PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Subdit Statistik Tanaman Perkebunan
Advertisements

PENYEDIAAN DATA HORTIKULTURA
Statistik Tanaman Pangan Ruang Lingkup Pembahasan
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan
Umum Pengenalan Tempat Kol (1) dan (2) Kol (3) dan (4) Kol (5) Kol (6)-(9) Kol (10) dan (11) Kol (12) dan (13) Kol (14) dan (15) Baris Penjumlahan 100%
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM KB NASIONAL
Official Statistics Lingkup Kegiatan : Deputi Produksi
STATISTIK KEHUTANAN.
Mendirikan Koperasi dan Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi
Sosialisasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD - GRK
Bahan Ajar Statistik Hortikultura
PENGUMPULAN DAN UJI KELAYAKAN DATA STATISTIK PETERNAKAN
STATISTIK TANAMAN PANGAN
STATISTIK PETERNAKAN.
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
STATISTIK HORTIKULTURA
Kegiatan Statistik Kehutanan
Statistik Tanaman Pangan
SUBDIT STATISTIK HARGA PRODUSEN
TEKNIK PENGUKURAN KEHILANGAN HASIL PASCA PANEN PADI
PENGAWASAN PEMASARAN SERTFIFIKASI BENIH Kuliah pada Program Diploma
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi oleh PPID dan PPID Pembantu
M-KRPL BENGKULU 2012.
KLASIFIKASI SAYURAN.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
Kharakteristik Produk Pertanian UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SOSIALISASI PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH
Pengolahan Data. Pengolahan Data Dalam membuat questionare kita harus memperhatikan sistem pengolahannya (apakah dengan manual atau dengan komputer).
KULIAH KE-7 PERSIAPAN LAPANGAN DAN UJI COBA.
S. Happy Hardjo Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
LANGKAH-LANGKAH melaksanakan SURVEI CONTOH
Kuliah Lapangan Pertemuan ke 8.
PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH)
Tujuan SSU Mendapatkan data statistik upah yang lebih rinci, yaitu upah menurut jenis kelamin dan jenis jabatan/ pekerjaan untuk : - karyawan non produksi/pelaksana.
METODOLOGI R ISET K ESEHATAN D ASAR 2010 (RISKESDAS 2010)
RANCANGAN PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
Pelaku usaha pangan hasil pertanian
Bidang Produksi Statistik Tanaman Perkebunan
Subdit Statistik Tanaman Perkebunan
Inventarisasi dan Identifikasi Kegiatan Statistik Hortikultura 2013
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KELAS BENIH Benih penjenis (Breeder seed) BS: dirakit oleh pemulia, diawasi oleh pemulia atau instansinya, merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar.
BIMTEK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI PEKARANGAN
STATISTIK???.
STATISTIK HORTIKULTURA
KELOMPOK TANI “ BANGKIT MERBABU”
SURVEI CONTOH KADARMANTO.
STATISTIK PERIKANAN Subdirektorat Statistik Perikanan
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
Kegiatan Statistik Kehutanan
Disampaikan pada saat kegiatan
PETUNJUK UMUM APBNP 2017 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
Disampaikan oleh : Direktur Perbenihan Hortikultura
Kepala Biro Organisasi Setda Prov. Sumbar
M-KRPL BENGKULU 2012.
SERTIFIKASI PRODUK PANGAN SEGAR HASIL PERTANIAN
SERTIFIKASI BENIH.
Budidaya Tanaman Sayuran
ANALISIS PENGELOLAAN AGRIBISNIS PETANI HORTIKULTURA
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
IX.PENGAWASAN PEREDARAN BENIH KELAPA SAWIT
PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN DATA PANEL HARGA PANGAN TAHUN 2018
Evaluasi dan Rencana Kerja
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
EVALUASI E-DATABASE SIPD JAWA TIMUR 2018
UPAYA KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM PENGELOLAAN DATA STATISTIK
KEBIJAKAN FORUM DATA JAWA TIMUR 2018
Pengertian statistik DATA SATU UNTUK SEMUA Diskominfo
Transcript presentasi:

PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH)

A. STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA TANAMAN SAYURAN TANAMAN BUAH-BUAHAN TANAMAN BIOFARMAKA (OBAT-OBATAN) TANAMAN HIAS

PENDAHULUAN Sebelum tahun 1970, BPS dan Deptan mengumpulkan data sendiri-sendiri, HASILNYA BERBEDA. Berdasarkan Instruksi Bersama Dirjen Tanaman Pangan dan KBPS SK 47/DDP/XI/1972 TANGGAL 20 November 1972 ditetapkan kerjasama antara BPS dan DITJEN TANAMAN PANGAN. Instruksi Mendagri No. 3 tahun 1973 ditujukan kepada SEMUA GUBERNUR untuk membantu pelaksanaan pengumpulan data. Instruksi Menko Ekuin tahun 1973 kepada Menteri Pertanian dan KBPS untuk melaksanakan cara perhitungan produksi Pertanian.

KEGUNAAN DATA STATISTIK Evaluasi Perencanaan Pembangunan Penentuan kebijakan

SYARAT DATA STATISTIK YANG BAIK OBJEKTIF yaitu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bukan apa yang diharapkan. REPRESENTATIF yaitu harus mewakili keadaan sebenarnya (berkaitan dengan sampel). TELITI yaitu tingkat kesalahannya kecil.

LANDASAN OPERASIONAL Berdasarkan Instruksi Bersama Dirjen Tanaman Pangan dan KBPS SK 47/DDP/XI/1972 Tanggal 20 November 1972 ditetapkan kerjasama antara BPS dan Ditjen Tanaman Pangan. UU no. 16 Tahun 1997 tentang statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 no. 39, Tambahan Lembaran negara Nomor 3683) PP No. 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik Kesepakatan bersama Nomor 443/TU-010/A/5/06 Tahun 2006 I/V/KS/2006 antara DEPTAN dan BPS tentang pelaksanaan kegiatan Data Entry SP

DAFTAR ISIAN REKAPITULASI SPH METODOLOGI NO DAFTAR ISIAN SPH DAFTAR ISIAN REKAPITULASI SPH TINGKAT KAB/KOTA TINGKAT PROP 1. SPH-SBS RKSPH-SBS RPSPH-SBS 2. SPH-BST RKSPH-BST RPSPH-BST 3. SPH-TBF RKSPH-TBF RPSPH-TBF 4. SPH-TH RKSPH-TH RPSPH-TH 5. SPH-ALSIN RKSPH-ALSIN RPSPH-ALSIN 6. SPH-BN RKSPH-BN RPSPH-BN

Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Lanjutan Metodologi N0 Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 1 SPH-SBS Luas tan.akhir bulan yg lalu (ha) Luas panen habis/dibongkar (ha) Luas panen belum habis (ha) Luas rusak/tidak berhasil/puso (ha) Luas penanaman baru/tambah tanam (ha) Luas tan. akhir bln laporan (ha) Prod. Dipanen habis/dibongkar (kw) Prod. Belum habis (kw) Harga jual petani per kg (Rp) 2. SPH-BST Jumlah tan. akhir triw.yang lalu (phn/rumpun) Tan. yg dibongkar/ditebang (phn/rumpun) Tan.blm menghasilkan (phn/rumpun) Tan. Produktif yang menghasilkan (phn/rumpun) Tan.produktif yg sedang tdk menghasilkan (ph/rm) Tan.tua/rusak (pohon/rumpun) Jumlah tan.akhirtriw laporan (phn/rumpun) Produksi (kw)

Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Lanjutan Metodologi N0 Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 3 SPH-TBF Luas tan.akhir triw yg lalu (m2/pohon) Luas panen habis/dibongkar (m2/pohon) Luas panen belum habis (m2/pohon) Luas rusak/tidak berhasil/puso (m2/pohon) Luas penanaman baru/tambah tanam (m2/pohon) Luas tan. Akhir triw laporan (m2/pohon) Prod. Dipanen habis/dibongkar (kg) Prod. Belum habis (kg) Harga jual petani per kg (Rp) 4. SPH-TH Jumlah tan. akhir triw.yang lalu (m2) Luas panen habis/dibongkar (m2) Luas panen belum habis (m2) Luas rusak/tidak berhasil/puso (m2) Luas penanaman baru/tambah tanam (m2) Luas tan. Akhir triw laporan (m2) Prod.Dipanen habis/dibongkar (tangk, phn,kg, rmp) Prod. Belum habis (tangk, phn,kg, rmp) Harga jual petani per satuan produksi (Rp)

Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Lanjutan Metodologi N0 Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 5. SPH-ALSIN Jumlah alsin kondisi baik Jumlah alsin kondisi rusak Jumlah alsin keseluruhan 6. SPH-BN Jumlah produsen benbih (unit) Luas penangkaran benih (m2) Produksi benih (kg/pohon) Jumlah pedagang benih (orang) Jumlah benih yang diperdagangkan (kg/pohon) Jumlah penggunaan benih berlabel/bersertifikat (kg/pohon) Jumlah penggunaan benih tidak berlabel/bersertifikat (kg/pohon)

Lanjutan Metodologi c. Cara Penaksiran Cara Penaksiran Luas tanaman/panen Jumlah Pohon Produksi Harga Petani 1. Informasi Petani/Kelompok tani x X 2. Laporan Petani/Kelompok tani ke Kades   3. Banyaknya benih yang digunakan X (luas panen dan rata-rata hasil) 4. Eye estimate (perkiraan pengamatan lapang) X (luas baku) X (luas baku dan jarak tanam) X(luas baku, jarak tanam dan jumlah tanaman) 5. Sumber Informasi Lain Pedagang pengumpul, asosiasi, koperasi Pedagang pengumpul/ di desa, asosiasi, koperasi Sumber Informasi : pedagang, perangkai bunga (florist), asosiasi, koperasi, PKK, Posyandu,UPGK, Balai Benih Hortikultura, UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH)

Lanjutan Metodologi d. Buku Register kecamatan Hasil penaksiran luas, produksi, harga tanaman hortikultura per desa dicatat pada buku register kecamatan secara periodik sesuai dengan periode pelaporan. Lampiran 1/Register

Lanjutan Metodologi e. Kuesioner SPH Dari buku register kecamatan informasi disalin kedalam kuesioner SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-BF, SPH-alsin, SPH-BN sesuai jenis dan kelompok tanaman hortikultura serta periode pelaporan.

Pengisian Daftar isian Harus menggunakan pensil. Penulisan huruf harus jelas dan menggunakan huruf BALOK. Kode wilayah harus diisi dengan benar. Penulisan angka harus dalam satuan bilangan bulat.

PEMBULATAN ANGKA Semua isian Daftar Isian SP Adalah dalam bilangan bulat. Cara pembulatan: Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari 0,5 dibulatkan ke atas. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan genap, maka dibulatkan ke bawah. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan ganjil, maka dibulatkan ke atas.

SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH, SPH-ALSIN, SPH-BN CAKUPAN WILAYAH : Seluruh kecamatan di Indonesia. PETUGAS PENGUMPUL DATA : KCD/Mantri Tani JUMLAH RANGKAP : 4 rangkap (BPS Propinsi,BPS Kabupaten/Kota, Diperta Kabupaten/Kota, Arsip KCD)

SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) TANAMAN SAYURAN SEMUSIM): adalah tanaman sumber vitamin,mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga,buah dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan tanaman yang ditanam di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, begitu juga yang ditanam di lahan sawah dan lahan bukan sawah

SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) TANAMAN SAYURAN SEMUSIM (< 1 tahun): - Dipanen sekaligus : adalah tanaman sehabis panen langsung dibongkar. Contoh :bw. merah, bw. putih, bw. daun, kentang, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel,lobak dan kacang merah. - Dipanen berulang kali/lebih dari satu kali : adalah tanaman yang dipanen lebih dari satu kali. Contoh : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, paprika, jamur, tomat, terung, ketimun,buncis, labu siam, kangkung dan bayam.

SPH-SBS (Lanjutan) TANAMAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM : Adalah tanaman sumber vitamin, mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari 1 tahun, dapat berbentuk rumpun, menjalar dan berbatang lunak. Contoh : semangka, melon, blewah dan stroberi c) HARGA JUAL PETANI: adalah rata-rata harga jual petani per satuan yang telah ditentukan pada masing-masing komoditas yang dihitung dalam rupiah di tingkat petani yang berlaku umum di kecamatan pada periode laporan. Formuir DAFTAR ISIAN SPH-SBS

PEMERIKSAAN DAFTAR SPH-SBS (LAPORAN TANAMAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) – kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (9) harus terisi bila kol (4) ada isian Kolom (10) harus terisi bila kol (5) ada isian Kolom (11) harus terisi bila kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) bulan laporan = kolom (8) bulan lalu

SPH-BST (LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN :

Lanjutan SPH-BST TANAMAN SAYURAN TAHUNAN Contoh : melinjo, petai, jengkol TANAMAN PRODUKTIF : Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang sudah pernah/memberikan hasil pada triwulanan laporan, walaupun pada periode laporan sedang tidak menghasilkan, akan tetapi masih dapat diharapkan hasilnya pada periode berikutnya. TANAMAN PRODUKTIF yang MENGHASILKAN Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang pada triwulanan bersangkutan dipetik hasilnya (dipanen). Dengan demikian tanaman produktif menghasilkan tidak termasuk tanaman yang belum dipetik hasilnya karena masih muda atau sedang berbunga. DAFTAR ISIAN SPH-BST

PEMERIKSAAN SPH-BST (LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (10) = kol (3) - kol (4) + kol (5) = kol (6) + kol (7) + kol (8) + kol (9) Jika Kolom (7) ada isian maka kolom (11) harus ada isian Jika Kolom (11) ada isian maka kolom (12) harus ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) triwulan laporan = kolom (10) triwulan yang lalu

SPH-TBF LAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA Cakupan pengumpulan data tanaman biofarmaka melalui SPH-TBF adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) Tanaman Biofarmaka Tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Tanaman biofarmaka dibedakan 2 Kelompok yaItu : 1. Rimpang : terdiri dari jahe, laos/lengkua, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temukunci, temuireng dan dlingo/dringo 2. Non Rimpang : terdiri dari kapulaga, mengkudu/pace, mahkota dewa, keji beling, sambiloto dan lidah buaya. DAFTAR ISIAN SPH-TBF

PEMERIKSAAN SPH-TBF LAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian Kolom (5) ada isian maka kol (10) harus ada isian Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) Triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu

SPH-TH LAPORAN TANAMAN HIAS Cakupan pengumpulan data tanaman hias melalui SPH-TH adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) Tanaman Hias Adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika baik karena bentuk tanaman, warna dan bentuk daun, tajuk maupun bentuk pohon/batang, warna dan keharuman bunganya, sering digunakan sebagai penghias pekarangan, taman atau ruangan di rumah, gedung perkantoran, hotel, restauran maupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan. DAFTAR ISIAN SPH-TH

PEMERIKSAAN SPH-TH LAPORAN TANAMAN HIAS Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu

SPH-ALSIN ( ALAT & MESIN PERTANIAN HORTIKULTURA) ALSIN Pertanian Hortikultura meliputi : 1. Alsintan Budidaya 2. Alsintan Panen/Pasca Panen 3. Alsintan Pengolahan DAFTAR ISIAN SPH-ALSIN b) Kolom (5) merupakan penjumlahan kol. (3) & kol. (4)

SPH-BN (LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) Produsen/Penangkar Benih : orang, perusahaan, badan hukum atau instansi yang memproduksi benih untuk diedarkan atau diperdagangkan. Antara lain :penangkar benih,Balai benih hortikultura dan instalasinya, Balai penelitian yang memproduksi benih horti, BUMN dan BUMD yang bergerak dibidang produksi benih, dan perusahaan swasta. Jika penangkarkan lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung untuk setiap jenis tanaman. Pedagang/Penyalur Benih: orang (perorangan), badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan benih kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak. Jika menjual lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung pada masing-masing jenis tanaman DAFTAR ISIAN SPH-BN

PEMERIKSAAN SPH-BN (LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) Kolom (3) terisi maka kolom (4) dan kolom (5) harus ada isian kecuali bila penangkar tersebut baru mulai tanam dan belum pernah menghasilkan benih maka kolom (5) kosong/tidak ada isian Kolom (6) terisi maka kolom (7) harus ada isian

PENGOLAHAN DATA A.Tahapan Pengolahan daftar isian SPH Penerimaan Dokumen Penyuntingan,Penyandian & Pemeriksaan Entry data dan Imputasi

PENGOLAHAN DATA B. Pengolahan Rekapitulasi Daftar Isian SPH 1. Pengolahan Produksi dan Luas Panen Sayuran dan buah semusim Tan. Biofarmaka & Tan. Hias Tanaman Buah & sayuran tahunan 2. Pengolahan Harga

Program Pengolahan yang Disediakan PELAPORAN Pelaporan Kab.( RKSP), rangkap 3: BPS propinsi, diperta,arsip dinas kab. Pelaporan Prop.(RPSP), rangkap 3: Dirjen Horti, BPS prop, arsip diperta RKSP DAN RPSP DAPAT DIPEROLEH DARI Program Pengolahan yang Disediakan

PENYAJIAN DATA HORTIKULTURA Statistik tanaman sayuran yang menyajikan luas panen, produksi dan produktivitas selama satu tahun Statistik tanaman buah, biofarmaka dan tanaman hias menyajikan jumlah tanaman yang sedang menghasilkan.

Jadwal Pelaporan SPH Daftar Isian frekuensi Jawa *) Luar Jawa *) SPH-SBS bulanan Tgl 5 setelah tgl 10 stlh bln berakhir bln berakhir SPH-BST tgl 5 setelah tgl 10 stlh SPH-TBF triwulanan trw berakhir trw berakhir SPH-TH SPH-ALSIN tahunan tgl 5 setelah tgl 10 stlh SPH-BN thn berakhir thn berakhir 35

Lanjutan Metodologi Jadwal Pelaporan Rekapitulasi SPH Daftar Isian Frekuensi Jawa Luar Jawa Kab/Kota Propinsi Rekap SPH-SBS Bulanan Tgl 10 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 20 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 15 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 25 setelah bln bersangkutan berakhir Rekap SPH-BST Triwulanan Tgl 10 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 20 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 15 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 25 setelah triwulan bersangkutan berakhir Rekap SPH-TBF Sda Rekap SPH-TH Rekap SPH-Alsin Tahunan Tgl 10 Januari tahun berikutnya Tgl 20 Januari tahun berikutnya Tgl 15 Januari tahun berikutnya Tgl 25 Januari tahun berikutnya Rekap SPH-BN sda

ORGANISASI LAPANG Jakarta, Oktober 2010

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEPTAN/DINAS PERTANIAN DAN BPS BPS menyerahkan buku register kecamatan dan daftar SPH ke Dinas Pertanian, yang selanjutnya membagikannya ke petugas kecamatan (KCD). Petugas kecamatan mengumpulkan data di lapang dan menyampaikan ke Diperta Kab/Kota. Diperta Kab/Kota memeriksa kelengkapan data dan kebenaran isian laporan kemudian membuat RKSPH. Dokumen RKSPH dikoordinasikan dengan BPS Kab/Kota kemudian dikirim ke Diperta Propinsi. BPS Kabupaten/Kota memeriksa kelengkapan data dan melakukan validasi isian daftar SPH, melakukan entry data dan mengirimkan hasil ke BPS Propinsi.

Lanjutan Diperta Propinsi memeriksa kelengkapan data dan melakukan validasi isian laporan RKSPH dan membuat RPSPH. Hasil RPSPH dikoordinasikan/disinkronkan dengan BPS Propinsi untuk menyusun ASEM dan ATAP daerah BPS, Ditjen Hortikultura serta Pusdatin Pertanian berkoordinasi untuk melakukan kompilasi dan validasi untuk menghasilkan data nasional. Direktorat TPHP-BPS Jakarta, Oktober 2010

Pelaporan Daftar Isian Statistik Pertanian Hortikultura

Pelaporan Rekapitulasi Statistik Pertanian Hortikultura Arus

PERAN BPS KABUPATEN/KOTA Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Monitoring pelaporan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkandiperlukan kartu kendali penerimaan dokumen (receiving-batching dokumen dengan teliti). Pemeriksaan dokumen (SP dan RKSP) sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Melakukan pengawasan lapangan dan cek lapangan hasil pelaporan SP yang tidak wajar. Melakukan entry dan pengolahan data dengan program SIMSPH. Melakukan sinkronisasi hasil pengolahan data yang dilakukan BPS (SIMSPH) dengan Diperta (RKSP). DIPERTA SERING MELAKUKAN RALAT DATA PRODUKSI ATAUPUN LUASPANEN  RALAT DILAKUKAN HARUS DARI RALAT LAPORAN SP KECAMATAN BUKAN DATA REKAP KABUPATEN/KOTA

PENGOLAHAN DATA A.Tahapan Pengolahan daftar isian SPH Penerimaan Dokumen Penyuntingan,Penyandian & Pemeriksaan Entry data dan Imputasi

PENGOLAHAN DATA B. Pengolahan Rekapitulasi Daftar Isian SPH 1. Pengolahan Produksi dan Luas Panen Sayuran dan buah semusim Tan. Biofarmaka & Tan. Hias Tanaman Buah & sayuran tahunan 2. Pengolahan Harga

Program Pengolahan yang Disediakan PELAPORAN Pelaporan Kab.( RKSP), rangkap 3: BPS propinsi, diperta,arsip dinas kab. Pelaporan Prop.(RPSP), rangkap 3: Dirjen Horti, BPS prop, arsip diperta RKSP DAN RPSP DAPAT DIPEROLEH DARI Program Pengolahan yang Disediakan

PENGOLAHAN (SPH) Sejak tahun 2008 pengolahan dilakukan di BPS Propinsi/Kabupaten/Kota, kecuali Maluku Utara dan Papua. Raw data SIMSPH ada di BPS Kabupaten/Kota, BPS Propinsi dan BPS. BPS melakukan kompilasi dan validasi data untuk level nasional. Bahan sinkronisasi dengan Diperta Kabupaten/Kota adalah TABULASI hasil entry data dengan SIMSPH.

VALIDASI DATA Kelengkapan isian setiap kolom dan setiap periode laporan (kesinambungan isian setiap periode laporan). Data kecamatan yang tidak respon diestimasi dengan ratio estimate berdasarkan kecamatan lain pada kabupaten yang sama dan series data bulan/triwulan sebelumnya. Konsistensi isian jumlah tanaman menghasilkan/luas tanaman akhir triwulan yang lalu dengan awal triwulan laporan. Konsistensi/kewajaran jumlah tanaman produktif dengan jumlah tanaman menghasilkan. Kewajaran produktivitas dalam range yang sudah ditetapkan minimum dan maksimumnya. Pola perkembangan luas panen/jumlah tanaman menghasilkan, produksi dan produktivitas setiap periode (bulanan/triwulanan/ tahunan).

ESTIMASI PENYAJIAN Level propinsi (untuk nasional), kabupaten (untuk propinsi) untuk data luas panen (tanaman semusim) atau jumlah pohon menghasilkan (tanaman tahunan) dan produksi hasil kompilasi data tingkat kecamatan. Tahunan ( 1 tahun) untuk tanaman semusim dan triwulanan untuk tanaman tahunan/obat/hias. Produktivitas merupakan hasil penghitungan: Tanaman buah-buahan dan sayuran semusim, tanaman biofarmaka, tanaman hias: produktivitas = produksi (habis dan belum habis) dibagi dengan luas panen (habis ditambah belum habis pada akhir periode) Tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan: produktivitas setiap triwulan = produksi setiap triwulan dibagi jumlah tanaman menghasilkan setiap triwulan BPS BELUM MENYAJIKAN JUMLAH POHON MENGHASILKAN DAN PRODUKTIVITAS SELAMA SATU TAHUN (untuk tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan)

SINKRONISASI DATA SEBELUM PENYAJIAN DATA DILAKUKAN VALIDASI (SINKRONISASI) DATA ►Tk.Prop : BPS Prop & Distan Prop Bersama BPS Kab/Kota & Distan Kab/Kota Level penyajian: menurut Kabupaten/Kota ►Tk.Pusat : BPS & Deptan Bersama BPS Prop & Distan Prop. Level Penyajian: Menurut Propinsi Angka Sementara (ASEM) tahun t-1 pada bulan Maret tahun t Angka Tetap (ATAP) tahun t-1 pada bulan Juni tahun t

PERMASALAHAN Anggapan bahwa komoditas hortikultura bukan komoditas strategis, sehingga data hortikultura belum dianggap penting. Perhatian terhadap data hortikultura masih kurang. Ketidaktepatan waktu pelaporan. Ketidaklengkapan laporan. Untuk Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat belum ada laporan SP dari setiap kecamatan. Belum semua komoditas hortikultura (Menurut SK Mentan ada 323 jenis) dicakup dalam pelaporan. Penyajian data hanya terbatas pada luas panen/jumlah pohon menghasilkan, produksi dan produktivitas. Produktivitas tidak berdasarkan hasil pengukuran nyata di lapangan, tetapi dari perhitungan hasil laporan produksi dan luas panen/jumlah pohon menghasilkan.

MANFAAT/KEGUNAAN DATA HORTIKULTURA Penyusunan NBM. Analisis ketersediaan pangan. Penyusunan PDB atau PDRB sektor pertanian sub sektor tanaman pangan. Analisis data inflasi. Dasar kebijakan mikro sub sektor hortikultura.

TERIMA KASIH