WEST ART & DESIGN HISTORY Minggu 12 - The Usborne: Introduction to Art. Rosie Dickins & Mari Griffith. www.usborne-quicklinks.com - Atlas Dunia Zaman Kuno (Erlangga). - Atlas Dunia Abad Pertengahan (Erlangga). - Atlas Eksplorasi dan Kerajaan (Erlangga). - Atlas Dunia Zaman Modern (Erlangga).
War and Propaganda - Perselisihan demi kepentingan politik dan militer antar negara makin memuncak di abad 20. - Kemajuan teknologi membuat jutaan orang meninggal dalam PD 1 dan PD 2. - Kondisi ini direkam dan dituangkan dalam bentuk karya seni, yang peristiwanya tidak jarang dialami langsung oleh senimannya sendiri. - Dalam waktu yang bersamaan, politisi pun berusaha memenangkan hati rakyat, dan menggunakan karya seni sebagai cara untuk menarik perhatian dan mendapat dukungan rakyat.
War and Propaganda World at war - A Battery Shelled (1919), karya Percy Wyndham Lewis, seorang penembak meriam di masa PD 1. - Lewis menampilkan gabungan sosok manusia kaku seperti robot dengan sosok manusia yang realistis. - Tidak ada unsur darah di sini, hanya tiga orang tentara tanpa emosi, yang membersihkan gudang senjata mereka yang hancur. - Latar belakang yang suram menggambarkan kondisi yang hancur akibat perang. - Sosok robot menggambarkan betapa perang akan membuat hilangnya sisi manusiawi seseorang.
Percy Wyndham LEWIS (1882 - 1957) Year 1919, Format 153 x 318 cm, Technique Oil on canvas, Location The Imperial War Museum, London Penulis dan pelukis asal Inggris. A Battery Shelled
War and Propaganda War of ideas (1) - Partai Bolshevik yang beraliran komunis mengambil alih kekaisaran Rusia pada November 1917, yang dikenal dengan Revolusi Rusia. - Perang saudara (1918-1921) terjadi antara Communist Reds dengan non-Communist Whites, dimenangkan kelompok merah. - Rusia menjadi negara komunis pertama di dunia, dan menjadi Republik Sosialis Uni Soviet (USSR) mulai tahun 1922. - Paham komunis ini menjadi dasar lahirnya Aliran Constructivist di Rusia, dengan tokohnya El Lissitzky.
Beat The Whites with The Red Wedge El LISSITZKY/ Lazar Markovich Lisitskii (1890 - 1941) Year 1919-1920, Format 48 x 69 cm, Technique poster, ink on paper, Location Collection Van Abbemuseum, Copyright DACS 2003 Seniman asal Rusia. Beat The Whites with The Red Wedge
War and Propaganda War of ideas (1) - Beat The Whites with The Reds Wedge (1919-1920), karya El Lissitzky, menggambarkan irisan warna merah (komunis) memecah lingkaran putih (non komunis). - Aliran Constructivist meyakini bahwa seni haruslah bermanfaat, sehingga bentuk abstrak dan geometri dipilih agar orang lebih mudah mengerti. - Namun, setelah perang saudara usai, gaya ini dianggap tidak sesuai dengan propaganda komunis pemerintah, yang lebih menyukai citra heroic worker, yang dikenal sebagai Socialist Realism.
Contoh Poster Socialist Realism Unknown Artist Year -, Format -, Technique -, Location -, Copyright – Poster semacam ini digunakan Joseph Stalin, pemimpin Rusia saat itu, untuk menggugah semangat dan idealisme rakyat Rusia agar memberi yang terbaik bagi pembangunan negara. Namun pada kenyataannya, rakyat Rusia yang tidak setuju akan ide ini akan dikirim ke tempat-tempat kerja paksa macam di Gulag, Siberia. Contoh Poster Socialist Realism
War and Propaganda Art attacks - Di tahun 1920-an (setelah PD 1), banyak seniman Jerman yang mengkritik kebijakan pemerintah Jerman, sehingga kadang karya mereka dilarang beredar, seperti karya dari George Grosz dan Otto Dix - Pillars of Society (1926) dari George Grosz, sebuah kritik terhadap pemimpin Jerman dengan membuat mereka terlihat jahat dan aneh. - Grosz dilarang membuat karya semacam ini, sampai akhirnya meninggalkan Jerman tahun 1933.
George GROSZ (1893 - 1959) Pillars of Society Year 1926 Format 200 x 108 cm Technique Oil on canvas Location SMPK, Nationalgalerie, Berlin/ AKG-images Copyright DACS 2003 Pelukis asal Jerman. Termasuk pendiri Berlin Dada Group. Dalam lukisan ini terlihat: Sosok prajurit Jerman berbaris dengan muka bengis, Sosok pastor yang tampak bodoh memberkati apa saja yang terlihat, Sosok politisi memegang bendera dengan kotoran yang berada dalam pikirannya, Sosok bangsawan memakai mangkok serta sosok pendukung Nazi yang mabuk mengacungkan pedangnya. Pillars of Society
War and Propaganda Degenerate art - Tahun 1930-an, Partai Nazi berkuasa di Jerman. Mereka menganggap seni modern di saat itu merusak akhlak/ moral masyarakat Jerman. - Tahun 1937, Nazi menyelenggarakan “Degenerate Art Exhibition”, pameran yang mengolok-olok karya Grosz, Picasso, Kandinsky, dan menyebut karya mereka sebagai karya orang gila. - Nazi lebih menyukai lukisan tradisional yang menggambarkan prorif pirang orang Jerman (Bangsa Aria), yang mereka gunakan sebagai propaganda.
War and Propaganda Life and death - PD 2 meninggalkan banyak kesengsaraan dan penderitaan, terutama karena ide pembunuhan massal di kamp konsentrasi Nazi Jerman. - Seniman Swiss, Alberto Giacometti, merefleksikan hal ini dalam karya patung perunggunya Large Woman Upright IV (1960). - Sosok rapuh patung ini seakan menceritakan kesedihan yang mendalam, situasi yang tidak pasti setelah PD 2.
Alberto GIACOMETTI (1901 - 1966) Year 1960 Material Bronze Copyright Christie’s Images/ CORBIS/ ADAGP, Paris and DACS, London 2003. Pematung dan pelukis asal Swiss. Sosok kurus dari patung ini seakan menceritakan penderitaan para korban kamp konsentasi Jerman, dimana banyak yang meninggal karena kelaparan. Large Woman Upright IV
Guernica - Guernica (1937), karya seniman Spanyol, Pablo Picasso, sebuah karya anti perang yang sangat kuat. - Tahun 1936 pecah perang saudara di Spanyol, antara kaum Nasionalis (kanan) yang didukung Nazi Jerman dengan kaum pemerintah republik (kiri). - Lukisan ini menceritakan adegan kematian dan kerusakan yang terjadi di kota Guernica, akibat dibom oleh pesawat Jerman di tahun 1937, sehingga ratusan penduduk sipil tewas.
Guernica Exhibitions and old boots - Guernica dibuat Picasso dalam waktu 5 minggu, atas permintaan pemerintah Republik Spanyol. - Sewaktu dipamerkan di Paris, karya ini dikritik karena sulit untuk dimengerti. - Walau begitu, dukungan juga mengalir ke pemerintah Republik Spanyol. Sewaktu lukisan ini dipamerkan di Inggris, sepatu tua pun menjadi alat pembayaran untuk membantu tentara kaum Republik.
Guernica Fighting back (1) - Sebelum pemboman, Picasso mengaku bahwa dia bukanlah seorang seniman politik. Tapi, setelah kejadian di Guernica, pandangannya berubah. Klaimnya: “There was a deliberate appeal to people, a deliberate sense of a propaganda in Guernica”. - Baik ukuran kanvas yang besar (349 x 777 cm) maupun sosok yang tersiksa didesain untuk memberi pengaruh yang kuat akan kekejaman perang. - Walau mendapat dukungan luas, pemerintah Republik Spanyol kalah, dan Spanyol menjadi negara diktator.
Guernica Fighting back (2) - Picasso berharap Guernica dapat dipajang di Spanyol sewaktu demokrasi pulih kembali, yang akhirnya terwujud di tahun 1975. Saat ini lukisannya bisa dilihat di Madrid. - Picasso menilai seni dapat memberi tekanan akan suatu kejadian. Pernyataannya di tahun 1945: “Painting is not done to decorate apartments. It is an instrument of war for attack and defense against the enemy”.
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (A) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Guernica penuh akan sosok dan obyek dengan arti simbolis. Picasso tidak mau makna dari lukisan ini langsung jelas atau langsung bisa dimengerti, dan ia tidak suka untuk menjelaskannya. Hanya penjelasan ini yang diberikan Picasso: “The horse represents the people, and the bull brutality and darkness”. Guernica (A)
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (B) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Di sisi kiri ada seekor sapi jantan, sedang melihat; tanpa gangguan; seorang wanita yang meratapi kematian anaknya. Seorang perajurit yang tewas di tanah, sementara di atasnya ada seekor kuda yang terkena pukulan tombak. Guernica (B)
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (C) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Di sisi kanan, seraut muka yang ketakutan sedang melihat keluar jendela, sambil memegang lentera. Juga ada sosok seorang wanita yang berusaha menyelamatkan diri, sementara sosok lainnya terjatuh dari rumah yang terbakar. Guernica (C)
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (D) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Bentuk yang terlihat dalam lukisan terlihat tajam dan kaku. Ini merupakan lambang dari kehancuran, karena sengaja dibuat patah-patah dan tidak tersambung mulus. Muka dari sosok manusia yang ada terlihat distorsi, untuk memperlihatkan betapa menderitanya mereka. Guernica (D)
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (E) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Perpindahan warna gelap dan muda terlihat kasar. Ini melambangkan ledakan. Sedikitnya penggunaan warna membuat lukisan ini terlihat suram, mengingatkan foto-foto peristiwa yang diabadikan di tempat kejadian. Guernica (E)
Pablo Ruiz PICASSO (1881 - 1973) Guernica (G) Year 1937, Format 349 x 777 cm, Technique Oil on canvas, Copyright Burstein Collection/ CORBIS/ Succession Picasso/ DACS, London 2003 Tarikan garis di lukisan Guernica karya Picasso. Guernica (G)
Pop Performance - Munculnya beragam barang kebutuhan dan hiburan bagi masyarakat sesudah PD 2, menimbulkan lahirnya gaya baru dalam karya seni, yang disebut pop culture. - Banyak seniman meresponnya dengan memakai bagian-bagian dari budaya ini untuk membuat berbagai karya seni pop (Pop Art). - Sebagian seniman lainnya justru melakukan aksi pentas, membuat karya seni yang tidak bisa diperjualbelikan, sebagai cara menentang budaya membeli yang telah mendominasi kehidupan seseorang.
Pop Performance High and low (1) - Pop Art mulai timbul pertama kali di London tahun 1950-an, dalam karya Richard Hamilton, Peter Blake, David Hockney. - Mereka menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya pop dan menyindir ketergantungan masyarakat akan barang-barang buatan pabrik. - Just What Is It That Makes Today’s Homes So Different, So Appealing? (1956), karya Richard Hamilton, sebuah collage gambar yang diambil dari katalog dan majalah, untuk memparodikan citra periklanan. Karya ini dianggap sebagai karya pertama dalam budaya Pop.
Richard HAMILTON (1922 - ...) Year 1956 Format 26 x 25 cm Technique Collage Location Kunsthalle Tubingen/ AKG-images Copyright Richard Hamilton 2003, All Rights Reserved, DACS Seniman Inggris. Just What is it Like That Makes Today’s Home So Different, So Appealing?
Pop Performance High and low (2) - Masyarakat kadang membedakan antara high culture seperti lukisan -yang mahal dan kadang hanya dilihat oleh segelintir orang- dengan pop culture, yang bisa dilihat dan dinikmati semua orang. - Hasil karya Pop Art melebur perbedaan ini, karena menggunakan citra dari majalah, televisi dan media massa lainnya, serta meniru teknik produksi massal yang komersial.
Pop Performance Comic strip art - Roy Lichtenstein, Andy Warhol dan seniman AS lainnya mulai bereksperimen dengan gaya Pop Art sekitar tahun 1960-an di Amerika. - Karya Warhol dihasilkan dengan cara membuat sendiri cetakannya menggunakan warna-warna terang, mulai dari mengulang citra sosok bintang film, kaleng sup. - Dengan spesialisasi di bidang cetakan, Warhol pindah dari ide awal bahwa seni adalah kreasi yang unik. - Warhol menganjurkan orang untuk datang ke studionya yang disebut The Factory, untuk membandingkan karyanya dengan hasil cetakan pabrik.
Andy WARHOL (1928 - 1987) Marylin Dyptich Year 1962, Format 205.4 x 144.8 x 2 cm, Technique Acrylic on canvas, Location Tate London Marilyn Monroe died in August 1962. In the following four months, Warhol made more than twenty silkscreen paintings of her, all based on the same publicity photograph from the 1953 film Niagara. Warhol found in Monroe a fusion of two of his consistent themes: death and the cult of celebrity. By repeating the image, he evokes her ubiquitous presence in the media. The contrast of vivid colour with black and white, and the effect of fading in the right panel are suggestive of the star’s mortality. (From the display caption September 2004) Marylin Dyptich
Andy WARHOL (1928 - 1987) Karya lainnya Year -, Format -, Technique -, Location - Karya lainnya
Roy LICHTENSTEIN (1923 - 1997) Whaam! Year 1963, Format 172 x 406 cm, Technique Acrylic on canvas, Location Tate London, Copyright The Estate of Roy Lichtenstein/ DACS 2003 Pelukis dan pematung AS. Lichtenstein adalah pelukis dan pematung AS. Dia melukis di bidang yang besar dengan gaya gambar komik dan dengan ketelitian yang sungguh-sungguh mereproduksi ribuan titik-titik kecil seperti hasil cetakan mesin (hasil raster). Whaam!
Roy LICHTENSTEIN (1923 - 1997) Karya lainnya Year -, Format -, Technique -, Location -, Copyright - Karya lainnya
Pop Performance Performance art - Banyak seniman tahun 1960-an yang melakukan aksi pentas di muka umum bertujuan sebagai suatu pengalaman, bukan untuk dikoleksi. - Dalam sebuah pentas bertemakan Anthropometries (mempelajari bentuk dan ukuran tubuh), seniman Perancis bernama Yves Klein melakukan aksi dengan cara melumuri modelnya dengan cat dan berguling- guling di atas kertas di hadapan penonton. - Hasil lukisannya memang disimpan, namun proses pembuatannya dianggap sama pentingnya.
Pop Performance Strange ideas (1) - Beberapa seniman melakukan improvisasi yang aneh, bahkan tanpa naskah sekalipun. - Aksi ini (happenings) dibuat dengan maksud melebur batas antara seni, teater dan kehidupan nyata. - Dalam aksi sejenis di tahun 1965, seniman Jerman, Joseph Beuys melumuri kepalanya dengan madu dan daun emas, mengenakan papan ski di kaki kanannya, dan berjalan mengelilingi lukisan di galeri di Dusseldorf sambil menjelaskan pada seekor kelinci yang sudah mati.
Pop Performance Strange ideas (2) - Beuys percaya bahwa ide dan konsep di belakang sebuah karya seni memegang peranan penting, walau kadang terlihat aneh. Seni macam ini disebut conceptual art. - Menurut Beuys, happening art merupakan masalah pikiran dan kesadaran. Untuk mementaskannya, seseorang harus bisa mengekspresikan/ menjelaskan pikirannya, walaupun tidak selalu bisa dimengerti oleh orang lain, seperti menjelaskan pada kelinci yang sudah mati.
Art Today - Karya seni dunia modern saat ini semakin berbeda. - Seniman mulai menggunakan teknologi, macam rekaman video, atau penggunaan hewan mati, jadi tidak hanya menghasilkan karya lukis dengan cat minyak saja (cara tradisional). - Walau begitu, para seniman tetap mengeksplorasi tema-tema ataupun ide-ide yang tidak berbeda dari karya seni lukis masa sebelumnya.
Art Today Out in the open - Sejak tahun 1970-an, landscapes bagi seniman bukan hanya sebagai obyek lukisan, melainkan juga sebagai tempat untuk menyajikan kreasi seni di ruang terbuka, untuk kemudian didokumentasikan hasilnya. - Pendekatan ini disebut sebagai Land Art. - Seperti pelukis landscape tradisional lainnya, seniman Inggris Andy Goldsworthy menjelajah hubungan antara manusia dan alam sekitarnya. - Goldsworthy bekerja di lokasi yang spesifik, membuat karya yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Andy GOLDSWORTHY (1956 - ...) Icicle Star Year January 12th 1987, Location Scaur Water, Dumfriesshire, Copyright Andy Goldsworthy Seniman Inggris ini memanfaatkan bahan-bahan alam, seperti bebatuan, daun-daun, dan mengaturnya dalam bentuk yang sederhana. Bahan seperti ini tidak akan bertahan lama, merefleksikan perubahan yang terjadi secara alamiah. Icicle Star (12 Januari 1987) merupakan karya Goldsworthy yang terbuat dari es. Karya ini hanya bisa dilihat berdasarkan dokumentasi foto kejadian yang ada. Icicle Star
Art Today Here comes the bride - Bride (1994), karya Paula Rego (seniman Portugis), adalah karya yang tidak menonjolkan kecantikan ataupun keindahan dari modelnya. - Rego melukis modelnya dalam posisi yang aneh, memandang penontonnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan tanpa senyum (walaupun mengenakan gaun pengantin). - Model berpose berdasarkan cara seekor anjing yang berguling-guling, seakan pasrah. Pose ini sekaligus menunjukkan citra yang rapuh. - Diduga ini adalah kritik Rego akan sikap patuh wanita dalam ikatan pernikahan.
Paula REGO (1935 - ... ) Year 1994, Format 120 x 160 cm, Technique Pastel on paper, Location Tate London 2003, by kind permission of Paula Rego Pelukis dan ilustrator dari Portugis ini menggunakan anak perempuannya sebagai model dalam lukisan Bride. Lukisan ini merupakan bagian dari seri bertema “Dog Women”, yang merupakan eksplorasi Rego terhadap sisi lain dari sifat alami perempuan. Bride
Art Today Video games - Banyak seniman kontemporer di jaman modern yang berkarya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti penggunaan hasil foto, rekaman video dan citra dari olahan komputer. - Nantes Tryptich, karya Bill Viola, seniman AS, adalah sebuah karya tentang lingkaran kehidupan. - Viola menggunakan format tradisional tiga panel (tryptich) dalam menunjukkan tiga karya video di saat yang bersamaan.
Bill VIOLA (1951 - ... ) Nantes Triptych Year 1992, Technique Video/ sound installation, by kind permission of Bill Viola Bill Viola merupakan seorang seniman instalasi dan video dari AS. Dalam Nantes Tryptich terlihat tiga panel yang terbagi atas: Panel sebelah kiri menunjukkan bayi (kelahiran), panel di sebelah kanan menunjukkan wanita tua yang terbaring menunggu ajal (kematian). Panel yang di tengah menunjukkan seorang laki-laki muda disiram air (masa kini, proses kehidupan). Ketiga panel ini dibuat untuk sebuah kapel di Nantes, Perancis. Nantes Triptych
Art Today Dead or alive (1) - The Physical Impossibility of Death in The Mind of Someone Living (1991), karya Damien Hirst, seniman Inggris, menunjukkan terobosan baru dalam berkarya, yaitu menggunakan hiu macan mati yang diawetkan dengan formaldehida. - Seperti karya Viola, karya Hirst menunjukkan karya seni kontemporer yang kembali ke ide masa lampau berkaitan dengan tema kehidupan dan kematian.
Art Today Dead or alive (2) - Dari lukisan di makam Mesir kuno, hingga lukisan potret masa Renaissance, karya seni merupakan satu cara untuk mengenang mereka yang berpulang. - Walau Hirst menggunakan hewan sebagai obyek karyanya, kematian jelas merupakan ide yang diusungnya. - Tubuh hiu yang telah diawetkan ini dimaksudkan agar kita berpikir tentang kehidupan dan kematian.
Damien HIRST (1965 - ... ) Year 1991, Material 427 cm tiger shark in glass tank filled with 5% formaldehyde solution, Copyright Damien Hirst Kesan hidup terlihat karena ikan ini terlihat mengambang di dalam tangki. Ini membuat kita sulit untuk percaya bahwa ikan ini sudah mati, mendemonstrasikan tidak mudahnya mempercayai adanya kematian dalam pikiran seseorang yang masih hidup. Karya ini mendapat nominasi Turner Prize di tahun 1992, dan dimenangkan oleh Hirst di tahun 1995. The Physical Impossibility of Death in the Mind of Someone Living