Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran Prof. DR. Oentoeng Soeradi A. And Departemen Biologi Fakultas Kedokteran UI
. Ilmu pengetahuan (IP) berawal dari kekaguman manusia pada alam yang dihadapinya. . Manusia sebagai hewan rasional (animal rational) dibekali sifat ingin tahu berusaha mencari jawaban mendapat pengetahuan yang benar atau suatu kebenaran. . Dapat dicapai melalui pendekatan non-ilmiah maupun ilmiah . . Pada pendekatan ilmiah diuntut langkah-langkah serta urutan tertentu Tidak semua orang melakukannya. . Di masyarakat justru pendekatan non-ilmiah yang banyak terjadi banyak contoh di masyarakat moderen.
Pendekatan no-ilmiah Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang digunakan : 1. Penemuan kebetulan dan coba-coba 2. Intuisi 3. Prasangka 4. Akal sehat Pendekatan ilmiah Metode Ilmiah (scientific method)
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……(2) Perkembangan IP dalam mencari kebenaran, berlangsung melalui: - Periode Trial and Error - Periode Kewibawaan dan Tradisi - Period e Spekulasi dan Argumentas - Periode Hipotesis dan eksperimen
Periode Trial and Error - Melalui percobaan berkali-kali dan kegagalan. - - Diperoleh pemecahannya secara kebetulan (Contoh ?) - Jika ingin diulangi caranya harus diubah. - Metode ini seringkali digunakan oleh pejabat. - Sebaiknya dihindari.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …… Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …….(3) Periode Kewibawaan dan Tradisi Periode Kewibawaan . Diawali dengan yang serba gaib – tidak dapat dilihat/didengar . . Kemudian orientasinya berubah pada manusia yang dianggap tokoh berwibawa dapat dilihat dan didengar tokoh agama, orang yang sedang berkuasa, politikus, pandai, yang dituakan dsb. . Lebih maju dari Trial and Error ada yang benar-benar berilmu. . Suka disanjung, tidak mau dikritik menentukan arah hidup (ABS) . Ucapan tokoh dianggap sebagai doktrin. . Masyarakat harus menyesuaikan dengan kemauan tokoh Copernicus dan Galileo ----> sebagai buronan gereja . Pada saat itu kewibawaan seseorang adalah sumber kebenaran The master always says the truth; padahal kita tahu bahwa There is no authority in science.
T r a d I s I . Sampai saat ini masih merupakan hal yang biasa terjadi dan erat kaitannya dengan budaya maupun kepercayaan penduduk tertentu. . Mencari kebenaran melalui suatu tradisi seringkali bersumber pada ketidakbenaran menghambat kemajuan IP pola berfikir diubah Bertanam dan menuai padi, hajatan perkawinan, membuat rumah, membuat jembatan, melaut mencari ikan, dll . . Masih banyak terdapat di kalangan orang-orang terpelajar.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……… Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ………. (5) Spekulasi dan Argumentasi Spekulasi . Mencari kebenaran dengan spekulasi = Trial and Error . Spekulasi dilakukan karena ada pilihan diantara alternatif yang ada dipilih alternatif yang menurut pendapatnya menguntungkan, tanpa pertimbangan yang masak. . Spekulasi sering dilandasi firasat/intuisi berisiko tinggi. . Sebaiknya dihindari.
Argumentasi . Mencari kebenaran dengan cara ini sering dilakukan dengan berdebat masing-masing bersumber pada akal sehatnya, misalnya di DPR. . Kelemahannya : Cepat puas, subyektif, sering tidak ilmiah / tanpa bukti empiris akan mengarah ke spekulasi. . Menghambat kemajuan IP dihindari.
. Metode argumentasi yang hanya didasarkan pada akal sehat saja, Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …………(6) Periode Hipotesis dan Eksperimen . Metode argumentasi yang hanya didasarkan pada akal sehat saja, sering menyesatkan dan menjauhkan dari kebenaran, sebab tidak disertai dasar dan fakta yang kuat mengarah pada spekulasi. . Baru setelah banyak penemuan mutakhir / pengalaman yang disertai dasar dan fakta, orang mulai berfikir secara hipotetik ada praduga yang diikuti dengan pencarian fakta / bukti-bukti epiris sebagai bahan penunjangnya awal periode hipotesis dan eksperimen. . Mencari kebenaran pada periode ini, lebih didasarkan pada suatu keterpaduan jalan fikiran secara deduktif dan induktif , sehingga terciptalah cara mencari kebenaran melalui suatu penelitian. . Cara berfikir Deduksi dan induksi akhirnya menjadi dasar penting terbentuknya metode ilmiah (scientific method) seperti sekarang.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ………. (6) Bagaimana keterpaduan terjadi antara pandangan deduktif dan induktif yang akhirnya mendapatkan kebenaran ? - Apa yang dimaksud dengan berfikir deduktif ? - Salah satu cara berfikir deduktif Silogisme : Aturan berargumentasi yang sistematis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. - Silogisme terdiri dari 3 pernyataan : . Premis mayor . Premis minor . Kesimpulan Premis mayor = pernyataan awal yang dianggap benar sebagai dasar argumentasi. Premis minor = merumuskan kebenaran mengenai subyek. Jika premis2nya diragukan kebenarannya, maka silogismenya diragukan kepastiannya sebagai sumber iP.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …………. (6) Kesimpulan yang ditarik melalui deduksi tidak mencerminkan hal-hal yang baru seperti pernyataan-pernyataan pada kedua premisnya. Silogisme dianggap tidak menambah unsur-unsur baru tentang kebenaran, artinya silogisme tidak merupakan sumber sejati bagi IP.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……….. (7) Berfikir Induktif merupakan cara lain untuk menarik kesimpulan. . Apa yang dimaksud dengan berfikir induktif ? . Francis Bacon (1561 – 1626) Tidak setuju dengan cara pendekatan deduksi yang bertolak dari premis-premis yang berasal dari berbagai sumber yang kebenarannya tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan. Menurut pendapatnya : Suatu pengetahuan, kesimpulan, atau keputusan, sebaiknya diambil atas dasar pengamatan / pengalaman sendiri (mungkinkah ???) .
