STRUKTUR ALJABAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DOSEN PENGAMPU NURUL SAILA DOSEN PENGAMPU NURUL SAILA Hand Out MK Konsep Dasar Mat Oleh Nurul Saila1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS.
Advertisements

BILANGAN KOMPLEKS.
BILANGAN BILANGAN ASLI BIL REAL BIL. RASIONAL BIL. CACAH BIL. BULAT
GRUP & GRUP BAGIAN.
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
BILANGAN CACAH OLEH : 1. ANIS TRI ROH MAWATI ( )
KELOMPOK 6 Nama Kelompok : 1.Ratih Dwi P ( )
BAB I SISTEM BILANGAN.
BAB I SISTEM BILANGAN.
MATEMATIKA BISNIS HIMPUNAN.
Matematika Informatika 1
Standar Kompetensi : Memecahkan Masalah Berkaitan Dengan Konsep Operasi Bilangan Real Kompetensi Dasar : Menerapkan Operasi Pada Bilangan Real Indikator.
BAB II HIMPUNAN.
PERTEMUAN 1.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
TEORI BILANGAN.
Bilangan Real Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional Himpunan.
Disusun oleh : Ummu Zahra
BILANGAN BULAT Bilangan Bulat Operasi Hitung pada Bilangan Bulat
MATEMATIKA 4 TPP: 1202 Disusun oleh
Himpunan Bilangan Real
BILANGAN BULAT.
Bilangan Bulat By: Novika Anggrieni, S.Pd.
BILANGAN BULAT.
BILANGAN BULAT DAN OPERASI +, -, x, : BESERTA PEMBELAJARANNYA
Peranan Sains dan Teknologi untuk Menatap Masa Depan yang Lebih Baik
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Kania Evita Dewi Sistem Bilangan Real.
Himpunan Pengertian Himpunan dan Anggota Himpunan Menyatakan Himpunan
Operasi Pada Bilangan Bulat
Bilangan bulat Definisi dan operasi.
Bahan kuliah Agribisnis study club Frogram Study Agribisnis
BILANGAN BULAT Oleh Ira Selfiana ( )
OPERASI BILANGAN BULAT
Matematika Lanjutan Bilangan Bulat Ke Pokok Pembahasan.
1. SISTEM BILANGAN REAL.
Kania Evita Dewi Sistem Bilangan Real.
MATEMATIKA BISNIS & EKONOMI
Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
Operasi Himpunan MATEMATIKA 3 lanjut Disusun oleh
Bilangan Asli Bilangan Bulat Bilangan rasional Bilangan Riil.
Teori Dasar Himpunan Matematika Komputasi.
Maya Nurlastyaningtyas Universitas Muhammadiyah Surakarta
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
Pertemuan 2 (Himpunan Bilangan) .::Erna Sri Hartatik::.
Sistem Bilangan Bulat.
BILANGAN.
BAB II HIMPUNAN.
BILANGAN BULAT OLEH: AINNA ULFA NST PENDIDIKAN MATEMATIKA
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
BAB II HIMPUNAN.
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
Himpunan Ripai, S.Pd., M.Si.
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
BILANGAN BULAT By_hidayati (a ).
Logika Matematika Teori Himpunan
Materi Kalkulus 1 Struktur Bilangan Ketidaksamaan Relasi dan Fungsi
STRUKTUR ALJABAR I Kusnandi.
HIMPUNAN.
Kelas 7 SMP Marsudirini Surakarta
DasarDasar matematika
Logika Matematika Teori Himpunan
Teori Dasar Himpunan Matematika diskrit - 1.
ELEMEN MATEMATIKA DASAR
BAB 1 HIMPUNAN.
LOGO SISTEM BILANGAN Pertemuan ke-2 by: Choirul Umam Mujaddi.
HIMPUNAN dan SISTEM BILANGAN 1’st week DEWI SANTRI, S.Si., M.Si MATEMATIKA EKONOMI.
MATEMATIKA EKONOMI & BISNIS. Konsep Himpunan  Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.  Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur,
Transcript presentasi:

STRUKTUR ALJABAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Astri Fitria Nur’ani (3C) Disusun oleh, Yopi Rudianto (3C) Iis Ismail (3C) Astri Fitria Nur’ani (3C) Rumsari (3C) Poppy Fauziah (3C) Nursaman (3D) Iyan Sismayana (3D) Siti Nurbaitis (3D) Mira Karmila (3D)

8

7

6

5

4

3

2

1

BILANGAN Bilangan adalah Konsep absrtak matematika yang menyatakan suatu jumlah atau banyaknya sesuatu.

JENIS-JENIS BILANGAN 1. BILANGAN KARDINAL Bilangan kardinal adalah bilangan yang di pergunakan untuk menyatakan banyak dari suatu objek.

Contoh: a.Banyak adikku ada 5 orang. b.Jumlah murid di SMP “XXX” ada 725 orang. c.Ibu membeli empat keranjang buah-buahan. d.{0, 1, 2, ... , 9} banyak anggotanya 10. e.A = { x│ x abjad latin }, maka n(A) = 26.

2. BILANGAN ORDINAL Bilangan ordinal adalah bilangan yang dipergunakan untuk menyatakan urutan (rank). Contoh: a.Saya merupakan anak ke-1. b.SMP Negeri I Surabaya terletak di Jalan Dr. Sutomo No. 28 Surabaya. c.Dalam Olimpiade Barcelona Tim Indonesia menduduki urutan ke-18.

3. BILANGAN ASLI Bilangan asli adalah bilangan yang dipergunakan untuk membilang (menghitung satu-satu). Kita membilang suatu objek mulai dari satu, dua, tiga, ... (maju dengan penambahan satu-satu). Jadi himpunan bilangan asli yang biasanya dinotasikan dengan N = {1, 2, 3, 4, ...}.

4. BILANGAN CACAH Bilangan cacah merupakan gabungan antara himpunan bilangan asli dan nol, yaitu {0, 1, 2, 3, ...}.

5. BILANAGAN BULAT (Z) Bilangan bulat merupakan gabungan antara himpunan bilangan cacah dengan himpunan bilangan bulat negatif, yaitu { ...,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ... }.

6. BILANGAN RASIONAL (Q) Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dengan ɑ, b bilangan bulat, b ≠ 0, dan (ɑ,b) = 1 (dengan kata lain ɑ dan b relatif prim).

7. BILANGAN IRASIONAL Bilangan irasional adalah bilangan tak dapat dinyatakan dalam bentuk dengan ɑ, b bilangan bulat, b tak nol, serta (ɑ,b) = 1.

8. BILANGAN REAL Bilangan real (R) merupakan gabungan antara himpunan bilangan rasional dan irasional. Dengan perluasan dari bilangan asli, cacah, bulat, rasional, dan irasional, maka himpunan titik-titik pada garis bilangan tak ada tempat yang kosong lagi, artinya setiap titik pada garis bilangan dapat berkorespondensi satu-satu dengan setiap bilangan real.

9. BILANGAN IMAJINER Bilangan imajiner adalah bilangan yang bersifat jika bilangan tersebut dikalikan dengan bilangan itu sendiri menghasilkan bilangan negatif. Suatu bilangan imajiner dinyatakan dengan huruf “ i ”. Didefinisikan : i2 = -1 atau i = √ -1 .

10. BILANGAN KOMPLEKS Bilangan kompleks merupakan perluasan dari sistem bilangan real dengan bilangan khayal (imajiner) sehingga menjadi sistem bilangan kompleks. Bilangan kompleks berbentuk ɑ + bi, dengan ɑ bagian real dan b bagian imajiner. Jika z = ɑ + bi, maka Re(2) = ɑ dan Im(2) = b.

Operasi Hitung pada sistem Bilangan 1. Operasi Uner atau Operasi Monar Operasi Uner atau Operasi Monar yaitu operasi yang melibatkan satu unsur dan menghasilkan satu unsur pula , biasanya disimbolkan dengan = S S

2. Operasi Biner Operasi Biner yaitu operasi yang melibatkan 2 unsur dan menghasilakan satu unsur , biasanya disimbolkan dengan = S x S S

Sifat – sifat Operasi Hitung Bilangan 1. Ketertutupan Misal pada penjumlahan bilangan asli ɑ + b = c dengan ɑ , b , c , ϵ bilangan asli.

2. Komutatif (pertukaran) a. ɑ + b = b + ɑ (pada penjumlahan) b 2. Komutatif (pertukaran) a. ɑ + b = b + ɑ (pada penjumlahan) b. ɑ x b = b x ɑ (pada perkalian) 3. Asosiatif (pengelompokan) a. (ɑ + b) + c = ɑ + (b + c) (pada penjumlahan) b. (ɑ x b) x c = ɑ x (b x c) (pada perkalian)

4. Distributif (penyebaran) a 4. Distributif (penyebaran) a. Perkalian terhadap penjumlahan (p + q) x r = (p x r) + (q x r) b. Perkalian terhadap pengurangan (ɑ - b) x c = (ɑ x c) - (b x c) c. Pembagian terhadap penjumlahan d. Pembagian terhadap pengurangan

5. Unsur Identitas e, ɑ ϵ bilangan real, maka berlaku : a. ɑ + e = e + ɑ = ɑ ( pada penjumlahan ) b. ɑ x e = e x ɑ = ɑ ( pada perkalian ) e adalah unsur identitas.

6. Invers ɑ, p ϵ bilangan real, maka berlaku : 1 6. Invers ɑ, p ϵ bilangan real, maka berlaku : 1. ɑ + p = p + ɑ = e p merupakan invers dari e 2. ɑ x p = p x ɑ = e

Hukum Kanselasi Jika ɑ, b, c ϵ bilangan Real (i) ɑ + c = b + c, maka ɑ = b (ii) ɑc = bc, dengan c ≠ 0 maka ɑ = b

Operasi yang Didefinisikan Misal operasi * didefinisikan dengan “Kalikan bilangan pertama dengan bilangan kedua, kemudian tuliskan angka puluhannya.” Contoh : a. 4 * 6 = 2 c. 3 * 4 = 1 b. 6 * 4 = 2 d. 4 * 4 = 1