PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS IKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Suherman (1993:220) mengemukakan pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus.
Suherman (1993:221) menyatakan pula bahwa pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelasan untuk mempermudah para guru dalam memberikan pelayanan belajar, sedangkan bagi siswa berguna untuk mempermudah memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan
1. PENDEKATAN SPIRAL Pendekatan ini dipakai untuk mengajarkan konsep. Dengan pendekatan spiral suatu konsep tidak diajarkan dari awal sampai selesai dalam sebuah selang waktu, tetapi diberikan dalam beberapa selang waktu yang terpisah-pisah. Di selang waktu pertama konsep itu dikenalkan secara sederhana, misalnya dengan cara intuitif melalui benda-benda konkret atau gambar-gambar sesuai dengan kemampuan murid. Notasi yang digunakan untuk menyatakan konsep itu diberikan yang sederhana pula. Diselang-selang waktu yang terpisah-pisah selanjutnya, konsep tadi diajarkan lagi makin lama makin abstrak. Notasinya pun berubah pula, hingga akhirnya menggunakan notasi yang umum dipakai dalam matematika.
2. PENDEKATAN INDUKTIF Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas akal yang berhubungan dengan benda-benda pikiran yang abstrak.
Karena matematika merupakan ilmu deduktif, seharusnya dalam mengajarkannya menggunakan pendekatan deduktif pula. Akan tetapi para ahli matematika menyadari bahwa murid-murid masih sukar menggunakan akalnya dalam belajar matematika yang menggunakan pendekatan deduktif. Berdasarkan pertimbangan ini, maka pada program pengajaran matematika sekarang banyak dipakai bermacam-macam pendekatan. Salah satunya adalah pendekatan induktif.
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Ingris Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta – fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Berpikir induktif ialah suatu proses berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum.
Menurut Purwanto (dalam Sagala, 2003 : 77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
Pendekatan induktif menggunakan penalaran induktif Pendekatan induktif menggunakan penalaran induktif. Dengan cara ini konsep matematika yang bersifat abstrak dapat dimengerti murid melalui benda-benda konkret.
Penalaran induktif melalui pengamatan dan pengalaman banyak kelemahannya. hanya induksi lengkap atau induksi matematik yang dapat dipakai untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara umum.
Pada pendekatan induktif, contoh-contoh diberikan terlebih dahulu oleh guru dan kemudian dirumuskan definisinya. Seringkali definisi ini dapat ditemukan oleh murid. .
3. PENDEKATAN DEDUKTIF Pendekatan deduktif berdasarkan pada penalaran deduktif. Penalaran deduktif merupakan cara menarik kesimpulan dari hal yang umum menjadi ke hal yang khusus. Dalam penalaran deduktif, tidak menerima generalisasi dari hasil observasi seperti yang diperoleh dari penalaran induktif. yang paling awal?.
Dasar penalaran deduktif adalah kebenaran suatu pernyataan haruslah didasarkan pada pernyataan sebelumnya yang benar. Kalau begitu bagaimana untuk menyatakan kebenaran yang paling awal?.
Mengajarkan konsep dengan pendekatan deduktif dimulai dengan mengemukakan definisinya dan disusul dengan contoh-contoh yang dapat diberikan oleh guru atau dicari oleh murid. .
4. PENDEKATAN FORMAL Suatu sistem formal pengajarannya dengan cara deduktif. Pembahasan yang dilakukan dengan sistem formal yaitu dengan menggunakan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, definisi, dan sifat-sifat yang sudah dibuktikan kebenarannya. Jika akan diberikan sebuah definisi/sifat baru, harus berdasarkan kepada yang sudah diketahui. Sifat baru itu hanya boleh dimasukkan ke dalam sistem, jika sudah dibuktikan dulu kebenarannya.
Unsur/istilah yang tidak didefinisikan Aksioma/Po stulat Hubungan dalam sistem formal : Unsur/istilah yang tidak didefinisikan Aksioma/Po stulat Sifat/teorema /teori Unsur/istilah yang didefinisikan
5. PENDEKATAN INFORMAL Jika pembahasan suatu bagian dari sebuah sistem formal menyimpang dari cara formal, pembahasan itu disebut menggunakan pendekatan informal. Sebagai contoh, misalnya mengenalkan suatu rumus dan menggunakannya untuk menyelesaikan soal-soal tanpa menurunkannya atau membuktikan terlebih dulu kebenarannya.
6. PENDEKATAN ANALITIK Pembahasan bahan pelajaran bisa dimulai dari hal yang tidak diketahui sampai kepada yang sudah diketahui atau sebaliknya dari yang sudah diketahui menghasilkan apa yang ingin diketahui. Bila prosedur yang ditempuh adalah dari apa yang belum diketahui ke yang sudah diketahui, maka dikatakan menggunakan pendekatan analitik.
7. PENDEKATAN SINTETIK Pembahasan dimulai dari yang diketahui ---- yang belum diketahui
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA Setiyani, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS IKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI