VII. CUACA/ IKLIM TERHADAP HAMA - PENYAKIT A. HAMA TUMBUHAN Serangga – berdarah dingin (Poikilotermal) Cuaca/iklim berpengaruh terhadap perilaku, perkembangan, populasi, penyebaran sp Pengaruh : Secara Langsung Tidak Langsung Iklim mikro lebih penting perannya
1. Suhu : Adaptasi suatu species terhadap suhu mempengaruhi sebaran geografik species tersebut. Serangga berdarah dingin – lebih cepat menyelesaikan stadia hidupnya di daerah panas dibanding daerah dingin Dalam kisaran suhu optimum kecepatan berkembang meningkat, suhu tinggi/rendah kecepatan berkembang menurun.
Contoh ; Nilaparvata lugens, T 250 siklus ♂ 25 hari ♀ 28 – 32 hari. ( opt 25 – 270C) T 270 siklus ♂ 20 hari ♀ 23 – 25 hari. - Leptocorisa acuta, T 250 siklus 30 hari T 200 siklus 42 hari 2. Kelembaban : Toleransi serangga thd RH optimum : 73 – 100% Interaksi yang tinggi suhu – kelembaban
Misal : Penggerek batang jagung ( Ostrinia nubialis ) Opt imum pada RH 76 – 85 % dan T 27,2 0C Pada RH 80 – 90% suhu opt 32,20C Suhu optimum bergeser sesuai kelembaban. Suhu optimum bergerak ke arah tinggi kalau RH tinggi dan sebaliknya.
3. Hujan : Pengaruh langsung – secara mekanik. Contoh : kutu daun. Secara tidak langsung terhadap RH dan lengas tanah, dapat menghambat/merangsang keaktifan serangga. Contoh : T. innotata diapose berhenti kalau telah turun CH 10mm/hr secara teratur. Agihan hujan tahunan berhubungan dengan ledakan populasi suatu hama.
4. Cahaya : Respon serangga thd radiasi (360 mµ – 760mµ) Fototropisme aktif siang hari (diurnal) Misal : Lebah Aktif malam hari (nocturnal) Misal : Tryporiza sp.
5. Angin Tidak berpengaruh langsung tetapi berpengaruh terhadap penguapan dan RH. Angin mempengaruhi pemencaran keaktifan. Contoh : Imago kutu daun pemencaran dibantu oleh angin.
B. PENYAKIT TUMBUHAN Cuaca/iklim sangat berpengaruh terhadap penyakit khususnya yang dipencarkan oleh angin, air dan serangga. Cuaca/Iklim sangat berpengaruh pada saat pra penetrasi. 1. Kelembaban Di indonesia, Rh tinggi sepanjang tahun merupakan kondisi potensial timbulnya penyakit, terutama cendawan.
Misal : cacar teh (Exobasidium vexans), serangan dikurangi dengan menurunkan kelembaban. Virus lebih berkembang pada musim kemarau 2. Air dan Embun P. cinnamoni dan P. nicotiane dapat tersebar oleh air hujan. Air gutasi membantu X. campetris pada kol. Embun berperan pada spora infeksi S. maydis pada jagung.
3. Angin Pengaruh tidak langsung terhadap kelembaban dan embun. Pengaruh langsung – penyebaran spora, serangga vektor penyakit. Pelukaan akibat gesekan angin berperan pada masuknya bakteri. Misal : X. campetris var orizycola, adanya air bebas tidak cukup terjadinya serangan oleh angin – gesekan antar daun – berperan pada masuknya bakteri.
4. Radiasi Surya Secara tidak langsung RH dan Suhu Secara langsung mematikan spora, pembuluh kecambah (UV). Misal : E. vexans pada teh arah lereng barat (lambat menerima radiasi) – lembab serangan cacar the lebih parah.
C. ANALISIS IKLIM - HPT 1. Pendekatan Umum Klimogram (hubungan antar anasir iklim) Klimatograf (klimogram – kehidupan organisme) Dengan klimatograf dapat dianalisis anasir yang paling berpengaruh.
2. Pendekatan Khusus Penelitian lab/lapangan, Semua anasir secara terpisah/bersama dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan, perkembangan populasi dan epidemi suatu hama/penyakit