AFILIASI MOTIVASI BERPRESTASI
MOTIF AFILIASI Pengertian Motif Afiliasi adalah kebutuhan untuk berhubungan dan menjalin ikatan sosial dengan orang lain. Afiliasi mencakup kebutuhan seseorang untuk menjalin pertemanan, mencintai dan perasaan bahwa seseorang merupakan bagian dari kelompok sosial. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang cenderung akan mengalami distres.
MOTIF AFILIASI 2. Perbedaan Individual Pada sebagian orang, kebutuhan afiliasinya lebih tinggi dari orang lain. Salah satu bentuk tes psikologi yang dapat mengungkap kebutuhan afiliasi ini adalah Thematic Apperception Test (TAT).TAT adalah tes proyektif (subyek diminta untuk menresppon stimulus yang ambigu) yang mampu menunjukkan motif dan trait personalnya.
MOTIF AFILIASI 2. Perbedaan Individual Orang yang memiliki kebutuhan afiliasi tinggi ditunjukkan dengan : menghabiskan lebih banyak waktunya untuk aktivitas interpersonal. Co : menjadi bagian dari kelompok atau organisasi tertentu (Smart, 1965); menelphon dan menulis surat lebih sering dari yang lain (Mc Clelland, 1983). Memiliki kecemasan yang lebih tinggi tentang penerimaan orang lain terhadapnya. Co : cemas bila dievaluasi oleh kelompoknya, menolak untuk argumentatif pada kelompok karena takut penolakan.
MOTIF AFILIASI Need for Intimacy Motif afiliasi terdiri atas beberapa kebutuhan. Mc Adams (1980,1982) berpendapat bahwa Need for Intimacy merupakan komponen motif afiliasi yang sangat penting. Need for Intimacy adalah kebutuhan untuk saling terbuka dan hubungan yang hangat dengan orang lain, yang dapat ditunjukkan dalam komunikasi yang terbuka.
MOTIF AFILIASI Need for Intimacy Menurut Mc Adam, orang yang memiliki Need for Intimacy yang tinggi ditunjukkan melalui penilaian teman sebaya (rating) bahwa mereka lebih hangat, perhatian dan menyayangi. Sedangkan yang memiliki skor rendah menunjukkan lebih berpusat pada diri dan mendominasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa Need for Intimacy ditunjukkan dalam terbuka pada temannya, leih sering tersenyum dan tertawa pada temannya.
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) Pengertian Motif berprestasi adalah kebutuhan untuk menguasai hal-hal yang sulit, menunjukkan kemampuannya pada orang lain dan memiliki standar yang sempurna dalam melakukan sesuatu. Menurut Maslow, kebutuhan ini berada pada hirarki ke-4/esteem need. Motif ini akan sangat terlihat terutama ketika berkompetisi dengan orang lain.
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) 2. Perbedaan Individual Perilaku orang yang memiliki motif berprestasi yang tinggi antara lain : bekerja lebih keras, berorientasi pada tugas; memiliki perencanaan jangka panjang; menyukai pekerjaan yang kompetitif. Motivasi berprestasi yang tinggi akan berkorelasi dengan kesuksesan dalam karir.
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) 3. Aspek Situasional dari Perilaku Berprestasi Dorongan untuk berprestasi (Aspek Kepribadian—yang relatif stabil) bukanlah satu-satunya penentu seserius apakah seseorang bekerja, tetapi ada faktor situasional yang dapat mempengaruhi perilaku berprestasi, yaitu (1) probabilitas untuk berhasil, ditentukan oleh karakteristik tugas (2) nilai incentif kesuksesan (berdasarkan pada berharga tidaknya reward yang akan diperoleh bila sukses)
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) Aspek Situasional dari Perilaku Berprestasi Co : Kecenderungan untuk mendapatkan nilai tertinggi dalam mata kuliah PU tergantung pada motivasi untuk mencapai kesuksesan tersebut, estimasi pada tingkat keberhasilan mencapainya dan “nilai” yang diberikan (seberapa penting kah..) ketika berhasil mendapatkan nilai tertinggi. Bila tugas yang dihadapi memiliki kesulitan yang rendah, maka keberhasilan mencapainya kurang memberikan kepuasan, demikian pula sebaliknya.
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) Menghindari Kegagalan Atkinson : orang yang menghindari kegagalan adalah salah satu bentuk perilaku mencapai prestasi. Sebagaimana motif mencapai kesuksesan, motif ini juga dipengaruhi oleh faktor situasional. Seseorang akan belajar dengan sungguh-sungguh menghadapi ujian agar terhindar dari kegagalan yang dapat membuatnya malu. Dalam beberapa situasi, mtoig menghindari kegagalan dapat menghambat seseorang untuk mencapai tujuannya.
MOTIF BERPRESTASI (ACHIEVEMENT) ASPEK KEPRIBADIAN YANG STABIL Perilaku Mencapai Prestasi pada Situasi Tertentu Nilai incentif dari kesuksesan yang diperoleh Probabilitas sukses dari tugas tertentu Menghindari kegagalan Kebutuhan Berprestasi (Mencapai kesuksesan) Probabilitas gagal pada tugas tertentu Nilai incentif bila gagal pada tugas tertentu FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BERPRESTASI
HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN MOTIVASI Emosi dapat menyebabkan munculnya motivasi. Co : rasa marah keluarga Cliff Muntu (praja IPDN) memotivasi mereka untuk mengajukan tuntutan penyelidikan secara tuntas pada pihak rektorat. Motivasi dapat menyebabkan munculnya emosi. Co : keberhasilan para senior Praja IPDN memukuli yuniornya memunculkan perasaan puas yang ditunjukkan dengan bernyanyi bersama.