Menyongsong Momen Pergantian
Momen Pergantian Apa yang dilakukan di saat ada momen pergantian? Pergantian itu bisa pergantian kepemimpinan, pergantian tahun, dan sebagainya Dua hal 1.MUHASABAH (evaluasi) 2.‘AZM (tekad)
Muhasabah (1) Kenapa perlu melakukan muhasabah? Allah SWT berfirman: فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا Yakni, agar kelak di akhirat nanti kita dihisab dengan hisab yang ringan, tanpa kesulitan sedikit pun dan tidak diperiksa secara mendetail, karena kalau yang terjadi adalah hisab yang sulit dan mendetail maka pasti binasa
Muhasabah (2) Rasul SAW bersabda: مَنْ نُوْقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ (barangsiapa dihisab maka pasti disiksa) Ada tiga pilar muhasabah 1.Membandingkan antara nikmat Allah dan keburukan kita 2.Membedakan antara hak dan kewajiban kita 3.Tidak puas dengan ketaatan yang telah kita lakukan
Membandingkan antara Nikmat Allah dan Keburukan Kita Mana yang lebih banyak? Mana yang lebih dominan? Perbandingan ini memerlukan tiga alat 1.Cahaya hikmah Yakni ILMU yang dimiliki seseorang sehingga dia bisa membedakan antara yang hak dan yang batil, petunjuk dan kesesatan, mudharat dan manfaat, yang sempurna dan yang kurang 2.Buruk sangka terhadap diri sendiri Sehingga tidak salah lihat: keburukan sebagai kebaikan, aib sebagai kesempurnaan 3.Membedakan nikmat dan ujian Nikmat yang sebenarnya dan nikmat yang hanya sebagai tipuan
Membedakan antara Hak dan Kewajiban Kita Ada dua jenis manusia dalam masalah ini 1.Orang yang melaksanakan kewajiban dengan meninggalkan haknya Ada orang yang tidak mau menikah atau malah dilarang menikah, atau tidak mau memakan daging, makanan lezat dan pakaian yang bagus karena menganggap bahwa itu untuk kesempurnaan ibadahnya kepada Allah Padahal semua itu adalah haknya 2.Orang yang memenuhi haknya dengan meninggalkan kewajibannya Meskipun kewajiban dia lakukan, tapi tidak sesuai dengan syari’at Allah
Tidak Puas dengan Ketaatan yang telah Kita Lakukan Sebab setiap kepuasan terhadap ketaatan yang telah dilakukan berarti baik sangka terhadap dirinya Ini bisa membuat dirinya ujub dan takabbur Berarti sikap puas ini merupakan dosa yang mesti ditinggalkan Sikap orang beriman justru lebih meningkatkan istighfar setelah mengerjakan berbagai macam ketaatan Karena menyadari keterbatasannya dalam melaksanakan ketaatan itu Merasa belum memenuhi hak-hak Allah sesuai dengan keagunganNya Suat An-Nashr menunjukkan sikap Rasul SAW yang lebih meningkatkan tasbih dan istighfar setelah menyempurnakan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul
AZM (Tekad): Yang Terbaik 1.Yang terbaik dalam mu’malah: Maliyah (harta): Yang terbaik dalam melunasi hutangnya (خَيْرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ قَضَاءً) Ailiyah (keluarga): Yang melindungi kerabatnya selama tidak dalam perbuatan dosa (خَيْرُكُمْ الْمُدَافِعُ عَنْ عَشِيرَتِهِ مَا لَمْ يَأْثَمْ) Yang terbaik terhadap keluarganya (خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي) Yang paling kuat silaturrahimnya (مَنْ خَيْرُ النَّاسِ فَقَالَ أَفْقَهُهُمْ فِي دِينِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَوْصَلُهُمْ لِرَحِمِهِ) Ijtima’iyah (sosial): Yang diharapkan kebaikannya dan aman dari keburukannya (خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ)
AZM (Tekad): Yang Terbaik 2.Yang terbaik dalam ilmu Yang belajar dan mengajarkan al- Qur’an (خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ) Yang paling memahami agama Allah (مَنْ خَيْرُ النَّاسِ فَقَالَ أَفْقَهُهُمْ فِي دِينِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَوْصَلُهُمْ لِرَحِمِهِ)
‘Azm (Tekad): Menjadi yang Terbaik (خَيْرُ النَّاسِ) 1.إِنَّ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ رَجُلًا عَمِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَلَى ظَهْرِ فَرَسِهِ أَوْ عَلَى ظَهْرِ بَعِيرِهِ أَوْ عَلَى قَدَمِهِ حَتَّى يَأْتِيَهُ الْمَوْتُ 2.أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ 3.وَإِنَّ خَيْرَ النَّاسِ إِسْلَامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا 4.خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ وَأَتْقَاهُمْ وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ 5. خير الناس أنفعهم للناس