Indeks Harga Konsumen ( IHK ) Inflasi / Deflasi Disampaikan pada : Workshop Kementrian Perdagangan Jakarta, 27-28 April 2010
Latar Belakang Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Inflasi yang merupakan indikator pergerakan antara permintaan dan penawaran di pasar riil juga terkait erat dengan perubahan tingkat suku bunga,produktivitas ekonomi,nilai tukar rupiah dengan valuta asing ,indeksasi anggaran dan parameter ekonomi makro lain.
Umum Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan Pada tingkat mikro seperti rumah tangga/masyarakat dapamemanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Pada tingkat korporat angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian.
Kegunaan Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (Wage-Indexation). Penyesuaian Nilai Kontrak (Contractual Payment). Eskalasi Nilai Proyek (Project Escalation). Penentuan Target Inflasi (Inflation Targeting). Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Budget - Indexation). Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP Deflator). Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
Referensi 1). Paket Komoditas & Jasa beserta diagram timbang diperoleh atas dasar Survei Biaya Hidup di 66 kota untuk IHK 2007=100 2). Pengelompokan IHK didasarkan pada klasifikasi internasional baku yang tertuang dalam Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) yang diadaptasi untuk kasus Indonesia menjadi Klasifikasi Baku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. 3). Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Laspeyres yang dimodifikasi (Modified Laspeyres). 4). Rumus tersebut mengacu pada CPI Manual yang diterbitkan oleh International Labour Organisation (ILO).
SKEMA PENGHITUNGAN IHK (2007 = 100) (Paket Komoditas/Jasa) Inflasi Kota/ IHK Sumber Data Data Dasar Hasil SBH’07 Monitoring Harga Inflasi Nasional/ IHK Sensus Ekonomi (SE’06) Kerangka Sample Pasar/Toko/Outlet Daftar Pasar/ Outlet Sampel (P0) Relative Harga (Pn/P0) PoP Survey IHK Kota = Pn/P0.NK0 NK0 Survei Biaya Hidup (SBH’07) Pola Konsumsi Masyarakat (Paket Komoditas/Jasa) Diagram Timbang (Komoditas/Jasa) (Q0) Nilai Konsumsi P0 . Q0 (NK0) COICOP IHK Nasional = 66 i = 1 Wi . IHKi SP 2000 SUPAS’05/ Susenas Jumlah RT Ekonomi di Blok Sensus Elit/Non Elit Bobot Kota IHK (Wi) Listing RT
Konsep dan Definisi (1) Inflasi IHK atau inflasi umum (headline inflation) adalah inflasi seluruh barang/jasa yang dimonitor harganya secara periodik. Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi administered prices, dan inflasi volatile goods. Contoh : IHK Umum bulan Maret 2010 sebesar 118,19 sedangkan IHK Umum bulan Februari 2010 sebesar 118,36 maka besarnya angka inflasi/deflasi IHK Umum bulan Maret 2010 adalah [(118,19-118,36)/118,36] x 100 % = - 0,14 % (deflasi).
Konsep dan Definisi (2) 1. Menurut faktor penyebab inflasi a. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation) terjadi akibat ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran b. Inflasi Desakan Biaya (Cost-Push- Inflation) terjadi akibat kenaikan biaya produksi
Konsep dan Definisi (3) 2. Menurut sifat inflasi a. Creeping Inflation (inflasi merayap) ditandai dengan laju inflasi rendah (< dari 10% per tahun). b. Galloping Inflation ditandai dengan kenaikan harga yg cukup besar (double digit atau triple digit), waktu relatif pendek. c. Hyper Inflation (inflasi tinggi) yang paling parah sampai lima atau enam kali. Perputaran uang semakin cepat, harga naik secara akselerasi.
Konsep dan Definisi (4) 3. Menurut asal inflasi a. Inflasi berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation) disebabkan kebijakan menambah jumlah uang beredar, gagal panen dan sebagainya. b. Inflasi berasal dari luar negeri (Imported -Inflation) disebabkan kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau negara-negara partner dagang.
