Kelompok 3 Dwiyan Eva N. ( ) Karunia Herlinda F. ( ) Arifah Meilasari S. ( )
Mendisiplinkan Pikiran dan Tubuh
Eiheiji Temple ▪ Guru zen Dogen ( ) ▪ Markas untuk sekolah soto dari zen
Meditasi Zazen ▪ Duduk bersila di atas bantal bulat ▪ Membuat formasi segitiga dengan lutut dan tulang ekor. ▪ Postur disesuaikan sehingga pusat gravitasi vertikal ini adalah posisi yang benar dan paling stabil untuk mempertahankan ▪ Telinga diposisikan langsung di atas bahu, hidung langsung di atas pusar. Lidah harus menyentuh langit-langit mulut, sementara bibir dan mulut ditutup. Mata menatap ke bawah, dengan sudut sekitar 45 derajat dari horisontal, dan bernafas melalui hidung.
Meditasi Zazen ▪ Setiap tindakan selama sehari merupakan bagian dari disiplin: ▪ Hari dimulai pada pukul 3:30 di pagi hari (4:30 selama waktu terdingin musim dingin), dan berakhir pada 21:00. ▪ Jadwal ini sudah tetap. Sopan santun dan praktek sudah ditetapkan pada saat bagaimana bangun dari tempat tidur, mencuci, meditasi, puji-pujian, makan, bekerja, mandi, dan tidur. ▪ Pakaian yang dikenakan adalah pakaian formal seorang biksu dalam pelatihan, yaitu jubah kesa.
Ketentuan pada saat makan ▪ kain serbet ditempatkan pada lutut ▪ Sendok dan sumpit diletakkan sesuai tempat ▪ menerima makanan, memegang mangkuk dan makan dengan cara yang sudah ditentukan ▪ mencuci peralatan sesudahnya dengan air panas, lalu dikeringkan dengan serbet ▪ menempatkan peralatan dan dibungkus dalam kain ▪ menempatkan telapak tangan sebagai tanda terima kasih saat berakhirnya makan
Kegiatan yang dilakukan para biksu
membunyikan bel kecil untuk memberitahu semua orang bahwa tiba saatnya untuk bangun dari tidur
Pujian-pujian budha sutra saat pagi hari di aula hatto. Biksu-biksu melantunkan pujian-pujian dengan napas dalam-dalam, suara mereka datang dari diafragma, mereka berdoa dengan khusyuk di aula.
Bekerja termasuk juga kehidupan di kuil. Ini adalah bentuk meditasi dalam gerakan. Tindakan pembersihan memperkaya pikiran dan jiwa.
Sarapan selalu bubur dari nasi. Makanan sederhana, tetapi aturannya sangat kompleks. Setiap mangkuk memiliki tempat tersendiri, dan diatur ke dalam cara tertentu. Ini harus dipegang dengan tiga jari, seperti yang ditunjukkan
para biksu berjalan mengelilingi kota untuk mengumpulkan sumbangan dalam bentuk uang atau barang. Mereka berjalan secara teratur, tidak pernah merusak barisan.
Benda-benda yang ada di dalam kuil Eiheiji
ありがとう ございます。