BAB 3 AQIDAH, IMAN DAN TAUHID Siapakah Orang Beriman itu? Ma’rifatullah dan Metodenya Nafi-Itsbat 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Aqidah: Perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan. Iman: Sesuatu ang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisandan diamalkan dengan angota tubuh. Tauhid: Mengesakan Allah. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Dalil Fitrah Fitroh umat manusia Al-A’raf,7:172. As Sajdah,32:9 Siapakah ALLAH SWT? Al Hajj, 22:22-24 Yunus,10:12; 10:22 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Dalil Aqli Adanya ALLAH,bisa dibuktikan melalui perenungan diri dan alam semesta dengan menggunakan akal,berpikir menurut patokan cara berpikir (reasoning). Untuk lebih jelas lihat An Nahl, 12:10-18 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Dalil Naqli Manusia tetap memerlukan Dalil Naqli yang bersumber dari Al qur’an dan sunnah,untuk membimbing manusia agar tidak mengingkari ALLAH SWT (Al Hadiid, 57: 3; Ar Rahman, 55:26-27; Asy Syura, 42:11). ALLAH SWT mempunyai nama-nama yang disebut asmaul husna dan sifat-sifat yang ada di dalam Al Qur’an (Al A’raaf, 7:180). 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Siapakah Orang Beriman Itu? Orang yang imannya benar: Beriman kepada Allah Beriman kepada Rasul Lulus menghadapi ujian (yang menyenangkan maupun yang menyusahkan) Tidak ragu dalam beriman. Ketidakraguan dalam menyikapi datangnya ujian letaknya di hati dan terpantul dalam sikap dibuktikan dengan berjuang menggunakan harta dan jiwa di jalan Allah yaitu bersungguh-sungguh menggerakkan potensi menegakkan agama dengan misi dakwah yang didukung dengan taklim, ibadah, amal sosial dengan akhlak Rasulullah SAW 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Proses uji keimanan Orang beriman Datang ujian dari Allah Tahu bahwa imannya shodiq (benar) atau kadzib (dusta) 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Macam-macam Ujian Ujian yang tidak menyenangkan - Ditimpa bencana/musibah (QS.Al Hajj, 22:11) - Mendapat fitnah(QS.Al Ankabut, 29:10) - Kekurangan harta dan jiwa (QS.Al Baqarah, 2:155-157) Ujian kesenangan - Diberi karunia (QS.At Taubah, 9:75-77) - Mendapat harta di dunia (QS.Ali Imron, 3:186) 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Sikap manusia terhadap ujian Orang yang soleh. Bila Allah memberikan sebahagian karunia-Nya mereka akan bersedekah dan bila Allah mendatangkan musibah mereka akan senantiasa sabar dan tawakal. Orang yang selalu membelakangi kebenaran. Bila Allah memberikan sebahagian karunia-Nya mereka kikir dan berpaling dan bila Allah mendatangkan musibah mereka akan semakin menjauh. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Orang yang beriman diuji Allah (QS.Ali Imran,3:86) Menggunakan hartanya Menggunakan dirinya Menyikapi gangguan dari orang kafir kitabi Menyikapi gangguan dari orang kafir musyrikin 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Ma’rifatullah dan Metodenya Ma’rifatullah Ma’rifah = Pengenalan Allah 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Cara-cara Mengenal Allah Mengenal nama - namaNya Mengenal sifat – sifatNya Mengenal perbuatanNya Menggunakan akal untuk memperhatikan ciptaan – ciptaanNya Memperdalam ilmu 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Ilmu Ilmu digunakan untuk berfikir tapi harus tahu batas jangkauan Mengerti dan melaksanakan ilmu Ilmu yang ada di otak harus masuk ke dalam hati Ilmu yang dikehendaki adalah ilmu yang bermanfaat bukan ilmu yang menjadi tuntutan Ilmu mengantarkan manusia agar takut kepada Allah Ilmu yang dimiliki harus diimani dengan benar 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Kerja Filosof dan Anbiya’ Kerja Filosof: tidak menggarap hutan, tanah, laut, dll. tapi menggarap manusia. Sasarannya adalah otak, akal, pemikiran manusia. Kerja anbiya’: juga menggarap manusia, tapi bidangnya berbeda dari filosof. Sasarannya adalah hati manusia. Ma’rifatullah melalui akal belum final, tapi merupakan sarana tetapi itu semua tergantung hati manusia itu. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid 14