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ………….. (7) . Contoh pengambilan kesimpulan melalui induksi : Si A memiliki 2 tangan Si B memiliki 2 tangan SI C memiliki 2 tangan Si D memiliki 2 tangan Si X memiliki 2 tangan Jadi, si A s/d si X memilki 2 tangan semua orang memiliki 2 tangan. . Anomali / kelainan ? . Sebenarnya, suatu pengamatan tidak mungkin dilakukan sendiri terhadap tiap anggota kelompok (manusia) apa artinya ? ? ternyata induksi pun tidak selalu sempurna dan pasti.
Ilmu Pengetahuan dan kebenaran ………… (7) . Sebenarnya, premis-premis dalam deduksi berasal dari induksi, yaitu melalui suatu proses pengamatan dan pengalaman. Jadi, deduksi baru mungkin jika lebih dahulu ada induksi yang melaporkan / mencatat berbagai fakta / fenomena / pengalaman, untuk difikirkan, disimpulkan, dan dirumuskan berupa dalil umum, seperti “ semua orang pasti mati " . Jika diperhatikan, baik pada deduksi maupun induksi, terjadi lompatan-lompatan lihat pada contoh " semua orang pasti mati ” jelaskan lompatan apa !
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……….. (8) Contoh lompatan pada induksi : - Penisilin menekan pertumbuhan Streptococc. - Penisilin menekan pertumbuhan Staphylococc. - Penisilin menekan pertumbuhan Pneumococc. Kesimpulan : (1) Penisilin menekan pertumbuhan semua bakteri. (2) Penisilin menekan pertumbuhan semua sel. Kesimpulan (2) lompatannya lebih jauh dan lebih luas daripada (1) , atau kesimpulan (2) bersifat lebih umum penting pada penulisan hasil penelitian anda hati-hati dalam mengambil kesimpulan. 1. Mencari kebenaran dengan cara non-ilmiah atau ilmiah 2. Perpaduan cara berfikir deduktif dan induktif Metode Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……….. (8)
BERFIKIR ILMIAH DAN KEBENARAN . Suatu penelitian yang dilakukan dalam mencari kebenaran, merupakan kegiatan pengumpulan data fenomena problematik. Oleh karena itu penelitian adalah suatu cara berfikir (way of thinking) dan pelaksanaannya memerlukan alur berfikir (flow of thought) yang logis (mantik). . Alur berfikir logis itu mutlak bagi seorang ilmuwan disebut sebagai berfikir secara ilmiah, sehingga ucapan dan tulisannya jelas terlihat “ benang merahnya “ . . Pada hakekatnya penelitian itu mencari hal-hal baru, mencari jawaban yang belum diketahui, bahkan mungkin merintis jalan baru untuk me- nemukan sesuatu yang baru - (eksploratif).
. Seperti diketahui, penelitian kegiatan mengungkapkan masalah dan pemecahannya dengan menggunakan metode ilmiah yang benar. . Metode ilmiah merupakan inti etika penelitian : 1. Observasi , aktual, potensial, dan repeatable . 2. Masalah (P = O – E) relevan dan testable How, what, dan why (kalimat pertanyaan atau bukan ?) 3. Hipotesis : * Kalimat deklaratif (tidak meragukan). * Mengekspresikan 2 variabel atau lebih * Mengandung pengertian operasional dapat di- lakukan pembuktian secara empiris, yaitu dapat diukur (measurable) dan dapat diuji (provable). * Tidak menyimpang dari teori yang ada, walaupun hasil penelitiannya menolak teori tersebut.
- Pengujian, harus menguasai metodologi penelitian dengan baik, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan melalui proses yang benar. - T e o r i , Jika hipotesis diterima setelah diuji, maka pernyataan hipotesis dapat ditingkatkan derajatnya menjadi suatu teori ilmu penget. . Hasil pengujian statistik : signifikan atau tidak signifikan . . Kesimpulan . Saran.
Mengapa masalah penelitian menjadi hal yang penting ??? 1. Jika tidak ada masalah berarti tidak ada penelitian. 2. Menentukan arah hipotesis yang akan dirumuskan. 3. Menentukan variabel bebas dab tergantung penelitian. 4. Menentukan rancangan penelitian jenis dan jumlah subyek yang digunakan, pelakuan, uji statistik, dll. 5. Menentukan cara kerja (operasional) penelitian. 6. Menentukan Judul dan Tujuan penelitian, terutama untuk usulan penelitian . 7. Menentukan manfaat hasil penelitian. 8. Menentukan bobot dan originalitas penelitian kita.
Terima kasih