Pertemuan 6 AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya berbasis Akrual
Advertisements

PEMBINAAN PRA OLIMPIADE EKONOMI TINGKAT KOTAMADYA JAKARTA UTARA
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
SIKLUS AKUNTANSI.
BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI – WP BUT PASAL 9.
TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN dan PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Piutang Wesel/ Wesel Tagih (Notes Receivable)
PERSAMAAN AKUNTANSI.
TUGAS AKHIR “PENGARUH BESARNYA GAJI KARYAWAN TERHADAP PPH-21 KARYAWAN DI PT SONGO RUKEM” oLeH : Khoirun Nisa’ /
KLASIFIKASI BIAYA.
Pajak Penghasilan (Pph 21) perhitungan M-4
Pajak Penghasilan Final
INVESTASI JANGKA PANJANG (2) DAN UTANG JANGKA PENDEK
Perhitungan PPh 21.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
PAJAK PENGHASILAN Suranto, S.Pd, M.Pd.
Penyusunan laporan keuangan fiskal KOREKSI FISKAL
Pajak Penghasilan Pasal 21
Praktikum PPh 21 Pertemuan II.
Wesel dan promes Komp. Akt. Keuangan.
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
Pertemuan 4 AKUNTANSI ASET TETAP
HUtang dan Kewajiban Lain
Pertemuan 7 AKUNTANSI KEWAJIBAN TIDAK LANCAR BAGIAN 1
AKUNTANSI UNTUK PIUTANG
BAB 11 Akuntansi Hutang Accounting, 21st Edition Warren Reeve Fess.
Penyusunan laporan keuangan fiskal KOREKSI FISKAL
KREDIT PAJAK PENGHASILAN
Pajak Penghasilan Pasal 21
Hutang Pihutang Pajak Hutang Pajak Penghasilan
Materi 6 IKHTISAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG.
Neraca Komersial Per 31 Desember 2003
1 Matakuliah:F0452/Akuntansi Perpajakan Tahun: 2006 BIAYA UNTUK MENDAPATKAN DAN MENAGIH SERTA MEMELIHARA PENGHASILAN 2 PERTEMUAN: 11 bab 12.
Tax Planning PPH Pasal 21/26
Bab 5 Akuntansi untuk Perusahaan Dagang (Lanjutan)
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
Hutang Pihutang Pajak Hutang Pajak Penghasilan
PPh Pemotongan dan Pemungutan
CONTOH CONTOH PERHITUNGAN PPH PASAL 21
MODUL 4 PROSES PENYESUAIAN
Pengendalian Biaya Fiskal 6
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
Perpajakan PPh Pasal 26 Pertemuan ke-9.
Gaji dan Upah.
HUTANG JANGKA PENDEK.
Chapter 11 Kewajiban Lancar Chapter 11 Kewajiban Lancar
Sesi 9 Akuntansi Pajak - Piutang
Pertemuan PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
KEWAJIBAN LANCAR Adalah utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Pengertian beberapa istilah
Materi 6 Pengertian PPh Ps 23 Penghitungan PPh Ps 23
LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN
Orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
AKUNTANSI PAJAK UNTUK UTANG PAJAK Hafiez Sofyani, M.Sc.
Akuntansi Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN
PIUTANG AKUNTANSI PENGANTAR 2.
Penyesuaian akun-akun
5.
PERTEMUAN #3 PEMBUKUAN FISKAL
PERSEKUTUAN USAHA PEMBENTUKAN DAN OPERASI
HUTANG JANGKA PANJANG & HUTANG LANCAR
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Welcome Intermediate Accounting II
JURNAL PENYESUAIAN LANJUTAN….
Piutang Dagang dan Piutang Wesel
Akuntansi keuangan 2 Liabilitas jangka pendek Indira shofia S.E.,M.M.
Kewajiban Lancar dan Kontijensi
Transcript presentasi:

Pertemuan 6 AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR AKUNTANSI KEUANGAN Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Antasari Banjarmasin Oleh Hafiez Sofyani, SE., M.Sc. Pertemuan 6 AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR

TUJUAN PEMBELAJARAN Pengakuan Kewajiban Lancar Jenis-Jenis Kewajiban Lancar Pelaporan Kewajiban Lancar Penghasilan kotor karyawan Potongan (gaji dll) atas penghasilan karyawan Akuntansi Penggajian

Pengertian; Hutang merupakan kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang. Kewajiban tersebut muncul karena adanya transaksi yang dilakukan dengan pihak di luar perusahaan. Hutang Jangka Pendek dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: Hutang yang jumlahnya dapat dipastikan Hutang yang jumlahnya tidak dapat dipastikan (diperkirakan)

Jenis-jenis kewajiban lancar: Utang dagang Wesel berbunga Utang pajak Pendapatan diterima dimuka Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo Utang gaji karyawan

Utang dagang: Adalah jumlah yang harus dibayar kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Contoh: Dibeli persediaan barang dagang secara kredit (Periodik) sebesar Rp 1.000.000 Jurnal: Pembelian Barang Dagang 1.000.000 Hutang Dagang 1.000.000

Kewajiban jgk panjang yang jatuh tempo Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo merupakan bagian dari hutang jangka panjang yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Contoh: Neraca per 31 Mei PT ABC memiliki hutang jangka panjang sebesar Rp 250.000.000. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50.000.000 akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Maka pelaporan kewajiban dalam neraca PT ABC akan nampak sebagai berikut:

Jurnal dan pelaporan: Jurnal: Utang jangka panjang Rp 50.000.000 Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp 50.000.000 Pelaporan: Kewajiban lancar: Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp 50.000.000 Kewajiban jangka panjang Hutang jangka panjang Rp 200.000.000

Pendapatan diterima dimuka Pendapatan diterima dimuka merupakan kewajiban karena, perusahaan telah menerima uang dari pelanggan, tapi jasa atau barang dari perusahaan belum diberikan atau diserahkan. Contoh: PT ABC menerima uang muka sebesar Rp 480.000 untuk berlangganan majalah “Bola” selama 1 tahun pada tanggal 1 april 1990. Apr 1 Kas 480.000 Pendapatan diterima dimuka 480.000 Penerimaan uang muka sebesar 480.000 untuk 12 bulan Jadi per bulannya = 480.000 / 12 = 40.000

Pendapatan diterima dimuka (lanj...) Pada akhir tahun, 31 desember 1990 PT ABC akan mengakui pendapatan untuk 9 bulan ( 1 april s/d 31 desember = 9 bulan) Pendapatan diakui jika majalah “Bola” sudah diberikan kepada pelanggannya. Karena selama 9 bulan sudah diberikan, maka pendapatan diakui. Perhitungan pengakuan pendapatan selama 9 bulan: Per bulannya sebesar Rp 40.000 Rp 40.000 x 9 bulan = 360.000 Des 31 Pendapatan diterima dimuka 360.000 Pendapatan 360.000

Utang pajak: Utang pajak terjadi karena perusahaan secara Undang-undang wajib menyetorkan pajak kepada negara senilai besaran yang diatur. Contoh: Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan PT. ABC, diketahui jumlah pajak yang harusdibayarkan PT. ABC adalah senilai Rp 10.000.000,-. Jurnal: Beban pajak Rp 10.000.000,- Utang pajak (PPh...) Rp 10.000.000,- Ketika utang pajak dibayar oleh PT. ABC: Utang pajak (PPh...) Rp 10.000.000,- Kas Rp 10.000.000,-

Utang Wesel Jangka Pendek Merupakan alat pembelanjaan yang umum yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun. Contoh: Pada tanggal 1 Desember 1990 PT A membeli persediaan barang dagang sebesar Rp 2.000.000, dengan mengeluarkan wesel dengan tingkat bunga 12% per tahun, jangka waktu 60 hari: Jurnal pengakuan: 1 / 12 Pembelian Barang Dagang 2.000.000 Utang Wesel (jk Pendek) 2.000.000 Mengakui bunga wesel (penyesuaian bunga wesel): Perhitungan bunga: 2.000.000 x 12% x (30/360) = 20.000 dari tanggal 1/12 s/d 31/12 = 30 hari 31 / 12 Beban bunga 20.000 Hutang bunga 20.000

Jurnal Balik: 1 / 1 Hutang bunga 20.000 Beban Bunga 20.000 Pembayaran wesel; 30 / 1 Wesel Bayar 2.000.000 Beban bunga 40.000* Kas 2.040.000 *Perhitungan bunga: 2.000.000 x 12% x (60/360) = 40.000 dari tanggal 1/12 s/d 31/1 tahun berikutnya = 60 hari

Gaji dan upah Gaji dan upah yang diterima pegawai akan dikenakan pajak penghasilan dan biasanya ditarik dan disetorkan oleh pember kerja. Besarnya pajak penghasilan yang dikenakan tersebut diatur dalam UU nomor 10 tahun 1994 dan keputusan Dirjen Pajak nomor Kep- 02/PJ/1995. Pajak penghasilan dapat ditanggung oleh:  Perusahaan  Pegawai  Sebagian perusahaan, sebagian pegawai (Tergantung dari persepakatan kerja yang dilakukan antara pegawai dan perusahaan)

Penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap dapat terdiri dari: Penghasilan teratur seperti gaji, upah, honorarium, uang lembur, premi Penghasilan tidak teratur (penghasilan yang tidak tetap dan biasanya diberikan sekali saja dalam satu tahun) seperti bonus, tunjangan hari raya.

Yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan: Pembayaran asuransi dari perusahaan (asuransi kesehatan, kebakaran, jiwa dll Penerimaan dalam bentuk natura (kenikmatan perjalan cuti, kenikmatan pemakaian kendaraan bermotor milik perusahaan, dan kenikmatan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan dan penyelenggara Taspen serta tunjangan hari tua kepada badan penyelenggara Taspen dan Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.

Pengurangan-pengurangan penghasilan: Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yaitu: Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, dan setinggi-tingginya Rp 500.000 per tahun. Iuran yang terkait pada gaji kepada dana pensiun yang disetujui oleh Menteri Keuangan yang dibayar oleh pegawai.

Contoh: Diketahui, gaji karyawan (misalnya perusahaan hanya memiliki 1 orang karyawan) PT. ABC adalah Rp 2.000.000,- , iuran yang masih harus disetor oleh karyawan tersebut yakni iuran pensiuan Rp 25.500,- dan iuran Tunjangan Hari Tua (THT) Rp 5.000,- dan pajak karyawan tersebut Rp 8.975,-. Buatkan jurnalnya! Jurnal: Gaji dan upah 2.000.000 Kas 1.960.525 Iuran yang masih harus disetor 31.500 PPh 21 yang harus disetor 8.975

Semoga bermanfaat