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Tempat ilmu adalah di akal yang ada di otak, sedangkan yang dikehendaki adalah bagaimana ilmu tersebut turun dan masuk ke hati. Kalau ma’rifat dengan ilmu saja, maka ahli kitab (taurat dan injil) mengenal nabi Muhammad SAW lebih daripada mengenal anak mereka sendiri (QS. Al Baqarah, 2:146) 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Iman dan Taqwa Digital (Nafi dan Itsbat) Era digital dimulai sejak ditemukannya bilangan biner yang tidak mengenal angka lain kecuali angka 0 dan 1, telah mengubah suatu zaman. Pada manusia, bilangan biner akan melahirkan peradaban manusia yang sangat tinggi yaitu manusia digital yang hanya mengenal angka 0 dan 1dalam berprinsip hidup. Angka 0 merupakan lambang kesucian hati dan fikiran, sedang angka 1 merupakan lambang ke-Esaan Tuhan Prinsip hidup manusia bahwa Laa (0) ilaaha, illallah (1), Dia-lah yang Maha Esa. Ini yang dinamakan era digital manusia yaitu era dimana manusia menjadi tulus ikhlas (0) karena berprinsip kepada Allah (1) dan tidak menuhankan yang lain (0), sehingga seluruh potensinya muncul luar biasa. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Seruan para Nabi dan Rasul diutus kepada manusia adalah sama yaitu, agar manusia hanya menghamban diri kepada Allah Inti ajakan para Nabi. Sesuai dengan fitrah manusia hanya bertuhankan Allah (QS Al A’raf : 172) yaitu menafikan segala macam ‘ilah’ dan menetapkan (itsbat) hanya kepada Allah. ‘Ilah’ adalah segala apa saja selain Allah yang dianggap bisa memenuhi hajat hidup manusia, menyelesaikan persoalan hidup, dan menghindarkan bahaya. Kata ‘ilah’ mempunyai pengertian yang sangat luas. Maka kata ini dipilih Allah sebagai kalimat thoyyibah (Laa ilaaha illallah). Iqrar ini bersifat komprehensif yang mencakup pengertian seluruh sifat-sifat Allah dengan asmaul husna-Nya. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Sebagai contoh : Allah Khaliq (Maha Pencipta). Laa Khaaliqa illallah (tidak ada yang bisa mencipta kecuali Allah) Allah Raaziq (Maha Pemberi Rizqi). Laa Raaziqa illallah (tidak ada yang bisa memberi rizqi kecuali Allah) Allah Maalik (Maha Memiliki/merajai/menjaga). Laa Maalika illallah (tidak ada yang merajai kecuali Allah) Berkata benar termasuk bagian dari taqwa. Orang berkata jujur termasuk ‘qaulan sadida’. Puncak qaulan sadida adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid Dalam rangka melatih dan membiasakan diri untuk membuang keyakinan yang salah serta memasukkan keyakinan yang benar kedalam hati “dibuat contoh” perlunya mengulang-ulang kalimat berikut. Misalnya tentang obat / dokter : Obat / dokter tidak bisa menyembuhkan Tetapi Allah-lah yang bisa menyembuhkan Untuk menyembuhkan, obat / dokter berhajat (minta pertolongan) Allah Sedang Allah untuk menyembuhkan tidak membutuhkan obat/dokter Allah bisa menyembuhkan dengan obat/dokter atau tanpa obat/dokter Laa ilaha illallah Begitu pula buatlah contoh-contoh lain dan diulang-ulang sehingga menyebabkan masuk kedalam hati. 4/10/2017 Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid