FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KEBIJAKAN HUTANG Tugas Kelompok III : Ismanuddin Berutu P2C214020 Wawan Novianto P2C214009 Mutia Kartika Sari P2C214036 Azimnayanti P2C214051 Fidyos Vera Fidhin P2C214055 Agil Muharya P2C214033 MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI
Daftar isi : 1 Pengertian 2 Fenomena Penelitian 3 Research Gap 4 Tujuan Penelitian 4 Metode Penelitian 5 Kesimpulan dan Mapping Jurnal 7 Hasil Penelitian 6
PENGERTIAN
Pengertian Hutang Munawir (2007:18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Rudianto (2008:292) mendefinisikan hutang adalah kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang/jasa/barang di masa mendatang kepada pihak lain, akibat transaksi yang dilakukan di masa lalu.
Empat Alasan Penggunaan Hutang Adanya manfaat pajak (mengurangi beban pajak penghasilan) atas pembayaran bunga pinjaman. 2. Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah dari pada transaksi saham baru 3. Lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang dari pada pendanaan saham. 4. Kontrol manajemen akan lebih besar dengan adanya hutang baru dari pada saham baru.
Jurnal Penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011). 3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007) 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
FENOMENA PENELITIAN
Fenomena Penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan hutang karena dengan penggunanaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut karena mengandung resiko yang tinggi, fenomena tersebut membuat peneliti termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang untuk perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Fenomena Penelitian 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011). Manajer memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham. Pemegang saham berkeinginan pengembalian yang tinggi, sedangkan manajer takut bila memberikan dividen tinggi secara berkelanjutan dan harus melakukan keputusan pendanaan jangka panjang akan berdampak kekurangan uang dalam perusahaan untuk kegiatan operasional. Alternatif yang dapat di gunakan oleh pemilik dan manajer untuk pendanaan jangka pajang dapat dilakukan dengan peningkatan hutang. Tingkat hutang perusahaan akan berdampak pada nilai perusahaan, seberapa besar dampak tersebut merupakan daya tarik untuk dilakukan penelitian.
Fenomena Penelitian Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007) Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Penelitian mengenai hubungan kepemilikan manajerial dengan keputusan bisnis manajer telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun para peneliti menemukan hasil yang berbeda, karena perbedaan hasil penelitian tersebut maka menarik untuk diteliti kembali apakah memang benar ada perbedaan dalam pengambilan keputusan bisnis antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dengan perusahaan yang dikelola oleh manajer yang bukan sekaligus pemegang saham.
Fenomena Penelitian 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi. Ekuitas atau Modal adalah harta kekayaan pertama kali yang harus dimiliki pengusaha sebelum melakukan usahanya. Idealnya perusahaan boleh melakukan pendanaan hutang jika dia memiliki modal yang cukup mapan. Namun dengan peningkatan hutang tersebut tentu akan menyertai risiko-risiko yang mengikutinya termasuk risiko likuiditas, karena perusahaan harus menyediakan cash untuk membayar cicilan pokok maupun atas bunga dari fasilitas hutang yang di terima oleh perusahaan. Namun seberapa besar perusahaan yang menganggap mempunyai likuiditas cukup itu baik. Adakah perusahaan yang bahkan mengalami defisiensi modal mampu melakukan pendanaan utang. Suatu hal yang tidak masuk akal, namun mungkin saja terjadi di perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
RESEARCH GAP
Research Gap Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
Research Gap Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
Research Gap 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011).
Research Gap 3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007)
Research Gap 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan deviden, struktur asset, profitablitas, pertumbuhan perusahaan, dan risiko bisnis terhadap kebijakan hutang perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011). Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh kebijakan deviden, pengaruh profitabilitas, pengaruh pertumbuhan penjualan, pengaruh pertumbuhan total aktiva terhadap kebijakan hutang perusahaan dan pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. .
Tujuan Penelitian 3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007) Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan dan pengaruh kepemilikian manajerial terhadap kinerja perusahaan serta pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan antara perusahaan dengan kepemilkan manajerial dan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial.
Tujuan Penelitian 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi. Pada penelitian ini peneliti akan menyelidiki pengaruh ekuitas terhadap kebijakan utang. Peneliti hanya meneliti perusahaan yang memiliki ekuitas yang positif. Ekuitas positif berarti perusahaan cukup bisa bertahan mengendalikan biaya operasional perusahaan. Selain itu, peneliti juga ingin menyelidiki peran masyarakat terhadap kebijakan utang. peran masyarakat ini diwakili oleh manajemen dan pemegang saham yang memiliki otoritas penuh terhadap pendanaan utangnya. Apakah tingkat ekuitas yang positif tersebut mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan melakukan kebijakan hutang atau adakah kebijakan lainnya yang diambil oleh manajemen dan pemegang saham.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)
Metode Penelitian 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011).
Tujuan Penelitian 3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007)
Tujuan Penelitian 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia – Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kepemilikan saham oleh insider dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam perusahaan, sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan berdasarkan atas keinginannya sendiri. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Harjito dan Nurfauziah (2006) dan Wuryaniningsih (2004). Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang Semakin tinggi kepemilikan institusional maka keberadaan investor institusional untuk memonitor perilaku manajemen akan semakin efektif. Adanya monitoring yang efektif oleh investor institusional menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai salah satu alat monitoring agency cost sudah diambil ahli oleh investor institusional. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Masdupi (2005), Junaidi (2006) dan Wahidahwati (2001).
Hasil Penelitian Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Peningkatan dividen akan menurunkan penggunaan jumlah hutang yang ada di dalam suatu perusahaan. Dalam konteks masalah agensi, mekanisme pembayaran dividen dapat digunakan untuk menggantikan peranan hutang dalam pengawasan masalah agency, namun hubungan tersebut tidak berjalan secara efektif, sehingga kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Harjito dan Nurfauziah (2006) dan Wahidahwati (2001). Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi jumlah fixed asset dalam total asset perusahaan maka akan semakin mempermudah perusahaan untuk mendapatkan hutang karena fixed asset tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan bagi kreditur. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Masdupi (2005), Harjito dan Nurfauziah (2006), Wahidahwati (2001)
Hasil Penelitian Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin rendah hutang yang digunakan untuk kegiatan pendanaan. Hal ini berkaitan dengan pecking order theory, yang menyatakan bahwa dalam kegiatan pendanaan perusahaan akan menggunakan dana internal yang berasal dari retained earnings terlebih dahulu baru kemudian menggunakan dana eksternal (hutang dan ekuitas). Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup melalui retained earning. Hasil penelitian ini konsisten dnegan penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) serta tidak konsisten dengan hasil penelitian Masdupi (2005) dan Bukhori (2005) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan banyak dana. Salah satu cara untuk memenuhi dana tersebut adalah melalui hutang. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Supriyanto dan Falikhatun (2008), Frensidy dan Setyawan (2007) dan Saidi (2004) serta tidak konsisten dengan hasil penelitian Murni dan Andriana (2007).
Hasil Penelitian Bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini disebabkan karena tingkat risiko bisnis perusahaan merupakan suatu keadaan yang sulit untuk diukur atau ditentukan secara pasti. Hasil penelitian ini konsisten dengan Saidy (2004) serta tidak konsisten dengan hasil penelitian Harjito dan Nurfauziah (2006), Yuniningsih (2003), Junaidi (2006) dan Wahidahwati (2001).
Hasil Penelitian 2. Determinan tingkat hutang serta hubungan tingkat hutang terhadap nilai perusahaan : Perspektif pecking order theory – Vivi Ariyani dan Winda Susanto (2011). Hasil penelitian ini menemukan bahwa dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini tidak mendukung penelitian terdahulu dari penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007), Baskin (1989): Adedeji (1998); Mahadwartha dan Hartono (2002). Dan konsisten dengan hasil penelitian Amirya & Atmini (2008) karena perusahaan harus membayar dividen secara berkelanjutan dan membiayai biaya operasional sehingga membutuhkan dana yang besar. Dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Profitabilitas (PROFT) berpengaruh signifikan terhadap leverage (LEVR). Profitabilitas berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap kebijakan hutang hal ini konsisten dengan hasil penelitian Supriyanto dan Falikhatun (2008), dan Juniati (2010), serta tidak konsisten dengan pelenilitian Amirya & Atmini (2008). Demikian halnya dengan hasil penelitian Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) tidak konsisten.
Hasil Penelitian Hasil penelitian pengaruh pertumbuhan penjualan (SALES) berpengaruh signifikan terhadap leverage (LEVR) terdukung dengan arah positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Pujiani dan Prasetiono (2012), Supriyanto dan Falikhatun (2008), Sartono (2001) dalam Supriyanto dan Falikhatun (2008), dan Juniati (2010) artinya menemukan bahwa semakin meningkat penjualan maka semakin bertambah pula penggunaan hutang karena perusahaan dengan penjualan relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula maka dapat menggunakan hutang yang lebih besar, ini juga didukung juga penelitian dari Pandey (2001) serta Kusuma dan Roekhudin (2004) dalam Supriyanto dan Falikhatun (2008). Dan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Amirya & Atmini (2008). Pertumbuhan total aktiva (ASSETS) berpengaruh signifikan terhadap lavarage (LEVR) tidak terdukung dengan arah positif. Arah positif sesuai dengan penelitian Amirya dan Atmini (2008) serta penelitian Baskin (1989), Chang dan Rhee (1990) dalam Kaaro (2001) dalam Amirya dan Atmini (2008). Artinya pertumbuhan total aktiva mencerminkan horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan total aktiva berpengaruh positif berarti bila tingkat pertumbuhan total aktiva tinggi maka perusahaan menggunakan tingkat hutang untuk membiayai kebutuhan dana internal.
Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan kebijakan hutang perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu Amirya dan Atmini (2008) yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan Perusahaan. Penerapan Pecking Order Theory dalam perusahaannya akan menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba sedangkan tahun 2010 dan 2011 terjadi pergerakan inflasi yang tiba-tiba sebesar 6,96% dan 3,79% (www.bi.co.id) membuat perusahaan kesulitan mengikuti pergerakan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugiaan dan kosongnya kas perusahaan. Kas perusahaan yang kosong membuat perusahaan sulit untuk membayar biaya operasional dan dividen. Salah satu cara menanggulangi kesulitan perusahaan ini dengan berhutang atau mengeluarkan obligasi. Hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor karena tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan meningkat. Artinya kebijakan hutang perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Tujuan Penelitian 3. Kepemilikan manajerial : kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan - Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2007) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang Pada penelitian ini membuktikan terdapat perbedaan kebijakan hutang antara perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Rata-rata skor variabel kebijakan hutang, perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibanding dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial menguatkan bukti bahwa seorang manajer sekaligus pemegang saham lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan hutang. Manajer tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan antara kepemilikan manajerial dengan debt rasio yaitu: Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mendelker (1987), Mehran (1998) dalam Wahidahwati (2002), Soliha dan Taswan (2002), Brailsford (1999), Moh’d, 1998 dalam Wahidahwati (2002), Wahidahwati, (2002), dan Mahadwartha (2003).
Tujuan Penelitian Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kenerja perusahaan Rata-rata kinerja perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan kepemilikan manajerial adalah sama saja meskipun rata-rata kinerja perusahaan yang dikelola manajer sekaligus pemegang saham lebih baik tapi tidak berpengaruh secara signifikan. Rasa memiliki manajer atas perusahaan sebagai pemegang saham tidak cukup mampu membuat perbedaan dalam pencapaian kinerja dibanding dengan manajer murni sebagai tenaga professional yang digaji perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian Mudambi (1995), Kumar (2004), Coles (2002) yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen mempengaruhi kinerja perusahaan.
Tujuan Penelitian Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Terdapat perbedaan nilai perusahaan antara perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dibanding perusahaan dengan kepemilikan manajerial terbukti. Nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial lebih baik dibanding dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Manajer yang sekaligus pemegang saham terbukti akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat pula. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Soliha dan Taswan (2002) yang menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara kepemilikan menajerial dengan nilai perusahaan.
Hasil Penelitian 4. Analisa ekuitas terhadap penentuan pendanaan hutang pada perusahaan manufactur di Indonesia studi kasus mempublik di BEJ periode 2008-2012- Endang Kartini Panggiarti, Nuwun Priyono, Lucia Rita lndrawati Dosen Tetap Fakultqs Ekonomi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat ekuitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang dapat diterima secara signifikan. Perusahaan masih tetap menjaga agar ekuitas tetap efisien sehingga membatasi pendanaan utang. Karena ada juga beberapa perusahaan yang mengalami masalah dengan pendanaan utang, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami defisiensi ekuitas.
Hasil Penelitian Sedangkan tingkat kepemilikan manajemen dan tingkat kepemilikan pengendali tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Kebutuhan pendanaan operasional perusahaan banyak yang didanai oleh pendanaan ekuitas dari pada pendanaan utang. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga yang besar yang membuat manajemen harus mengembalikan pokok hutang beserta bunganya. Selain itu jika terjadi konflik tentang pendanaan hutang akan membuat likuiditas perusahaan terancam, yang akibatnya mungkin saja terjadi defisiensi. Daya tarik masyarakat ini diproksikan atau diwakilkan oleh tingkat kepemilikan manajemen dan tingkat kepemilikan pengendali. Berdasarkan penelitian diatas, yang ditunjukkan dengan tidak diterimanya H2 (kepemilikan manajemen), dan H3 (Kepemilikan pengendali), berarti masyarakat pada umumnya tidak tertarik pada perusahaan yang memiliki hutang. Atau tingkat kepernilikan manajemen dan pengendali tidak berpengaruh signifikan terhada rasio hutang.
Mapping Jurnal - - - + + - + + - + + - - + + - Variabel independent (Jurnal 1, 2, 3 & 4) Kepemilikan Manajerial - Kepemilikan Institusional - Kebijakan Deviden + Variabel Dependent Jurnal 2 Struktur Asset + - Tingkat Hutang & Nilai Perusahaan Profitabilitas + Kebijakan Hutang + Pertumbuhan PerusahaanAudit - Risiko Bisnisl Variabel Independent Jurnal 3 Variabel dependent Jurnal 1 - 4 + Pertumbuhan Penjualan + Pertumbuhan Total Asset - Keputusan Pendanaan - Kinerja Perusahaanm + Nilai Perusahaan + Tingkat Ekuitas - Tingkat Kepemilikan Pengendali
TERIMA KASIH