حَـــــــــلاَوَةُ الإِيْمَـــــــــانِ

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 4 BERPERILAKU TERPUJI
Advertisements

Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd.
TOLERANSI DALAM BERAGAMA
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Selamat Datang Wahai Tamu Yang Mulia
PERILAKU TERPUJI Standar Kompetensi: Membiasakan perilaku terpuji
AL QUR’AN Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang etos kerja
Iman Kepada Rasul Allah SWT
Khazanah C.i.n.t.a Yang Sebenarnya
مَحَبَّةُ اللهِ Cinta Allah.
Amanah dalam Perspektif Sunnah
Macam-Macam Sujud By: Kelompok 3 M.Aghitsni Mubarok(13)
BAB VI Oleh: Muhamad Fatoni,M.Pd.I. KEWAJIBAN ZAKAT عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ
Kendala dan Penyakit di jalan dakwah. عن ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar (65:2)
Adapun Hak Allah atas hambanya ialah agar mereka menyembahnya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun.
Qur’anic Campus. Mengapa Qur’anic Campus? Andalan Untuk Membangun Peradaban Keselamatan Dunia dan Akhirat.
PENGANTAR ILMU HADIS Oleh: Syakir Jamaluddin
Bab IV Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah dan Hamba Alloh SWT
PENGEMBANGAN MODEL KOMUNIKASI PENDIDIKAN ISLAM
OLEH: MUHAMAD FATONI,M.Pd.I BAB III. Allah Menilai Hati Manusia عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : ' إن الله لا ينظر إلى صوركم.
Menyongsong Momen Pergantian. Momen Pergantian  Apa yang dilakukan di saat ada momen pergantian?  Pergantian itu bisa pergantian kepemimpinan, pergantian.
Pendidikan Agama Islam Kelas 6
Bersumber dari: l&id_online=928 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah.
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Agama Islam Pertemuan ke-3.
Akhlaq Kepada Allah.
Perilaku beriman kepada Malaikat
MEMBENTUK ANAK YANG SHALEH
IMAN KEPADA QADHA dan QADAR
BERSAMA TATE QOMARUDDIN SUATU IRONI SETIAP ORANG YANG AKAN “MEMASUKI DUNIA BARU” SELALU MENDAPAT PELATIHAN BAGAIMANA DENGAN ORANG YANG MAU MEMASUKI (DUNIA.
BAB 2 AL QUR’AN Tentang ETOS KERJA HOME SK/KD PETA KONSEP MATERI
Bagaimana Islam Menginspirasi Sains? c) Sarana menanamkan akhlak Islami قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
Apa itu sains? science, any system of knowledge that is concerned with the physical world and its phenomena and that entails unbiased observations and.
HUKUM TRANSFER (BADAL) PAHALA HAJI DAN UMRAH
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi Dalam Islam
Sebab Mengumbar Pandangan
Nikah, Keluarga, dan Kelestarian Ummat Manusia
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي.
MENELADANI RASUL.
SUNNAH, HADIS, ATSAR, KHABAR
SYAHADAT Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat sering disebut.
AL-MUTA’ALI المتعالي Al-Muta’ali berarti Maha Tinggi
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”.
DEDIKASI DAN INTEGRITAS DA’I
Amal Jama’I (Gerakan bersama)
II DOKTRIN ISLAM Apa itu Islam? 30 Oktober 2004
Workshop Penulisan Makalah
MENUNTUT ILMU Pengertian Menuntut Ilmu
Beriman Kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul Bagaimana Mengimaninya dan Hikmah Mengimaninya Oleh: Tia Restu Rahmawati Febri Antoro
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL
Oleh: Rohmansyah, S.Th,I., M.Hum
Materi I AQIDAH Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Syakhshiyyah Islamiyyah Membangun Kepribadian Islami Muhammadun
PENTINGNYA AGAMA DAN USAHA AGAMA
فَضَائِلُ الدَّعْوَةِ
Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu
BAB 7 KONSEP KEKELUARGAAN DAN KEMASYARAKATAN
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
PERILAKU TERPUJI ADIL, RIDHA DAN AMAL SHALEH
KODE D.11.2 TAFSIR SURAT ASY-SYU’ARA 214 OBJEK PENDIDIKAN
Cinta yang membawa ke surga
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
Pendidikan Agama Islam Semester 1, 2 SKS
Kisah Teladan Nabi Ulul Azmi
PERJUANGAN ISLAMI; MISI KENABIAN SOLUSI PROBLEM UMMAT
Cinta yang membawa ke surga
BAB 6 : BERIMAN DENGAN RASUL ALLAH
BAB 5 KONSEP KEKELUARGAAN DAN KEMASYARAKATAN
Cinta yang membawa ke surga
Transcript presentasi:

