KEMASAN LOGAM Kemasan logam, seperti kaleng logam, merupakan salah satu jenis kemasan logam tertua, terutama digunakan untuk pengemasan produk pangan olahan (diawetkan) Bahan baku utama : Pelat timah (tin plate), lembaran baja ringan (mild steel sheet), aluminium dan campurannya (aluminium alloy)
Jenis Kemasan Logam : Kaleng Logam : merupakan salah satu kemasan logam tertua, terutama digunakan untuk pengemasan produk pangan olahan (diawetkan) Aluminium dan paduannya (alloy) : umumnya digunakan untuk kemasan fleksibel atau semi fleksibel seperti dalam bentuk foil atau collapsible tube Wadah Komposit : Umumnya berbentuk kaleng dan merupakan hasil gabungan dua atau lebih bahan kemasan : plastik, aluminium foil, papan kertas bergelombang atau logam
Kaleng Logam Bahan baku utama : Kaleng lunak, tin plate, baja lunak galvanisasi, stailess steel, aluminium dan aluminium alloy Penambahan enamel untuk memperpanjang umur pakai kaleng. Enamel bagian dalam kaleng memenuhi syarat-syarat : tidak memberi atau mengubah aroma dan citarasa produk diperbolehkan kontak dengan produk tidak mengelupas selama pembuatan dan penyimpanan tahan suhu tinggi
Persentase yang diperbolehkan Tabel 1. Spesifikasi kimia baja sebagai bahan baku dalam pembuatan kaleng Tidak ada pembatasan Max 0,02 Arsen Max 0,05 Molibdat Max 0,06 Chrom Max 0,04 Nikel Max 0,20 0,10 – 0,20 Tembaga Max 0,01 Silika Belerang 0,10 – 0,15 0,07 – 0,11 Max 0,15 Fosfor Max 0,12 Karbon 0,25 – 0,60 Mangan Tutup kaleng bir Jenis MC Jenis MR Jenis MS Jenis L Persentase yang diperbolehkan Elemen Mineral
Tabel 2. Klasifikasi bahan pangan berdasarkan korosifitasnya dan jenis baja yang diperlukan Jenis MR atau Jenis MC Bahan pangan kering dan yang tidak disterilisasi, seperti makanan beku, sayuran kering dan lain-lain Tidak korosif Jenis MR Jenis MC Bahan pangan berasam rendah, seperti kacang polong, jagung, daging, ikan dan lain-lain Agak korosif Jenis MS Jenis MR Sayur-sayuran yang diasamkan dan buah-buahan agak asam, seperti asinan kobis, jeruk, anggur dan lain-lain Korosif moderat Jenis L Bahan pangan berasam tinggi atau sedang termasuk buah-buahan berwarna dan asinan, seperti sari buah apel, asinan dan lain-lain Sangat korosif Jenis Baja Karakteristik Golongan Bahan Pangan
Tabel 3. Jenis-jenis enamel kaleng dan penggunaannya. Bahan dasar Enamel buah Buah-buahan berwarna gelap dan buah-buahan lain yang memerlukan perlindungan terhadap garam metal Oleoresin Enamel C Jagung, kacang polong dan bahan pangan lain yang mengandung senyawa belerang termasuk bahan pangan yang berasal dari laut Oleoresin dengan pigmen seng oksida yang disuspensikan Enamel jeruk Produk-produk dari jeruk dan konsentrat Oleoresin yang dimodifikasi Enamel makanan laut Produk-produk dari ikan dan pasta daging Phenol Enamel daging Daging dan produk-produk dari daging Epon yang dimodifikasi dengan pigmen aluminium Enamel susu Susu, telur dan produk-produk lain dari susu Epon Enamel minuman tidak berkarbon Sari sayuran, sari buah berwarna merah, buah-buahan yang sangat korosif, minuman yang tidak mengandung gas karbon Sistem dua lapis yang terdiri dari oleoresin yang dilapisi lagi dengan vinyl Enamel bir Bir dan minuman penyegar yang mengandung gas karbon Sistem dua lapis yaitu oleoresin atau polibutadiena yang dilapisi lagi dengan vynil
Gambar 1. Lapisan-lapisan pada plat kaleng Bagian Luar Bagian Dalam Timah Timah + Besi Baja (± 98 %) Enamel
Gambar 2. Operasi penutupan pertama
Gambar 3. Operasi penutupan kedua
Gambar 4. Atribut dan Dimensi Double Seam f g h i Dimensi Double Seam : d. Overlap Length (OL), e. End Hook Length (EH), f. Body Hook Length (BH), g. Countersink Depth (CD), h. Seam Thickness (ST), i. Seam Length (SL) Atribut Double Seam : . Actual overlap, . Internal body hook length, . Internal seam length
Proses pembuatan kemasan kaleng : Aluminium dan Paduannya : Pemotongan bahan kemasan sesuai dengan ukuran badan kaleng, kemudian dilakukan proses penutupan badan dam tutup kaleng dengan double seam, interlock atau solder Aluminium dan Paduannya : Aluminium dan paduannya merupakan kemasan fleksibel atau semi fleksibel, seperti : bentuk-bentuk foil atau collapsible tube Aluminium sebagai bahan kemasan tidak dapat disolder
Dua metoda untuk mendapatkan bentuk yang diiginkan : Impact Extrution : Lembaran aluminium berbentuk lingkaran dengan ketebalan 2,5 – 5,0 mm dan diameter sesuai dengan ukuran yang diinginkan dibentuk cekungan, hasilnya 2 pieces can Drawing/Stamping : Pemotongan lembaran aluminium sesuai dengan ukuran body, tutup bagian atas dan bawah sesuai dengan ukuran diameter badan, kemudian ketiga bagian saling dikaitkan, hasilnya 3 pieces can (tanpa solder)
Diameter Max. Tutup Bawah (cm) Wadah Komposit Umumnya berbentuk kaleng dan merupakan hasil gabungan dua atau lebih bahan kemasan : plastik, aluminium foil, papan kertas bergelombang atau logam Tabel 4. Ukuran standar kaleng komposit 19,70- 19,94 17,04 17,53 – 17,58 14,21 – 14,32 10,33 9,86 – 9,88 10,87 – 10,92 14,06 – 14,17 12,28 – 12,38 6,95 6,49 – 6,51 7,44 – 7,49 9,79 – 9,88 5,64 Tinggi (cm) Diameter Max. Tutup Bawah (cm) Diameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm)
Gambar 4. Penampang melintang badan kaleng komposit Bagian Dalam 1 2 3 4 Bagian Luar Keterangan : . Plastik PE . Aluminium Foil . Kertas Kraft . Art Paper Gambar 4. Penampang melintang badan kaleng komposit
Spiral-wound Convolute-wound Lam-seam Gambar 5. Jenis badan kaleng komposit menurut cara pembuatannya