The Family
Question: Kok Masih Mengemut Jempol? Oleh Anjani, Banjarmasin January, 2010
Ibu Rose Mini yang baik, saya mau bertanya kenapa anak saya sampai saat ini masih senang memasukkan jempolnya ke mulut, terutama saat tidur. Padahal dia sudah berusia 4,5 tahun. Saya juga mendapat laporan dari guru TK-nya kalau anak saya tersebut tergolong pendiam di sekolah. Q:
Apakah ini ada kaitannya dengan pendidikan keras dari ayahnya? Kebetulan suami saya berwatak keras dan selalu ingin menegakkan disiplin. Q:
Anehnya, anak sulung saya yang berusia 6 tahun justru sebaliknya. Ia kok sering membangkang di sekolah, dan saya juga beberapa kali memperoleh laporan dari guru di sekolahnya tentang perilaku agresif anak saya kepada anak lainnya. Padahal di rumah anak saya itu penurut. Q:
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Ibu Anjani yang baik, apa yang menjadi pertanyaan ibu, sebenarnya banyak pula dihadapi oleh orang tua lainnya. Aktivitas menghisap jempol memang refleks yang biasa terjadi pada anak. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan yang dikemukakan oleh seorang ahli psikologi, Sigmund Freud yang menyatakan bahwa usia 0-2 tahun merupakan fase oral dimana anak mencari kepuasan lewat mulutnya.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Kondisi ini umumnya berakhir ketika anakmemasuki usia 2-3 tahun. Walaupun anak ibu sudah memasuki usia 4,5 tahun, namun ibu tidak perlu khawatir, karena apa yang dilakukan anak ibu biasanya bertujuan untuk mencari kenyamanan, apalagi hal ini biasa dilakukannya menjelang tidur. Sama halnya dengan anak-anak yang mencari kenyamanan dengan cara memilin-milin rambut atau memegang-megang telinga menjelang tidur.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Untuk mengalihkannya, ibu dapat menggantinya dengan aktivitas lain yang juga dapat membuatnya nyaman, seperti membacakan dongeng sebelum tidur.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Terkait dengan sikap si kecil yang pendiam dan bertolak belakang dengan kakaknya, sebenarnya dapat dipahami sebagai perbedaan individu. Perlu ibu pahami bahwa setiap anak berbeda. Pola pengasuhan yang sama dari orang tua terhadap anak, belum tentu akan memberikan dampak yang sama pula terhadap anak.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Untuk mendapat kedisiplinan memang tidak dapat dilakukan dengan cara yang “keras”. Mendidik anak dengan cara yang “keras”, seperti membentak atau menghukum secara fisik cenderung membuat mereka menjadi tidak percaya diri, tertutup, atau justru memberontak.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Dalam hal ini, ibu dan suami dapat mencoba menerapkan pola pengasuhan induction. Pola pengasuhan induction ditandai dengan adanya penjelasan dari orang tua kepada anak mengapa suatu tindakan tidak diperbolehkan dengan penekanan pada akibatnya terhadap orang lain.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Misalnya, ketika menasihati si sulung agar tak menyakiti temannya, maka perlu dijelaskan padanya alasan mengapa hal itu tidak diperbolehkan. Dengan demikian, terjadi komunikasi yang timbal balik antara orang tua dan anak. Pola ini dapat membuat anak lebih memahami sebab dan akibat dari tindakannya.
Answered by DR. Rose Mini A Prianto, Dra, M.Psi Untuk memperkuat, dapat juga dikombinasikan dengan pemberian konsekuensi, misalnya mencabut hak menonton acara favoritnya di televisi jika ia melanggar aturan. Kesabaran dan konsistensi ibu dan suami sangat diperlukan agar hasilnya optimal.
Describe Uraian Kasus KAKAK Umur 6 tahun Di sekolah: sering membangkang dan agresif terhadap anak lain Di rumah: penurut ADIK Umur 4,5 tahun Di sekolah TK: pendiam Senang memasukkan jempol ke mulut, terutama saat tidur
Describe Uraian Kasus Pendidikan keras dari ayah yang berwatak keras dan selalu ingin menegakkan keadilan. Jenis kelamin anak; laki-laki atau perempuan Sikap ibu terhadap kedua anaknya Tindakan apa saja yang telah dilakukan oleh orang tua dan bagaimana anak menanggapinya Hal – hal yang TELAH dilakukan Hal – hal yang tidak dijelaskan
Describe Uraian Kasus Merupakan hal yang normal karena sesuai dengan teori Sigmund Freud (fase oral) dilakukan guna mencari kenyamanan Menyarankan menerapkan pola pengasuhan induction mengkombinasikan dengan pemberian konsekuensi sabar dan konsisten Tanggapan Psikolog
Explain Menjelaskan Parents, siblings, peers, and teachers are major agents of socialization. They may influence the child by directly teaching standards, rules, and values; by providing role models; by making attributions about the child; and by creating the environment in which the child lives. Ada kemungkinan lingkungan yang dihadapi kedua anak di rumah dan di sekolah berbeda atau bahkan bertolak belakang. Perbedaan tersebut mampu menjadi pemicu anak berkepribadian yang bertolak belakang pula saat berada di rumah dan di sekolah.
Explain Menjelaskan Parental control which goal is to teach self-regulation rather than continuing external control by the parents is necessary. Thus, discipline strategies that present alternatives and rely on reasoning are the most effective. Pendidikan keras yang dilakukan oleh ayah kedua anak tersebut harus bertujuan untuk meningkatkan self-regulation anak. Sejalan dengan tanggapan psikolog, anak harus diberikan pengertian yang tepat untuk setiap perilaku yang dia lakukan.
Explain Menjelaskan Authoritarian parenting was linked with the behavior of conflicted irritable children, who tended to be fearful, moody, and vulnerable to stressors. Baumrind proposed that these children often felt trapped and angry but also fearful of asserting themselves in a hostile environment. They were unfriendly and lacked self- confidence. Terlihat dari sikap Kakak yang menjadi pembangkang di sekolah dan sikap Adik yang mencari kenyamanan dari diri sendiri dengan menghisap jempol.
Predict & Control Mengubah Perilaku Perbedaan sikap yang drastis oleh kedua anak ini dapat diminimalisir dengan mengadakan pola pengasuhan yang penuh pengertian. Hal ini terutama dari si ayah yang menerapkan pendidikan keras dan juga berwatak keras. Disarankan dari pihak ayah menerapkan pola pengasuhan induction yang penuh dengan penjelasan. Ayah pun diharuskan memiliki kesabaran. Konsistensi diperlukan dalam pola pengasuhan dari kedua pihak ayah dan ibu.
Thank you