حَـــــــــلاَوَةُ الإِيْمَـــــــــانِ Manisnya Iman

TIU Memahami setiap bahasan yang berhubungan dengan aqidah yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Menanamkannya dalam hati, membersihkannya dari setiap hal yang bisa menodainya dari hal yang bid’ah dan khurafat. Menguatkan hubungan seorang muslim dengan Rabbnya, berlandaskan Aqidah yang benar, yang sesuai dengan ajaran Ahlussnnah wal Jama’ah. Mengenal manhaj yang islami dalam mengatur hubungan manusia dengan alam semesta dengan berkeyakinan bahwa ia adalah bagian dari alam ini dan ia yang mendapat tugas sebagai khalifah di dalamnya. Memakmurkan alam semesta adalah sebagian dari tugasnya, sedangkan Allah sudah menundukkan dan menunjukkannya ke dalam jalan yang benar.

Kognitif Menjelaskan bagaimana seseorang dapat merasakan manisnya iman Menjelaskan bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah merasakan manisnya Iman Menjelaskan bahwa memprioritaskan kecintaan kepada Allah akan melahirkan persaan ridha Menjelaskan tiga hal yang dapat mewujudkan kesempurnaan iman

Psikomotorik Merasakan kelezatan iman dalam ketaatan, kesulitan dan kesusahan Semangat dalam beribadah, berdawah dan berjihad

Muqaddimah Tadabbur Ayat

At Taubah 24 قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ “Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)

تفسير القرآن العظيم وروى الحافظ الْبَيْهَقِيُّ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَوْذَبٍ قَالَ: جَعَلَ أَبُو أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ يَنْعَتُ لَهُ الْآلِهَةَ يَوْمَ بَدْرٍ وَجَعَلَ أَبُو عُبَيْدَةَ يَحِيدُ عَنْهُ فَلَمَّا أَكْثَرَ الْجَرَّاحُ قَصَدَهُ ابْنُهُ أَبُو عُبَيْدَةَ فَقَتَلَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَةَ لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ [المجادلة: 22] الآية (ابن كثير) 4:109

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ «1» : حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ زُهْرَةَ بْنِ مَعْبَدٍ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فقال: والله يَا رَسُولَ اللَّهِ لَأَنَّتْ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ» فَقَالَ عُمَرُ فَأَنْتَ الْآنَ وَاللَّهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «الْآنَ يَا عُمَرُ» انْفَرَدَ بِإِخْرَاجِهِ الْبُخَارِيُّ «2» (1) المسند 4/ 336. (2) كتاب الأيمان باب 3.

At Taubah 41 انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (41) “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.” (A-Taubah: 41)

تفسير القرآن العظيم أَمَرَ اللَّهُ تَعَالَى بِالنَّفِيرِ العام مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ غَزْوَةِ تَبُوكَ لِقِتَالِ أَعْدَاءِ اللَّهِ مِنَ الرُّومِ الْكَفَرَةِ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَحَتَّمَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ فِي الْخُرُوجِ مَعَهُ عَلَى كُلِّ حَالٍ فِي الْمَنْشَطِ وَالْمَكْرَهِ وَالْعُسْرِ وَالْيُسْرِ فَقَالَ انْفِرُوا خِفافاً وَثِقالًا. (ابن كثير) 4:137

