KRITERIA KAUSALITAS (KRITERIA HILL) Erni Yusnita Lalusu, SKM, M.Kes
Hasil uji statistik adalah angka …… dan kemaknaan bergantung pada peneliti……….
kriteria kausalitas yang hingga kini masih sering digunakan sebagai rujukan adalah “9 kriteria yang disampaikan oleh Sir Austin Bradford Hill,--------- KRITERIA HILL” Temporal Causa-effect Kekuatan Hubungan Bertalian Konsistensi Respon Dosis Khusus Layak Biologis Analogi Bukti Percobaan
KEKUATAN HUBUNGAN Hill (1965) mengutip hasil monumental dari John Snow pada abad 19 dimana wabah kholera di Inggris menyebabkan 71 kematian setiap 10.000 penduduk yang air minumnya disupplai oleh Southwark and Vauxall Company sedangkan kematian karena Kholera pada penduduk Inggris yang air minumnya disuplai oleh Lambeth Company hanya 5 kematian per 10.000 penduduk. Kita bisa melihat bahwa tingkat kekuatan hubungan kausalitas diantara kedua perusahaan tersebut terkait dengan kematian akibat Kholera berbeda signifikan sekitar 14 kali lebih tinggi pada penduuk yang air minumnya disupplai oleh Southwark and Vauxall Company Kekuatan hubungan antara variabel dapat dilihat pada nilai RR (study Prospektif), OR (study kasus-kontrol) dan nilai p masing-masing study.
TEMPORAL Suatu faktor atau variabel harus mendahului outcome variabel yang diasumsikan menjadi efek dari faktor atau variabel awal tadi. Hill (1965) menganalogikan kriteria temporality ini dengan "mana gerobak mana kudanya" apakah kuda yang menarik gerobak atau gerobak yang menarik kuda?. Seringkali saya temui skripsi atau penelitian didepartemen tertentu karena sangat sukanya dengan desain Case Control lupa bahwa salah satu faktor terpenting untuk penelitian case-control adalah melihat riwayat seseorang terhadap paparan yang dianggap menyebabkan outcome penyakit. Sebagai contoh untuk melihat pengaruh asupan energi pada desain case control obesitas pada Balita anak tentu tidak menggunakan Food Recall 24 jam. Karena Food recall adalah untuk memotret gambaran masa kini, sedangkan outcome obesitas sudah terjadi, sehingga dari segi temporality harus dilihat bahwa pengukuran asupan makanan harus mendahului kejadian obesitas. FFQ atau semi quantitative FFQ mungkin lebih cocok untuk kasus diatas.
Biological gradient / RESPON DOSIS Seringkali kita memahami kriteria ini sebagai dose-response relationship. Semakin tinggi dosis obat/intervensi/paparan diberikan semakin tinggi atau bahkan semakin rendah outcome yang didapatkan. Contoh: semakin tingginya mengkonsumsi bahan makanan goitrogenik semakin menurun pula kadar yodium dalam darah mencit walaupun diberikan makanan berupa singkong dioles garam beryodium dengan standard SNI.
Coherence / BERTALIAN Suatu hasil penelitian dikatakan koheren/bertalian apabila tidak bertentangan dengan fakta / kenyataan yang sudah umum terjadi. Hubungan yang terjadi sesuai dengan logika dan fakta mengenai penyakit tsb. Contoh: Hubungan konsumsi kopi dan kanker paru. Hubungan ini dikatakan memenuhi kriteria koheren karena pada kenyataannya orang yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi, cenderung mempunyai kebiasaan mengkonsumsi rokok sebagai faktor pencetus kanker. Selain itu juga orang yang mempunyai kebiasaan tersebut senderung untuk tidak mengkonsumsi buah- buahan / sayuran sebagai faktor protectif.
KONSISTEN Kejadian yang sama akan berulang pada penelitian lain (waktu, tempat dan subjek yang berbeda) Menurut Hill (1965) konsistensi terhadap suatu hasil uji kausalitas harus dapat ditemukan ketika penelitian itu dilakukan pada orang, tempat, kondisi dan waktu yang berbeda. Selain itu, konsistensi hasil yang sama menggunakan desain penelitian yang berbeda juga akan memperkuat penerimaan atas kausalitas. CONTOH: apakah OR yang dihasilkan dari suatu retrospective study (ex.case control dengan melihat riwayat kebiasaan merokok pada penderita kanker paru dan non penderita) memiliki hasil yang sama ketika dilakukan penelitian untuk melihat variabel yang sama pada populasi yang lain dengan metode prospective studi (ex. cohort dengan mengikuti apakah perokok dan non perokok akan menderita panker paru atau tidak).
Plausibility / LAYAK BIOLOGIS Suatu hubungan kausalitas yang didapatkan secara statistik harus dapat dijelaskan dengan pengetahuan yang ada saat ini, berupa penjelasan secara biologis. Contoh: Asosiasi terbalik yang diamati dari asupan apel dengan risiko kanker paru. Asosiasi/kausalitas ini dapat dijelaskan karena telah sesuai dengan konsep biologi, dimana apel banyak mengandung senyawa Flavonoid yang secara biologis bersifat antioksidan. Hubungan atau pengaruh diameter jempol kaki dengan vitalitas pria; jika diuji ada hubungan atau pengaruh yang signifikan; namun secara fisiologis penjelasan ilmiah belum ada, hal ini akan menyebabkan konsep kausalitas tersebut ditolak. Terkadang hasil yang didapat adalah sesuatu yang sifatnya "baru" genuine dan belum diterima, sebagaimana contoh abad pertengahan tentang teori Heliosentris oleh Nicholas Copernicus yang akhirnya harus mati dibakar karena dianggap "dukun". Namun bagaimanapun juga, setelah bukti dan fakta tentang Heliosentris lebih kuat daripada Geosentris maka kebenaran bisa ditegakkan
Specificity / KHUSUS Suatu variabel jika secara terbatas pada pekerja tertentu, pada lingkungan tertentu dan menyebabkan suatu penyakit tertentu serta tidak ada variabel lain yang diduga menyebabkan penyakit itu maka variabel tersebut bisa dikatakan memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi dan dapat dikatakan memiliki kausalitas yang tinggi. Satu penyebab untuk satu penyakit
ANALOGI Jika suatu kausalitas sudah ada sebelumnya pada kondisi yang relatif sama, maka hasil penelitian yang memiliki karakteristik hampir sama dapat dianalogikan memiliki tingkat kausalitas yang sama pula. Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat serupa. Contoh: Hasil penelitian pada beberapa sub klas antioksidan menunjukkan efek anti oksidan, sehingga
BUKTI PERCOBAAN Jika suatu hasil penelitian berasal dari desain yang sifatnya experiment seperti Lab. experiment, Randomized Controlled trial dan meminimalisir confounding factor yang ada; kemungkinan kausalitas akan menjadi lebih besar.
End....