Konsep dan Definisi (5) 4. Menurut struktur inflasi a. Bersifat tetap (persisten) yaitu inflasi inti, merupakan komponen inflasi yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan merupakan trend inflasi jangka panjang.
Konsep dan Definisi (6) Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung permanen, persistent, dan bersifat umum. Jumlah komoditasnya 694 (89,66%) antara lain kontrak rumah, upah buruh, tepung terigu, daging babi, mobil, sepeda motor, dsb, dengan bobot sebesar 65,99%. Contoh : IHK Komponen inti (core) bulan Maret 2010 sebesar 116,36 sedangkan IHK Komponen inti (core) bulan Februari 2010 sebesar 116,18, maka besarnya angka inflasi IHK Komponen inti (core) bulan Maret 2008 adalah [(116,36-116,18)/116,18] x 100 % = 0,15 %.
Konsep dan Definisi (7) b. Bersifat sesaat (noise) merupakan komponen inflasi yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dibidang harga (administered price) dan dan kelompok bahan makanan (volatile food)
Konsep dan Definisi (8) Inflasi administered prices adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya secara umum dapat diatur pemerintah. Jumlah komoditasnya sebanyak 19 (2,45%) antara lain bensin, tarif listrik, rokok, dsb, dengan bobot 17,95%. Contoh : IHK Komponen administered prices bulan Maret 2010 sebesar 114,03 sedangkan IHK Komponen administered prices bulan Februari 2010 sebesar 113,94 maka besarnya angka inflasi IHK Komponen administered prices bulan Maret 2010 adalah [(114,03-113,94)/113,94] x 100 % = 0,08 %.
Konsep dan Definisi (9) Inflasi volatile goods adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak. Berdasarkan tahun dasar 2002, inflasi volatile goods masih didominasi bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi volatile foods. Jumlah komoditasnya sebanyak 61 (7,88%) antara lain beras, minyak goreng, cabe, daging ayam ras, dan sebagainya, dengan bobot sebesar 16,06% . Contoh : IHK Komponen volatile goods bulan Maret 2010 sebesar 130,33 sedangkan IHK Komponen volatile goods bulan Februari 2010 sebesar 131,83, maka besarnya angka inflasi/deflasi IHK Komponen volatile goods bulan Maret 2010 adalah [(130,33-131,83)/131,83] x 100 % = - 1,14 % (deflasi).
Konsep dan Definisi (10) Paket komoditas adalah sekeranjang/sejumlah barang dan jasa yang secara umum dominan dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota. Diagram timbang adalah diagram yang menunjukkan distribusi persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap total rata-rata pengeluaran rumah tangga di suatu kota.
Metode Penghitungan IHK (1) Rumus IHK (modifikasi Laspeyres): In = Indeks periode ke-n Pni = Harga jenis barang i, periode ke-n P(n-1)i = Harga jenis barang i, periode ke-(n-1) P(n-1)i Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke-(n-1) Poi Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar k = Jumlah jenis barang paket komoditas
Metode Penghitungan IHK (2) Penghitungan Relatif Harga (RH) Kualitas/Merk : Penghitungan Relatif Harga (RH) Komoditas :
Metode Penghitungan IHK (3) Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang :
Metode Penghitungan IHK (4) Menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) :
Metode Penghitungan IHK (5) Rumus Inflasi : a. Untuk bulanan: IHK bulan (n) – IHK bulan (n-1) x 100 % IHK bulan (n-1) b. Untuk Tahunan: IHK bulan n tahun (A) – IHK bulan n tahun (A-1) x 100 % IHK bulan n tahun (A-1)
Laju Inflasi Gabungan 66 Kota Maret 2010, Tahun Kalender 2010 dan Maret 2010 terhadap Maret 2009 menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100) Diseminasi Data (1) *) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2010 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2010 terhadap IHK bulan Desember 2009 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2010 terhadap IHK bulan Maret 2009
Diseminasi Data (2)
DATA Mencerdaskan Bangsa