saat cakrawala menghilang bersama matahari
Denpasar Denpasar: waktu yang amat dalam Meledak sewaktu-waktu
Luka Luka mengering mustahil hilang
Tugas individual Bacalah puisi teman Anda! Parafrasekan! (sisipkan kata-kata penjelas) Ceritakan kembali dalam bentuk prosa! (berbentuk cerpen)