OLEH ARIANI LAMANI NPM : 2008 15 298 HASIL PENELITIAN PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana L.) TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI SALAK (Salacca edulis) DI NEGERI ADMINISTRATIF BANDA BARU KM. 14 KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH OLEH ARIANI LAMANI NPM : 2008 15 298
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salak (Salacca edulis) merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Salak adalah buah tropis yang saat ini banyak diminati oleh orang. Keunggulan buah salak yakni memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Tanaman salak berbuah sepanjang tahun, apabila dalam satu tahun dapat memberikan hasil panen baik, dan serentak di beberapa daerah sedangkan permintaan akan buah salak menurun, maka banyak buah salak yang tidak laku terjual, dan harganya pun menurun. Untuk menghadapi masalah seperti ini, maka harus dilakukan proses pengolahan agar dapat tetap memberikan atau bahkan menambah nilai ekonomis (Anonim, 2010).
Kualitas dan kuantitas produk budidaya dalam agribisnis akan sangat tergantung pada mutu benih yang digunakan. Oleh karena itu sistem perbenihan yang dapat menyediakan benih bermutu secara tepat perlu diupayakan. Kepentingan untuk memenuhi perkembangan bidang teknologi benih dan hampir berorientasi pada varietas unggul semata menjadi berorientasi pula pada benih yang baik dan benar, mendesak untuk diciptakannya suatu metode, substrat, kondisi lingkungan, alat-alat dan evaluasi yang serba terstandarisasi. Untuk memperoleh penghasilan reproduksi tanaman yang optimal, dibutuhkan bibit tanaman yang unggul. Untuk itu perlu adanya dilakukan penanganan secara berkualitas dengan melakukan teknik alternatif yaitu salah satunya dengan metode perendaman biji dengan ekstrak biji kemiri. Metode ini dapat mempercepat perkecambahan biji (Soetopo, 2002).
Hal ini karena biji kemiri mengandung protein, vitamin B1, dan mineral dominan yang terdapat dalam kemiri seperti kalium, fosfor, magnesium dan kalsium yang memiliki peranan penting bagi perkecambahan tanaman (Elevitch, 2006). Dengan masuknya kandungan tersebut ke dalam biji, dapat mempercepat aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebut, berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan meningkatkan perkecambahan. Sehingga dengan melakukan perendaman ekstrak biji kemiri dapat melarutkan unsur-unsur hara yang terserap pada biji (Sutopu, 2002).
Hal tersebut dilakukan melalui perlakuan kimia dengan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk memecahkan dormansi pada benih. Tujuan utamanya adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi. Kandungan biji kemiri dengan konsentrasi yang pekat membuat kulit biji menjadi lunak sehingga dapat dilalui air dengan mudah. Oleh karena itu, dengan melakukan teknik lama perendaman ekstrak biji kemiri terhadap perkecambahan biji salak merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan dalam pembudidayaan tanaman salak (Sahupala, 2007). Dengan demikian, maka penulis membuat judul tentang “Pengaruh Lama Perendaman Ekstrak Biji Kemiri (Aleurites moluccana L.) terhadap Perkecambahan Biji Salak (Salacca edulis) Negeri Administratif Banda Baru Km. 14 Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Lama Perendaman Ekstrak Biji Kemiri (Aleurites moluccana L.) terhadap Perkecambahan Biji Salak (Salacca edulis)? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Pengaruh Lama Perendaman Ekstrak Biji Kemiri (Aleurites moluccana L.) terhadap Perkecambahan Biji Salak (Salacca edulis).
1. 4. Manfaat Penelitian 1. Untuk lebih mengenal dan memahami proses 1.4. Manfaat Penelitian 1. Untuk lebih mengenal dan memahami proses fisiologi tumbuhan khususnya tumbuhan biji. 2,. Bahan informasi kepada petani salak dalam upaya perkecambahan biji salak. 3. Sebagai bahan masukan untuk para peneliti khususnya pada tanaman salak.Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti didunia pendidikan dan akan diaplikasikan sebagai seorang guru terutama mengkaji tentang fisiologi benih/biji dari dari tanaman salak.
1.5. Penjelasan Istilah 1. Pengaruh adalah daya atau jumlah dari sesuatu proses yang dilakukan (Danarti, 1995). 2. Lama perendaman adalah waktu atau durasi rendaman dalam suatu wadah (Syahputra L., 1999). 3. Ekstrak kemiri adalah sediaan sari pekat dari kemiri yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif (Vanden Brink, 2001). 4. Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae (Heyne K,1987). 5. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji dan proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang keluar menembus kulit biji (Soetopo, 2002). 6. Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Dikenal juga sebagai salak, dalam bahasa Inggris disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca edulis (Tjahjadi, 2000).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mengenal Tanaman Salak (Salacca edulis) 2.2. Klasifikasi Tanaman Salak (Salacca edulis) 2.3. 2.3. Morfologi Tanaman Salak (Salacca edulis) 2.4. 2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Salak (Salacca edulis) 2.6. Tanaman Kemiri (Aleurites moluccana L.) 2.7. Kandungan Kimia pada Biji Kemiri (Aleurites moluccana L.) yang Memacuu Perkecambahan Benih 2.8. Fisiologi Benih 2.9. Fisiologi Perkecambahan 2.10. Faktor-faktor yang mempengaruhi 2.11. perkecambahan Biji Salak (Salacca edulis) Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh lama perendaman ekstrak biji kemiri (Aleurites moluccana L.) terhadap perkecambahan biji salak (Salacca edulis). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Administratif Banda Baru Km. 14 Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2013 sampai 28 Februari 2013.
3.3. Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah biji salak yang matang fisiologis yaitu biji salak yang sudah tua sebanyak 150 biji dan ekstrak biji kemiri sebanyak 150 biji. 34. Variabel Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : Ekstrak biji kemiri. 2. Variabel terikat : Perkecambahan biji salak. Dengan indikator : munculnya radikula dan plumula.
3.6. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan untuk penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 5 perlakuan sebagai berikut : P1 = 24 jam lama perendaman ekstrak kemiri/10 biji salak. P2 = 36 jam lama perendaman ekstrak kemiri/10 biji salak. P3 = 46 jam lama perendaman ekstrak kemiri/10 biji salak. P4 = 56 jam lama perendaman ekstrak kemiri/10 biji salak. P5 = 70 jam lama perendaman ekstrak kemiri/10 biji salak.
3.7. Teknik Analisis Data Persentase perkecambahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : % Perkecambahan = Jumlah kecambah normal yang Dihasilkan/Jumlah benih yang diuji x 100 (Sutopo, 2002). Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis (ANOVA). Jika Fhitung ˃ Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% maka hipotesis H1 diterima H0 ditolak. Sebaliknya jika Fhitung ˂ Ftabel pada taraf signifikan 5% dan 1% maka hipotesis H0 diterima dan hipotesis HI ditolak. Apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan nyata (signifikan pada taraf 5%), maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), untuk mengetahui derajat beda antar kelompok perlakuan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Munculnya plamula Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biji salak yang direndam dengan ekstrak biji kemiri pada lama perendaman yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan yang dicoba pada masing-masing variabel yang diamati, yaitu perlakuan P5 (70 jam lama perendaman ekstrak kemiri) dapat meningkatkan perkecambahan yang ditandai dengan munculnya plamula sebanyak 30 biji dari 30 biji yang dikecambahkan dengan persentase kecambah 100%. Sedangkan persentase kecambah terendah terlihat pada P1 (24 jam lama perendaman ekstrak kemiri) yaitu hanya menghasilkan 6 biji yang kecambah dari 30 biji yang dikecambahkan dengan rata-rata persentase 20%.
Hal ini terlihat bahwa semakian lama biji salak yang direndam pada ekstrak biji kemiri dalam media rendaman, maka semakin tinggi daya kecambahnya. Peningkatan daya kecambah salak diduga dipengaruhi oleh kandungan protein, lemak dan karbohidrat serta mineral dominan yang terdapat dalam ekstrak kemiri. Selain itu, ekstrak kemiri juga mengandung kalium, fosfor, magnesium, zat besi, seng dan tembaga. Ketersediaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Karena biji yang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan keadaan lingkungan yang mendukung tentunya akan tumbuh dan berkembang dengan lebih baik dari pada biji yang asupan nutrisinya kurang. Kandungan penting lainnya adalah vitamin B1 bermanfaat untuk memacu perkecambahan tanaman (Elevitch, 2006).
Konsentrasi ekstrak kemiri yang pekat dan lama perendaman 70 jam dapat membuat kulit biji menjadi lunak. Sehingga dapat mempermudah proses imbibisi (masuknya air kedalam sel) menjadi lebih cepat. Dengan demikian kandungan ekstrak kemiri mampu menyuplai mineral dan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan dengan proses penyerapan air pada biji (imbibisi) berlangsung secara maksimal. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Kandungan ekstrak kemiri juga dapat mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal secara cepat melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sehingga benih mencapai persentase meningkat pada saat munculnya plamula (Sutopu, 2002).
2. Munculnya radikula Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biji salak yang direndam dengan ekstrak biji kemiri pada lama perendaman yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan yang dicoba pada masing-masing variabel yang diamati, yaitu perlakuan P5 (70 jam lama perendaman ekstrak kemiri) dapat meningkatkan perkecambahan munculnya radikula sebanyak 30 biji dari 30 biji yang dikecambahkan dengan persentase 100%. Sedangkan perkecambahan munculnya radikula terendah terlihat pada P1 (24 jam lama perendaman ekstrak kemiri) yaitu hanya menghasilkan 6 biji yang kecambah dari 30 biji yang dikecambahkan dengan persentase 20%. Serta tidak adanya kerusakan benih setelah benih yang dipindahkan setelah direndam pada durasi yang berbeda. Sehingga persentase perkecambahan munculnya radikula stabil.
Hal ini terlihat bahwa semakian lama biji salak yang direndam pada ekstrak biji kemiri dalam media rendaman, maka semakin banyak tingkat persentase perkecambahan yang dihasilkan. Karena semakin lama perendaman ekstrak biji kemiri dapat meningkatkan perkecambahan biji. Hal ini disebabkan karena kandungan penting pada ekstrak kemiri seperti mineral dominan yang terdapat dalam kemiri yaitu kalium, fosfor, magnesium, serta vitamin B1 (Elevitch, 2006).
Kandungan ekstrak biji kemiri tersebut dapat untuk menggerakkan aktifitas perkecambahan sehingga dapat memperkuat dan mempertahankan proses munculnya radikula. Hal ini dipengaruhi oleh cadangan makanan yang di translokasikan ke titik tumbuh mempunyai daya serap yang baik dan sangat dibutuhkan bagi perkecambahan benih. Cadangan makanan yang masuk ke dalam benih melalui kulit biji yaitu melalui membran permiabel setelah cadangan makanan masuk ke dalam benih dan mengaktifkan enzim-enzim agar laju metabolisme dalam benih dapat berjalan lancar dan melunakkan kulit benih sehingga embrio suatu proses terjadi dimana radikula (calon akar) memanjang keluar menembus kulit biji. Pemunculan radikula tersebut, mempunyai fungsi akar yang baik dalam penyerapan unsur hara sehingga memberikan pertumbuhan munculnya radikula dengan cepat menembus permukaan tanah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya (Sutopu, 2002).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian disimpulkan bahwa pengaruh lama perendaman ekstrak biji kemiri terhadap perkecambahan biji salak yang terbaik untuk perkecambahan benih salak adalah pada taraf perlakuan P5 (70 jam lama perendaman ekstrak kemiri) berpengaruh sangat nyata terhadap perkecambahan biji salak dengan persentase jumlah biji salak 100% lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
5.2. Saran Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan kepada masyarakat agar dapat memperbanyak tanaman salak menggunakan teknik perendaman dengan ekstrak biji kemiri pada lama perendaman selama 70 jam. Hal ini dapat dilihat dari persentase perkecambahan dengan perlakuan lama perendaman esktrak biji selama 70 jam memberikan persentase tertinggi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH