Perilaku Birokrasi, Budaya Organisasi Birokrasi dan Penataan Organisasi Kelompok : 1. Dicky Setya Abdi 115030100111108 2. M Edy Dwi Laksono 115030101111015 3. Abi Ridho Wicaksono 115030107111015 4. Ula Jamilatul S 115030107111013 5. Panji Akbar 115030107111048
Latar Belakang Perilaku Organisasi Dalam hakikatnya birokrasi seakan hanya dijalankan oleh pejabat eksekutif saja, padahal semestinya aktor birokrasi juga harus melibatkan peran swasta dan masyarakat. Dampak perilaku pejabat negara terjadi karena pengaruh atas perilaku manusia berasal dari lingkungannya Budaya Organisasi Budaya birokrasi, pada umumnya memiliki karakteristik yang sama, dimana badan – badan pemerintah dikelola dengan cara hirarki yang berlapis-lapis dan disusun secara birokratis, serta biasanya memiliki monopoli. Setelah pembenahan budaya organisasi, penataan organisasi modern juga dibutuhkan dalam penataan organisasi yang di rangkaikan dengan penjelasan orientasi fungsi organisasi pemerintahan
Bagaimanakah perilaku birokrasi organisasi di pemerintahan? Rumusan Masalah Bagaimanakah perilaku birokrasi organisasi di pemerintahan? Bagaimanakah kondisi budaya organisasi birokrasi di aparatur negara? Bagaimanakah implementasi prinsip-prinsip organisasi modern dan fungsi organisasi di dalam pemerintahan?
Untuk mengetahui perilaku birokrasi organisasi di pemerintahan Tujuan Untuk mengetahui perilaku birokrasi organisasi di pemerintahan Untuk mengetahui kondisi budaya organisasi birokrasi di aparatur negara Untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip organisasi modern dan fungsi organisasi di dalam pemerintahan
Perilaku Dalam Organisasi Birokrasi Pemahaman atas perilaku orang dalam organisasi, telah menjadi semakin penting sebagai urusan manajemen, seperti produksivitas karyawan, kualitas kerja, ketegangan mental dan rintisan karier. Dengan melalui pendekatan dan cara kerja yang lebih kreatif dan inovatif , memiliki jiwa enterpreneur, Serta memiliki fleksibiltas tinggi di yakinkan bahwa hal tersebut birokrasi akan menjadi lebih berorientasi pada kepentingan publik. Perilaku pagawai secara otomatis ditentukan oleh kebutuhan dan keinginan terhadapa sesuatu hal tertentu, yang akan diusahakan untuk bisa dicpainya. Dalam kajian ilmu administrasi sebagai ilmu politik, konsep ini sering disebut juga dengan istilah motivasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya moral (perilaku) pegawai dalam organisasi : 1. Pegawai merasa tidak tetekan karena pekerjaan yang diberikan oleh organisasi disukainya 2. Adanya hubungan harmonis antara pimpinan dan petugas yang bukan pimpinan, khususnya pimpinan kerja yang setiap harinya berhubungan dengan para pekerja bawahannya 3. Bila pegawai juga memperoeh kepuasan ekonomis atau kepuasan material lainna sebagai pembalasan terhadap jerih payah yang telah dikeluarkannya 4. Kepuasan para pegawai terhadap tugas dan pekerjaannya yang diserahkan kepadanya. 5. Adanya ketegangan mental dan jaminan hukum seta kesulitan fisik selama dalam pekerjaan maupun diluat jam kerja. 6. Apabila pegawai bermanfaat atas tujuan organisasi yang secara bersama sama akan diwujudkan oleh para pegawai.
Budaya Organisasi Birokrasi Budaya organisai adalah sistem pengertian yang diterima secara bersama. Karakteristik utamanya adalah inisiatif, individual, toleransi terhadap resiko, arah (direction), integrasi, dukungan manajemen. Berikut ini perbedaan-perbedaan dalam budaya berorganisasi ; Budaya Baru Budaya Lama Berfokus pada cara sesuatu harus dapat menjadi lebih Berfokus pada cara sesuatu di masa lampau Bertugas pada membantu pelanggan atau pemberi jasa dan memecahkan masalah-masalah mereka Berfokus pada mengoperasikan sistem dan siap untuk menyatakan tidak Peduli pada pelanggan dan kebijakan politik Peduli pada peraturan yang sedang berlaku dan keahlian- keahlian teknis Berfokus pada nilai biaya netto Berfokus pada volume dan biaya input Peduli pada orang dan hubungan kerja Peduli pada peran dan tanggung jawab
Budaya organisasi akan mencakup fungsi-fungsi manajerial dan karakteristik organisasi, dimana budaya yang hidup, dalam setiap organisasi mencerminkan keadaan perencanaan, pengoorganisasian, kepemimpinan dan kegiatan pengendalian manejerial. Dengan demikian, budaya organisasi bukanlah merupakan kenyataan yang bisa ditanamkan dan dikembangkan. Budaya organisasi biasanya berjalan secara turun-temurun dalam kehidupan organisasi, akan tetapi nilai-nilai itu dapat berubah manakala kehendak politik (political will) dari pemerintah maupun pimpinan setiap unit kerja menghendaki perubahan nilai suatu organisasi yang lebih sehat dan efektif. Ada beberapa sebab yang menuntut perubahan budaya dalam suatu organisasi yaitu : Perubahan pada faktor internal organisasi sebagai kosekuensi perkembangan faktor -faktor eklsternal organisasi Terjadi penurunan produktifitas kerja pegawai Organisasi menghadapi kompetisi yang berat dari luar organisasi
Implementasi prinsip-prinsip organisasi modern dan fungsi organisasi Prinsip-Prinsi Organisasi Modern Adanya pemberian kewenangan pemerintahan yang luas kepada daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, membawa konsukuensi di lakukannya penataan kelembagaan pemerintah baik di pusat maupun di daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) dimana organisai pemerintah di tata sesuai dengan kewenangan yang ada di samping di sesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masing-masing daerah sesuai dengan beban tugas yang ada melalui perinsip-perinsip organisasi moderen, sehingga dapat di kembangkan dan dapat pula di lakukan perampingan baik dengan mengurangi jumlah pembidangan maupun tingkat hirarki.
Visi dan misi yang jelas Organisai Flat atau datar Sejalan dengan uraian diatas, dalam konteks birokrasi webber sebagaimana dikutip Osborne dan Plastrik menyimpulkan prinsip-prinsip di bentuknya birokrasi baru, yaitu : Birokrasi tersentralisasi dan herarkis Birokrasi di tuntun oleh aturan Birokrasi menggunakan proses-proses administratif Nirwandar menjelaskan bahwa dalam daerah di harapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip organisasi moderen, diantaranya yaitu : Visi dan misi yang jelas Organisai Flat atau datar Organisasi Ramping
Orientasi Fungsi Organisasi Pemerintahan Konsep fungsi organisasi pemerintahan dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan, antara lain adalah sebagai berikut : Dasar rasional pengorganisasian. Dinyatakan secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perencanaan organisasi Standart pelaksanaan. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini akan memberrikan standart langsung bagi penilaiian peaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi Sumber motivasi. Tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan. Dalam hal ini memberikan intensif bagi para anggota
Kesimpulan Pemahaman atas perilaku orang dalam organisasi, telah menjadi semakin penting sebagai urusan manajemen, seperti produksivitas karyawan, kualitas kerja, ketegangan mental (stress) dan rintisan karier. Skiner berasumsi bahwa pengaruh atas perilaku manusia berasal dari lingkungannya. Karena yang harus dijadikan fokus adalah situasi, bukan perbedaan individu. Selain itu, Budaya birokrasi, pada umumnya memiliki karakteristik yang sama, dimana badan – badan pemerintah dikelola dengan cara hirarki yang berlapis-lapis dan disusun secara birokratis, serta biasanya memiliki monopoli