وَفِي رِوَايَةٍ قَرَأَ أَبُو طَلْحَةَ سُورَةَ بَرَاءَةَ فَأَتَى عَلَى هَذِهِ الْآيَةِ انْفِرُوا خِفافاً وَثِقالًا وَجاهِدُوا بِأَمْوالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ أرى ربنا استنفرنا شيوخا وشبانا جَهِّزُونِي يَا بَنِيَّ، فَقَالَ بَنُوهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ قد غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى مَاتَ وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ حَتَّى مَاتَ وَمَعَ عُمَرَ حَتَّى مَاتَ فَنَحْنُ نَغْزُو عَنْكَ فَأَبَى فَرَكِبَ الْبَحْرَ فَمَاتَ فَلَمْ يَجِدُوا لَهُ جَزِيرَةً يَدْفِنُوهُ فِيهَا إِلَّا بَعْدَ تِسْعَةِ أَيَّامٍ فلم يتغير فدفنوه فيها. وَقَالَ السُّدِّيُّ قَوْلُهُ: انْفِرُوا خِفافاً وَثِقالًا يَقُولُ غَنِيًّا وَفَقِيرًا وَقَوِيًّا وَضَعِيفًا Abu Ayub berseru kepada anak-anaknya, “Jahhizuuny! Jahhizuuny!” siapkan peralatan perangku!. Anak-anaknya membujuk agar bapaknya tidak perlu berangkat untuk berjihad, karena usianya sudah udzur, cukup di wakilkan saja oleh anak-anaknya. Abu Ayyub menolak bujukan anak-anaknya seraya berkata : “ketahuilah wahai anak-anakku, yang dimaksud ayat tersebut adalah خِفَافًالَكُمْ وَثِقَالاً لٍي , ringan bagi kalian berat bagiku, beliaupun tetap berangkat dan menemukan syahidnya dalam perjalanan jihad tersebut.

حَـــــــــلاَوَةُ الإِيْمَـــــــــانِ Kajian Inti حَـــــــــلاَوَةُ الإِيْمَـــــــــانِ

1. Bagaimana seorang dapat merasakan manisnya iman ?

Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula manakala di dalam hatinya terdapat rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya, manisnya akan semakin dirasakan bila seseorang berusaha untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah, memperbanyak cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah swt.) dan menangkis hal-hal yang bertentangan dengan kecintaan Allah swt.

2. Apa buktinya bila seseorang telah merasakan manisnya Iman ?

Buktinya, ia akan selalu mengutamakan kecintaannya kepada Allah daripada mementingkan kesenangan dan kemegahan dunia, seperti bersenang-senang dengan keluarga, lebih senang tinggal di rumah ketimbang merespon seruan dakwah dan asyik dengan bisnisnya tanpa ada kontribusi sedikitpun terhadap kegiatan jihad di jalan Allah swt. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah : 24

Ridha Memprioritaskan kecintaan kepada Allah akan melahirkan perasaan ridha Bila seseorang senantiasa mengutamakan kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya, daripada kepentingan dirinya sendiri, maka akan lahirlah sikap ridha terhadap Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai din-nya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Keridhaannya itu dibuktikan dengan selalu menghadiri halaqahnya, terlibat dengan kegiatan dakwah di lingkungannya dan menginfakkan sebagian harta dan waktunya untuk kemaslahatan tegaknya agama Allah swt.

3. Bagaimana jika seorang telah ridha pada Allah dan RasulNya ?

Ar Ridha ilaLlahi wa Rasulihi Pertama, Ia akan merasakan “Istildzadz at-Thaa’ah”, lezatnya ketaatan kepada Allah swt., baik dalam shalatnya, tilawah Qur’annya, pakaian dan pergaulan islaminya, perkumpulannya dengan orang-orang shaleh dan keterlibatannya dalam barisan dakwah رَحِمَ الله ُنِسَاءَ اْلاَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَاتِ لَمَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِنَّ ”وَلْيَضْرِبْنَ مِنْ جَلاَ بِيْبِهِنَّ عَلَى جُيُوْ بِهِنَّ“ شَقَقْنَ مُرُوْطَهُنَّ فَلْيَخْتَمِرْنَ بِهَا  

Kedua, Ia juga akan merasakan “Istildzadz al-masyaqat”, lezatnya menghadapi berbagai kesulitan dan kesusahan dalam berdakwah. Kelelahan, keletihan, dan hal-hal yang menyakiti perasaannya akibat celaan orang karena menjalankan syariat Islam, atau bahkan mencederai fisiknya, semua itu semakin membuatnya nikmat dalam berdakwah. Semua inilah yang akan senantiasa melahirkan manisnya Iman. بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ)). (رواه البخاري ومسلم وهذا لفظ مسلم). عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً)) (رواه مسلم). Dari Anas ra, dari Nabi saw. bersabda, “Tiga perkara jika kalian memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. (Pertama) orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. (Kedua) agar mencintai seseorang semata-mata karena Allah swt. (Ketiga), tidak senang kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah swt, sebagaimana ketidak-senangannya dilempar ke dalam api neraka.” (HR Bukhar Muslim dengan redaksi Muslim) Dari Al-Abbas bin Abdil Muttalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah saw. bersabda, “Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)