Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dant eratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
a. Kata ulang ditulis satu cara, yaitu dengan tanda hubung, misalnya: laki-laki, kecuali menulis cepat/ringkasan pribadi. b. Kata majemuk ditulis tanpa tanda hubung, misalnya: duta besar, tata usaha, dll c. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata (senyawa) ditulis serangkai, misalnya: matahari. d. Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yamg diikutinya, misalnya: bukumu, bajumu, dll. e. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang sudah menjadi kelompok kata, misalnya: siapa pun, dan sungguhpun. f. Kata si dan sa dipisahkan dari kata yang mengikutinya, misalnya: si pengirim, sang pahlawan, dll.
Adapun alasan mengapa bahasa melayu di jadikan sebagai bahasa Indonesia disebabkan oleh 4 faktor yaitu: bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan, sistem bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa, atau perbedaan bahasa kasar dan halus, dan bahasa Melayu mudah dikembangkan. Kedudukan bahasa Indonesia ada dua yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa Negara.
Berdasarkan situasi pemahaman Bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 situasi yaitu situasi resmi dan situasi tidak resmi. Yang dimaksud situasi resmi adalah peralatan bahasa Indonesia yang berkaitan erat dengan maalah kedinasan atau keilmuan, sedangkan situasi tidak resmi diawali pemakaian dalam kehidupan sehari-hari dengan masalah pokok yang tidak resmi. Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
1. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Bimbinglah hambaMu ini ya Rab ! 3. Hanya kepadaMu lah kami meminta. 4. Nikmatmu begitu dahsyat ya Rab. 5. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Kuasa. 6. Ayah bertanya, “Peringkat berapa kamu sekarang ?” 7. Ibu bertanya, “Kapan kamu akan pulang ?” 8. Kakak bertanya, “Foto siapa ini ?” 9. Bibi bertanya, “Jam berapa sekarang ?” 10. Ibu berkata,”Tidurya jangan terlalu malam !” 11. H.Maman adalah sosok yang sangat berpengaruh dilingkungannya. 12. Nabi Sulaiman AS, adalah Nabi yang memiliki harta kekayaan yang berlimpah. 13. Sultan Ageng Tirtayasa wafat pada tahun Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah al-quran. 15. Tokoh wanita yang berjasa sekali di Indonesia adalah Raden Ajeng Kartini. Dll.
Azzam Fahmi Hamdan XI IPS